Khasiat Membaca Al Fatihah


Saya ingin membagikan pengalaman saya tentang mengamalkan khasiat surat Al Fatihah ini. Ibu mertua saya Chairani Habib usia 83 tahun menjalani operasi pemasangan pacu jantung. Beliau di rawat di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta antara tanggal 3 April sampai dengan 10 April 2012 lalu.  Alhamdulillah proses operasinya berjalan lancar. Nanum ada efek samping yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Satu hari pasca operasi, ibu mertua saya menggigau dan seperti orang yang kesurupan. Beliau ngoceh, berdiri di atas tempat tidur, mencabut semua kabel dan selang yang terpasang ditubuhnya. Beliau layaknya seperti orang "gila". Kami panik. Suster dan para perawat yang menjaganya juga  ikut panik. Tidak ada dokter jaga. Sehingga isteri saya dan seluruh keluarga sangat sedih dan khawatir. Karena perbuatan yang ditunjukkan oleh ibu kami itu sangat bertentangan dengan kebiasan beliau sehari-hari. Beliau seorang yang sabar, lemah-lembut dan tidak agresif. Apalagi di usia beliau yang sudah 83 tahun ini, kondisi beliau sebelum masuk rumah sakit sangat lemah. Jangankan untuk berlari-lari dan berdiri, berjalan lebih dari 10 langkah saja beliau sudah kepayahaan karena kondisi jantungnya sudah sangat lemah.

Perubahaan sikap beliau itu konon katanya akibat sampingan dari proses anestesi. Mungkin tindakan anestesi yang diberikan tidak pas. Pada hari pertama beliau berubah sikap seperti itu saya tidak bisa datang ke rumah sakit karena sedang berada di luar kota. Tapi saya dapat membayangkan betapa khawatirnya isteri saya menghadapi kondisi ibu yang seperti itu. Ia mulai putus-asa. "Kalau tahu seperti ini jadinya lebih baik ibu tidak dioperasi saja" katanya sambil menangis. Saya mencoba menenangkan hati isteri saya. 

Saya mulai memikirkan apa solusi untuk mengatasi sakit ibu. Saya jadi ingat hadis yang saya baca di mushola beberapa hari sebelumnya. Dalam hadis itu dikisahkan bahwa beberapa orang sahabat pergi berperang ke satu tempat dan mereka mendapati kepala suku sang musuh itu sedang mengalami sakit. Lalu salah seorang sahabat mencoba mengobatinya dengan membacakan surat Al Fatihah. Dan dengan izin Allah kepala suku itu sembuh. Setelah selesai perang, mereka melaporkan kepada Rasullullah tentang cara pengobatan yang mereka lakukan. Kata Rasulullah " ya Al Fatihah itu juga obat". 
Ibu mertua saya seorang yang sholeha. Beliau setiap  hari membaca Al-Quran. Bahkan di malam hari beliau masih bisa mengajarkan Al Quran kepada Bobby dan Nisya anak dan keponakan saya.

Begitu kembali ke Jakarta saya  langsung menuju ke rumah sakit. Saya bawa bacaan Al-Quran yang ada di dalam HP BB saya. Saya menyaksikan ibu berlaku persis seperti yang isteri saya sampaikan. Beliau bergerak, gelisah sambil "ngoceh" hal-hal yang tidak jelas. Sebentar-sebentar beliau minta turun dari tempat tidur. Duduk kemudian kami minta beliau tidur. Lalu tidur, belum satu menit beliau bangkit lagi atau menarik-narik pinggiran tempat tidur. 

Saya mulai menjalankan rencana saya. Langsung saya hidupkan bacaan Al-Quran As Syuadaish dari hp saya. Saya letakkan di bawah bantal agar beliau tidak memegangnya. Awalnya tidak terlihat reaksi dari beliau. Tiba-tiba beliau berkata "wah ibu belum sholat, ibu mau sholat dulu, ibu mau wudhu di luar saja" katanya sambil bangkit dan minta turun. Sementara bacaan Al Quran terus berkumandang di balik bantal. Sikap beliau terlihat mulai agak melunak. Kemudian saya bimbing ibu membaca Al Fatihah. Walau agak lama, akhirnya ibu mulai bisa melafaskan Al Fatihah. Awalnya sebagian saja tapi setelah beberapa kali beliau bisa membaca seluruhnya. Saya agak lega. Tapi setelah membaca beberapa kali, kembali beliau ingin bergerak dan "nyerocos" lagi. Kembali saya bimbing membaca Al Fatihah sambil saya mengusap kening beliau. Kadang saya ganti dengan membaca Istighfar, beliau bisa mengikuti. Ketika saya ajak beliau membaca surat Yassin beliau tidak bisa. 

Setelah hampir satu jam mendengarkan bacaan Al Quran dan melafaskan Al Fatihah ibu semakin tenang. Bahkan beliau mulai menguap pertanda beliau mulai mengantuk. Ini sangat luar biasa karena sudah hampir 24 jam ibu tidak tidur dan terus begerak dan berceloteh. Saya terus membacakan Al Fatihah. Setelah itu beberapa kali ibu menguap. Saya semakin senang, itu pertanda ibu sudah mulai rileks. Sambil menahan rasa kantuk dengan menopangkan dagu saya di dinding tempat tidur saya terus membimbing ibu membaca Al Fatihah. Saya hitung hampir 20 kali ibu menguap hingga akhirnya sekitar jam 12 malam beliau tertidur. Syukur Alhamdulillah ibu sudah rileks. Saya dan isteri sangat lega. Apalagi isteri saya yang sudah dari pagi berdiri terus-menerus di samping tempat tidur menjaga agar ibu tidak berlari-lari di dalam ruangan ICU itu.

Esok pagi ibu sudah benar-benar pulih dan normal. Beliau sudah  bisa sholat dan berdoa seperti semula. Suster dan pasien lain kagum melihat kondisi ibu. Ibu menjadi pasien pertama di ruangan itu yang sembuh dan diperbolehkan pulang esok harinya. 

Sejak kemarin ibu sudah kembali ke rumah. Kondisi fisik beliau sudah kuat, jauh lebih kuat dari sebelum operasi karena jantung beliau sekarang sudah bekerja secara normal. Darah telah mengelir mencapai bagian-bagian tubuh yang selama ini tidak cukup teraliri darah. 

Namun ada satu hal yang masih mengganjal. Penglihatan ibu menurun. Beliau tidak bisa membaca seperti sebelumnya. Tentu saja hal ini sangat menggangu karena ibu tidak bisa lagi membaca Al Quran, koran REPUBLIKA langganan kami atau buku-buku agama yang isteri saya sering belikan untuk ibu. Juga tidak bisa menonton TV, khususnya pengajian mama Dedeh.

Saya sedang berfikir untuk menjalankan terapi yang dilakukan oleh ustad Najjamuddin. Seorang ustad bertaraf internasional yang sangat paham dalam hal ilmu tafsir Al Quran. Beliau pernah mengatakan bahwa salah satu khasiat membaca Al Quran adalah penglihatan menjadi lebih terang. Bahkan beliau sekarang tidak lagi mengggunakan kacamata minus/plus yang selama ini beliau pakai. 

Semoga pengalaman saya diatas bermanfaat buat Anda. Kepada sahabat, keluarga, tetangga dan semua handai tolan yang sudah datang dan mendoakan atas kesembuhan ibu, atas nama keluarga saya ingin mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal.

Informasi ini dipersembahkan oleh:

lngrisk.co.id



Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: