Saya lebih dahulu mengenal Liverpool dari pada Manchester. Liverpoor saya kenal sebagai club sepak bola asal Inggris yang begitu digdaya pada tahun 80an. Pemberitaannya saya dapatkan dari koran dan radio. Ada nama-nama besar yang berasal dari Liverpool pada masa itu salah satunya Ian Rush yang menjadi legenda. Saya jatuh cinta kepada Mancherster United Fc mulai di era siaran langsung sepakbola di TV awal tahun 1990. Ketika David Beckham dan kawan-kawan memukau dunia dengan gaya permainan dan prestasinya. Sejak itu saya “putus” dan meninggalkan Liverpool dan hanya mencintai MUFC!. Hingga saat ini.
Dapat dibayangkan
betapa dahsyatnya gelora di dalam dada saya ketika tahu akhirnya saya bisa
sampai juga di Old Trafford. Stadiun keramat yang dikenal dengan nama Theatre of
Dream. Hampir setiap minggu saya pelotototin di depan tv. Setiap sudutnya saya
kenal. Yah, tapi baru sebatas bayangan. Tapi kini semuanya sudah
menjadi kenyataan...
Hari ketiga. Pagi ini kami sudah full
team. My son sudah sampai tadi malam. Kami benar-benar menikmati sarapan pagi
ini. Untuk sementara diet Keto saya minimalkan. Meski ada “polisi” isteri saya he he he
yang mengawasi tapi karena tidak ada pilihan saya dapat dispensasi untuk cheating
sedikit. Cuma kan roti dan cereal.
Seru juga mendengar
perjuangan my son sejak berangkat dari rumah hingga akhirnya bisa check in sendirian di hotel ini menunggu
kami kembali tadi malam. Whatever, my son luar biasa bisa mengatasi semua tantangan
itu. Sayang dia kehilangan kesempatan ikut tour di hari pertama dan kedua.
Selepas makan kami berjalan-jalan berdua di sekitar Windsor. Ternyata kemarin
sore my son sudah sempat berkeliling sendirian. Bahkan sudah nongkrong si Starbuck kesukaanya. Kami melewati di depan Istana Windsor.
Ada pengalaman yang
menarik di hotel Sofiter Gallery. Salah seorang karyawannya adalah seorang
wanita muda asal Timor Leste. Namanya saya lupa. Dia masih bisa berbahasa
Indonesia. Ia sudah bekerja disini selama 6 bulan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jam 9 pagi kami mulai
meninggalkan kawasan Windsor melalui Eton. Menuju arah utara menelusuri jalur
jalur M1 dan M6. Waktu tempuh kira-kira 5 jam. Awalnya kondisi jalan ramai dan
padat. Bus berjalan merayap terutama menjelang exit ke kota-kota kecil yang ada
di kiri kanan. Saya mencoba meperhatikan gaya orang Inggris berkendara. Jenis
dan type mobil yang mereka pakai. Sebagian besar jenis sedan. Beda dengan di
Indonesia, sebagian besar kita mengggunakan SUV dan Minubus. Kaca film mobil
hanya di bagian belakang, sementara di depan tidak dipasang. Mungkin ini
perutaruan pemerintah supaya wajah pengemudi bisa kelihatan.
Setelah beberapa jam perjalanan, karena bosan kami minta pengemudi untuk mencari setopan. Kami
keluar dari jalan tol ke tempat persinggahan yang cukup ramai. Ternyata di jalan tol di Inggris tidak ada setopan. Banyak sekali
bus yang berhenti disini. Ada restoran dan tempat belanja. Tapi yang saya cari
adalah toilet. Ketika kami keluar udara masih terasa sangat dingin.
Sekitar jam 3an kami
sampai di kota Liverpool.Mulai terlihat gadung dan bangunan yang didominasi warna merah dan coklat. Jalan-jalannya tidak terlalu lebar. Di kiri kanan
ada pertokoan dengan arstiktur lama.
Selepas dari jalan
utama kami berbelok ke arah kiri menuju Grove street, setelah beberapa meter
berbelok lagi ke kiri melewati kawasan kampus Liverpool University yang terkenal
itu. Kampus sangat luas. Tujuan kami adalah restoran Jepang Sapporo Tepanyaki yang terletak di Dukes Street.
Begitu keluar dari bus
kami disambut dengan hujan rintik-rintik dan hembusan udara dingin. Kami
bergegas masuk ke dalam restoran. Saya mampir dulu ke rest room. Kami duduk di
dua meja yang berbeda.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tak lama kemudian chef
dan juru masak datang dan menyapa kami. Sambil memotong-motong daging sayur dia
mulai beraksi dengan berbagai gaya yang menggelikan. Bahkan ada beberapa rekan
yang tertawa terpingkal dan terbahak melihat ulah para chef ini. Lumayan, sangat
menghibur setelah 5 jam berada dalam bus. Ternyata para chef ini berasal dari
Thailand bukan orang Jepan seperti yang saya kira. Karena sudah lapar, saya
makan banyak disini. Apalagi makannya enak-enak semua.
Selesai makan kami
menuju ke kawasan Port of Liverpool di sebelah utara.Kira-kira 10 menit
perjalanan. Disinilah terdapat bangunan Albert Dock yang terkenal sebagai
gudang barang-barang yang di export ke seluruh Eropah dan Amerika. Ini terjadi
sampai akhir tahun 60an ketika jalur perdagangan antara benua Eropa dan Amerika
melalui laut Atlantik mendoninasi perdagangan dunia. Kini pelabuhan Liverpool
sepi karena perdangan dunia kini didominasi melalui Samuder Pasifik dan
Samudera India.
Setelah sampai kami
menuju ke The Beatle Museum. Disilah awalnya group musik The Beatle yang
terkenal itu memulai pertunjukkanya. Mereka mulai manggung disini sebelum pindah ke Amerika. Kami
diperlihatkan panggung, ruangan, alat musik dan semua peralatan yang digunkan
oleh Jhon Lennon dan rekan-rekannya 50 tahun lalu.
Setelah satu jam kami
mulai meninggalkan kawasan Albert Dock menuju ke Manchester berjarak sekitar 50
km di sebelah timur. Kami melewati kawasan yang relatif baru. Terlihat banyak
gedung-gedung baru hotel, perkantoran dan pusat perbelanjaan. Kini Liverpool
tidak lagi menjadi pusat ekonomi andalan sejak industri perkapalan menurun.
Tingkat kehidupan juga tidak begitu tinggi. Banyak pengangguran dan juga
imigran.
Pada saat kami bergerak
menuju ke kota Manchester, di Manchester sendiri terjadi “perang saudara” yang
sangat seru antara Manchester City dan Manchester United bermain di Etihad
stadium kandang Manchester City. Saya dan Kevin sesama pencinta sejati MU
mengikuti via internet. MU tertinggal lebih dahulu. Suasana semakin tegang.
Tapi akhirnya pertandingan dimenangkan oleh MU dengan skor 3-2. Mengakhir
dominasi City selama beberapa tahun terakhir ini. Yes...
Kami sampai di hotel Holiday Inn di City Center Manchester bertepan dengan kedatang rombongan penonton derby MU dan City pulang dari stadiun. Terlihat sekali pendukung City dengan jersy biru berjalan terhuyung-huyung tak bersemangat. Mereka mengingat di hotel Holiday Inn juga. Kebanyakan mereka berasal dari Thailand. Sebagai dari kami ada yang langsung berangkat menuju ke stadion Etihad meski pertandingan sudah usai.
Sebenarnya malam itu masih ada
satu acara lagi yaitu makan malam Refiney Spinningfields tapi saya dan isteri
memilih untuk tidak pergi. Kami masih kenyang.
Setelah sarapan enak,
kami langsung berkemas dan mengangkat barang ke dalam bus. Kami check out pagi
ini juga sebelum melanjutkan city tour dan berkunjung ke stadion Old Trafford.
Kami berputar-putar kota Manchester melewati Chathedral besar, kantor-kantor
pemerintahan, kampus University of Manchester, stadion tempat terjadinya
kecelakaan terorisme ketika konser Arianne Grande tahun lalu. Mampir (cuman mampir..)
ke stadion Etihad milik Manchester City. Melewati apartemen mewah milik Pep
Guardiola.
Sesuai jadwal, kami mendapat
giliran menjadi tamu istimewa Manchester United mulai pukul 10.30 Jam 10 kami
sudah berada di kawasan parkir Old Trafford. Dari kejauhan terlihat bangunan
megah yang menjadi dambaan jutaan orang pencita bola di seluruh dunia. Stadion
terbesar di seluruh Inggris dan di Eropah.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami mulai masuk
stadiun dari gerbang Sir Alex Ferguson stand. Melewati musium dari seluruh trophy
dan piala yang diraih oleh MU. Di dalam sudah ada beberapa petugas yang akan
mendampingi kami selama tour di Old Trafford ini. Mereka mencertikan
seluk-beluk mengenai stadiun.
Kami ajak duduk di
bangku penonton seolah-olah sedang menyaksikan pertandingan. Berfoto-foto.
Kemudian kami pindah ke sisi sebelah yang lain dekat dengan dengan tempat duduk
pelatih dan pemain cadangan. Kami pun diajak ke ruangan pemaian atau dressing
room ketika pemain ganti baju dan beristirahat. Terbayang oleh saya cerita
David Beckahm di lempari sepatu oleh Sir Alex Perguson di ruang ini. Kemudian
kami diajak menelusuri lorong pemain dari ruang ganti menuju ke lapangan.
Seolah-olah kami adalah pemain yang sedang siap-siap untuk bertanding. Hmm...
Puas dan bangga karena
akhirnya saya berhasil mewujudkan cita-cita saya “berkunjung ke Old Trafford”
Setelah lelah
berkeliling Old Trafford kami menuju ke pusat kota Manchester untuk makan
siang. Kali ini kami makan di restoran Thailand, Try Thai Restaurant. Bus
parkir di dekat Charlton Steet, kami berjalan kaki melewati China Town. Warna
dan rasa Asia terasa hadir disini.
Makanan yang disediakan
sangat khas Asia sekali, lumyan bisa melepas rindu dengan makanan di tanah air. Sebenarnya
kami sendiri membawa rendang sebagai makanan tambahan. Tapi kami tidak bisa
menyajikannya karena hampir semua restoran yang kami singgahi tidak memperbolehkan membawa
makan dari luar mungkin juga karena makanan yang disediakan sudah cukup banyak dan enak.
Barangkali ASM tidak ingin kami repot-repot membawa makanan khas dari tanah air, ASM
mencarikan restoran yang pasti kami suka.
Dengan perut kenyang
kami mulai meninggalkan kota Manchester. Kota dengan kombinasi antara bangunan lama dengan bangunan moderen. Banyak industri baru yang sedang berkembang antara lain teknologi, informasi
dan financial. Ada Manchester University dengan ratusan ribu mahasiswa yang
berasal dari berbagai negara. Banyak turis yang datang terutama penggemar MU
dan City. Setiap minggu minimal ada 1 rombongan turis dari Indonesia mampir
kesini. Ekonomi Manchester saat ini sangat baik mengundang banyak investor dan
turis untuk datang.
Kami akan melanjutkan perjalanan ke Edinburgh, Skotlandia.
Kami akan melanjutkan perjalanan ke Edinburgh, Skotlandia.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
0 comments:
Post a Comment