Jika terjadi bencana alam, tidak ada satu orangpun yang dapat memperkirakan betapa besar akibat yang ditimbulkannya. Bisa ribuan nyawa melayang, puluahan ribu cidera ringan dan berat. Ribuan rumah dan kendaraan hancur. Demikian juga sarana publik dan bangunan komersial.
Walaupun sudah ada
teknologi yang dapat membantu memberikan sinyal akan terjadinya bencana
alam, namun kenyataannya masih banyak musibah yang luput dan pantauan. Ilmu manusia terbatas
dan rahasia alam masih banyak yang belum terungkap.
Di dalam industri
asuransi bencana alam juga disebut dengan istilah Acts of God. Tindakan tuhan.
Betul, karena bencana alam terjadi di luar kemampuan akal dan ikhtiar manusia.
Ia terjadi pada saat yang tidak diduga-duga. Ketika semuanya terlihat baik-baik
saja. Atau setelah antisipasi dan pencegahan sudah dilakukan secara maksimal.
Namun karena itu atas kehendak Tuhan, maka terjadilah.
Bencana alam hampir
setiap saat terjadi di berbagai belahan bumi ini. Indonesia negeri yang
terletak di kawasan “ring of fire” cincin api termasuk yang paling tinggi terjadinya resiko bencana alam. Berada di pertemuan tiga
lempengan bumi Indo-Australia, Eurosia dan Pasifik. Lempengan ini saling
menekan yang satu saat mengakibatkan terjadinya patahan mencadi pemicu terjadinya gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Meski sudah ada
berbagai program asuransi akan tetapi masyarakat masih belum mendapatkan
manfaat yang maksimal. Misalnya, jumlah penggantian yang diberikan tidak sesuai
dengan kerugian yang dialami. Waktu realiasi pembayaran klaim lama. Bahkan
sampai bertahun-tahun setelah kejadian. Biaya premi/iuran yang dibayarkan
relatif tinggi. Proses dan prosedur yang berbelit-belit. Sering tidak adanya
iktikad baik di dalam penyelesaian klaim. Polis asuransi yang tebal dan
persyaratannya yang rumit.
Bagaimana jika masalah-masalah
diatas sudah tidak ada lagi? Begitu terjadi kecelakaan perusahaan asuransi langsung
membayar pada hari itu juga. Proses penjaminannya sederhana, cukup dengan
mengisi formulir, jaminan asuransinya sudah berlaku. Demikian juga dari sisi
perusahaan asuransi dan reasuransi sebagai penjamin. Pembayaran premi langsung
diterima dan disalurkan kepada pihak reasuransi. Demikian sebaliknya jika
terjadi klaim, pembayaran dari perusahaan reasuransi juga langsung diterima dan
dibayarkan kepada peserta atau tertanggung.
Pada saat terjadinya bencana alam, ada kebutuhan yang lebih penting dari pada memperbaiki rumah, mengganti mobil dan lain-lain.
Perlu biaya selama mengunsi, biaya transportasi, sewa rumah, memberi peralatan yang rusak, biaya pengobatan dan lain-lain. Diperlukan dana yang disebut Disaster Crisis Cover.
Pada saat terjadinya bencana alam, ada kebutuhan yang lebih penting dari pada memperbaiki rumah, mengganti mobil dan lain-lain.
Perlu biaya selama mengunsi, biaya transportasi, sewa rumah, memberi peralatan yang rusak, biaya pengobatan dan lain-lain. Diperlukan dana yang disebut Disaster Crisis Cover.
Kini kondisi seperti
diatas sudah bisa direalisasikan. Ada program asuransi khusus yang dikelola
oleh BIRU sebuah platform khusus di
bidang Insuretech. Product asuransinya bernama Dasaster Crisis Assurance.
Semua proses asuransi
menjadi sangat mudah. Berikut ini system kerja BIRU.
1.
Block
Chain Technology
BIRU menggunakan teknologi blockchain
yang sudah terbukti sangat efektif dalam mengelola data dan transakti.
Blockchain adalah teknologi baru yang akan mengubah cara bertransaksi orang di
seluruh dunia. Diperkirakan dalam lima tahun ke depan sekitar 25% dari
transaksi bisnis di seluruh dunia akan menggunakan blockchain. Blockchain juga
dikenal dengan sebutan Distributed Ledger Technology (DLT).
2.
Smart
Contract
BIRU
menggunakan format perjanjian asuransi dalam bentuk Smart Contract. Tertanggung
cukup mengisi formulir permintaan secara online dengan hanya beberapa
pertanyaan saja. Setelah diverifikasi polis asuransi langsung terbit dalam
bentuk smart contract dan soft copy.
3.
Automatic
Payment Transfer
Pembayaran premi secara otomatis langsung
diproses oleh DLT dan disebar ke seluruh
pihak yang berkepentingan.
4.
Syariah
Compliance
Program BIRU berdasarkan syariah dengan akad Ijarah
5.
Parametric
Insurance
BIRU menggunakan parametric untuk
penentuan klaim. Parametric adalah angka-angka untuk membuktikan dan mengukur
terjadinya penyebab kecelakaan. Misalnya, jika terjadi gempa maka parametric
yang jadikan ukuran adalah laporan dari BMKG.
Jika menurut laporan BMKG rumah
terntanggung berada di dalam kawasan pusat gempa, maka secara otomatis BIRU akan melakukan pembayaran klaim
tampa menunggu hasil evaluasi dan survey dan raporan loss adjuster.
6.
BRU
Currency
Untuk perlindungan nilai premi akan digunakan BRU (bearing risk unit). Harga BRU sama
dengan harga emas. Jika saat ini harga 1 gram emas Rp. 500 ribu, maka nilai 1
BRU adalah Rp. 500 ribu.
BIRU
dikelola oleh PT Berbagi Resiko
Universal bekerjasama dengan perusahaan asuransi syariah terkemuka di
Indonesia.
0 comments:
Post a Comment