Manchester dan Liverpool


Ini tulisan saya yang ke 2 dari perjalanan saya ke Inggris antara 4 s/d 14 April 2018

Saya lebih dahulu mengenal Liverpool dari pada Manchester. Liverpoor saya kenal sebagai club sepak bola asal Inggris yang begitu digdaya pada tahun 80an. Pemberitaannya saya dapatkan dari koran dan radio. Ada nama-nama besar yang berasal dari Liverpool pada masa itu salah satunya Ian Rush yang menjadi legenda. Saya jatuh cinta kepada Mancherster United Fc mulai di era siaran langsung sepakbola di TV awal tahun 1990. Ketika David Beckham dan kawan-kawan memukau dunia dengan gaya permainan dan prestasinya. Sejak itu saya “putus” dan meninggalkan Liverpool dan hanya mencintai MUFC!. Hingga saat ini. 

Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya gelora di dalam dada saya ketika tahu akhirnya saya bisa  sampai juga di Old Trafford.  Stadiun keramat yang dikenal dengan nama Theatre of Dream. Hampir setiap minggu saya pelotototin di depan tv. Setiap sudutnya saya kenal. Yah, tapi  baru sebatas bayangan. Tapi kini semuanya sudah  menjadi kenyataan... 

Hari ketiga. Pagi ini kami sudah full team. My son sudah sampai tadi malam. Kami benar-benar menikmati sarapan pagi ini. Untuk sementara diet Keto saya minimalkan. Meski ada “polisi” isteri saya he he he yang mengawasi tapi karena tidak ada pilihan saya dapat dispensasi untuk cheating sedikit. Cuma kan roti dan cereal. 
Seru juga mendengar perjuangan my son sejak berangkat dari rumah hingga akhirnya bisa check in sendirian di hotel ini menunggu kami kembali tadi malam. Whatever, my son luar biasa bisa mengatasi semua tantangan itu. Sayang dia kehilangan kesempatan ikut tour di hari pertama dan kedua. Selepas makan kami berjalan-jalan berdua di sekitar Windsor. Ternyata kemarin sore my son sudah sempat berkeliling sendirian. Bahkan sudah nongkrong si Starbuck kesukaanya. Kami melewati di depan Istana Windsor. 

Ada pengalaman yang menarik di hotel Sofiter Gallery. Salah seorang karyawannya adalah seorang wanita muda asal Timor Leste. Namanya saya lupa. Dia masih bisa berbahasa Indonesia. Ia sudah bekerja disini selama 6 bulan. 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang dengan biaya ringan.   Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan konsultan asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera ke 081283987016 sekarang juga
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Image result for sofitel gallery windsor

Jam 9 pagi kami mulai meninggalkan kawasan Windsor melalui Eton. Menuju arah utara menelusuri jalur jalur M1 dan M6. Waktu tempuh kira-kira 5 jam. Awalnya kondisi jalan ramai dan padat. Bus berjalan merayap terutama menjelang exit ke kota-kota kecil yang ada di kiri kanan. Saya mencoba meperhatikan gaya orang Inggris berkendara. Jenis dan type mobil yang mereka pakai. Sebagian besar jenis sedan. Beda dengan di Indonesia, sebagian besar kita mengggunakan SUV dan Minubus. Kaca film mobil hanya di bagian belakang, sementara di depan tidak dipasang. Mungkin ini perutaruan pemerintah supaya wajah pengemudi bisa kelihatan. 

Setelah beberapa jam perjalanan, karena bosan kami minta pengemudi untuk mencari setopan. Kami keluar dari jalan tol ke tempat persinggahan yang cukup ramai. Ternyata di jalan tol di Inggris tidak ada setopan.  Banyak sekali bus yang berhenti disini. Ada restoran dan tempat belanja. Tapi yang saya cari adalah toilet. Ketika kami keluar udara masih terasa sangat dingin. 

Sekitar jam 3an kami sampai di kota Liverpool.Mulai terlihat gadung dan bangunan yang didominasi  warna merah dan coklat. Jalan-jalannya tidak terlalu lebar. Di kiri kanan ada pertokoan dengan arstiktur lama. 

Selepas dari jalan utama kami berbelok ke arah kiri menuju Grove street, setelah beberapa meter berbelok lagi ke kiri melewati kawasan kampus Liverpool University yang terkenal itu. Kampus sangat luas. Tujuan kami adalah restoran Jepang Sapporo Tepanyaki yang terletak di Dukes Street.
Begitu keluar dari bus kami disambut dengan hujan rintik-rintik dan hembusan udara dingin. Kami bergegas masuk ke dalam restoran. Saya mampir dulu ke rest room. Kami duduk di dua meja yang berbeda. 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang dengan biaya ringan.   Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan konsultan asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera ke 081283987016 sekarang juga
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tak lama kemudian chef dan juru masak datang dan menyapa kami. Sambil memotong-motong daging sayur dia mulai beraksi dengan berbagai gaya yang menggelikan. Bahkan ada beberapa rekan yang tertawa terpingkal dan terbahak melihat ulah para chef ini. Lumayan, sangat menghibur setelah 5 jam berada dalam bus. Ternyata para chef ini berasal dari Thailand bukan orang Jepan seperti yang saya kira. Karena sudah lapar, saya makan banyak disini. Apalagi makannya enak-enak semua.
Selesai makan kami menuju ke kawasan Port of Liverpool di sebelah utara.Kira-kira 10 menit perjalanan. Disinilah terdapat bangunan Albert Dock yang terkenal sebagai gudang barang-barang yang di export ke seluruh Eropah dan Amerika. Ini terjadi sampai akhir tahun 60an ketika jalur perdagangan antara benua Eropa dan Amerika melalui laut Atlantik mendoninasi perdagangan dunia. Kini pelabuhan Liverpool sepi karena perdangan dunia kini didominasi melalui Samuder Pasifik dan Samudera India. 

Setelah sampai kami menuju ke The Beatle Museum. Disilah awalnya group musik The Beatle yang terkenal itu memulai pertunjukkanya. Mereka mulai manggung disini sebelum pindah ke Amerika. Kami diperlihatkan panggung, ruangan, alat musik dan semua peralatan yang digunkan oleh Jhon Lennon dan rekan-rekannya 50 tahun lalu. 
Related image


Setelah satu jam kami mulai meninggalkan kawasan Albert Dock menuju ke Manchester berjarak sekitar 50 km di sebelah timur. Kami melewati kawasan yang relatif baru. Terlihat banyak gedung-gedung baru hotel, perkantoran dan pusat perbelanjaan. Kini Liverpool tidak lagi menjadi pusat ekonomi andalan sejak industri perkapalan menurun. Tingkat kehidupan juga tidak begitu tinggi. Banyak pengangguran dan juga imigran. 

Pada saat kami bergerak menuju ke kota Manchester, di Manchester sendiri terjadi “perang saudara” yang sangat seru antara Manchester City dan Manchester United bermain di Etihad stadium kandang Manchester City. Saya dan Kevin sesama pencinta sejati MU mengikuti via internet. MU tertinggal lebih dahulu. Suasana semakin tegang. Tapi akhirnya pertandingan dimenangkan oleh MU dengan skor 3-2. Mengakhir dominasi City selama beberapa tahun terakhir ini. Yes...
Image result for manchester city vs manchester united 2018

Kami sampai di hotel Holiday Inn di City Center Manchester bertepan dengan kedatang rombongan penonton derby MU dan City pulang dari stadiun. Terlihat sekali pendukung City dengan jersy biru berjalan terhuyung-huyung tak bersemangat. Mereka mengingat di hotel Holiday Inn juga. Kebanyakan mereka berasal dari Thailand. Sebagai dari kami ada yang langsung berangkat menuju ke stadion Etihad meski pertandingan sudah usai. 

Sebenarnya malam itu masih ada satu acara lagi yaitu makan malam Refiney Spinningfields tapi saya dan isteri memilih untuk tidak pergi. Kami masih kenyang. 
Setelah sarapan enak, kami langsung berkemas dan mengangkat barang ke dalam bus. Kami check out pagi ini juga sebelum melanjutkan city tour dan berkunjung ke stadion Old Trafford. Kami berputar-putar kota Manchester melewati Chathedral besar, kantor-kantor pemerintahan, kampus University of Manchester, stadion tempat terjadinya kecelakaan terorisme ketika konser Arianne Grande tahun lalu. Mampir (cuman mampir..) ke stadion Etihad milik Manchester City. Melewati apartemen mewah milik Pep Guardiola. 
Sesuai jadwal, kami mendapat giliran menjadi tamu istimewa Manchester United mulai pukul 10.30 Jam 10 kami sudah berada di kawasan parkir Old Trafford. Dari kejauhan terlihat bangunan megah yang menjadi dambaan jutaan orang pencita bola di seluruh dunia. Stadion terbesar di seluruh Inggris dan di Eropah. 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang dengan biaya ringan.   Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan konsultan asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera ke 081283987016 sekarang juga
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami mulai masuk stadiun dari gerbang Sir Alex Ferguson stand. Melewati musium dari seluruh trophy dan piala yang diraih oleh MU. Di dalam sudah ada beberapa petugas yang akan mendampingi kami selama tour di Old Trafford ini. Mereka mencertikan seluk-beluk mengenai stadiun. 

Kami ajak duduk di bangku penonton seolah-olah sedang menyaksikan pertandingan. Berfoto-foto. Kemudian kami pindah ke sisi sebelah yang lain dekat dengan dengan tempat duduk pelatih dan pemain cadangan. Kami pun diajak ke ruangan pemaian atau dressing room ketika pemain ganti baju dan beristirahat. Terbayang oleh saya cerita David Beckahm di lempari sepatu oleh Sir Alex Perguson di ruang ini. Kemudian kami diajak menelusuri lorong pemain dari ruang ganti menuju ke lapangan. Seolah-olah kami adalah pemain yang sedang siap-siap untuk bertanding. Hmm...
Puas dan bangga karena akhirnya saya berhasil mewujudkan cita-cita saya “berkunjung ke Old Trafford” 


Setelah lelah berkeliling Old Trafford kami menuju ke pusat kota Manchester untuk makan siang. Kali ini kami makan di restoran Thailand, Try Thai Restaurant. Bus parkir di dekat Charlton Steet, kami berjalan kaki melewati China Town. Warna dan rasa Asia terasa hadir disini. 

Makanan yang disediakan sangat khas Asia sekali, lumyan  bisa melepas rindu dengan makanan di tanah air. Sebenarnya kami sendiri membawa rendang sebagai makanan tambahan. Tapi kami tidak bisa menyajikannya karena  hampir semua restoran yang kami singgahi tidak memperbolehkan membawa makan dari luar mungkin juga karena makanan yang disediakan sudah cukup banyak dan enak. Barangkali ASM tidak ingin kami repot-repot  membawa makanan khas dari tanah air, ASM mencarikan restoran yang pasti kami suka.

Dengan perut kenyang kami mulai meninggalkan kota Manchester.  Kota dengan kombinasi  antara bangunan lama dengan bangunan moderen.  Banyak industri baru yang sedang berkembang antara lain teknologi, informasi dan financial. Ada Manchester University dengan ratusan ribu mahasiswa yang berasal dari berbagai negara. Banyak turis yang datang terutama penggemar MU dan City. Setiap minggu minimal ada 1 rombongan turis dari Indonesia mampir kesini. Ekonomi Manchester saat ini sangat baik mengundang banyak investor dan turis untuk datang. 

Kami akan melanjutkan perjalanan ke Edinburgh, Skotlandia. 
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang dengan biaya ringan.   Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan konsultan asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera ke 081283987016 sekarang juga
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: