Tulisan ketiga dari perjalanan saya ke Inggris antara 4 - 14 April 2018
Jam 1 siang kami langsung menuju ke luar dari kota Manchester menuju ke Edinburgh. Masuk ke jalur tol M6. Dengan
perut kenyang, jalan lurus dan pemandangan di kiri-kanan padang rumput dan
perbukitan berwarna hijau membuat mata cepat ngantuk. Akhirnya sebagian kamipun
tertidur pulas.
Untuk mengatasi
kebosanan, sopir mengambil exit di Gretna Green tempat yang sangat terkenal di
jaman dahulu. Disini terdapat tempat singgah berupa restoran dan hotel. Gretna
dikenal sebagai tempat pelarian pasangan muda-mudi di jaman kerajaan dahulu. Karena terbentur dengan peraturan gereja, banyak pasangan yang tidak
diperbolehkan menikah di kampung mereka. Sebagai jalan keluar mereka melarikan diri kesini untuk dinikahkan. Kami beristirahat di sini sekitar 1 jam sambil
menikmati secangkir kopi dan mencari oleh-oleh khas Gretna.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah beberapa jam
perjalanan, sopir memberi tahu bahwa kita sudah memasuki wilayah Skotlandia salah
satu bagian kerajaan dari United Kingdom. Kami exit dari jalan tol bebelok ke
kanan memasuki jalan biasa yang sempit. Seperti kita berkendara di jalan
propinsi di Indonesia. Melawati hamparan tanah kosong dan padang rumput hijau.
Jarang sekali terlihat rumah dan bangunan apalagi manusia. Kosong dan sepi.
Kami sempat melewati kawasan yang masih menyisakan salju. Kami berhenti sejenak
memberi kesempatan kepada peserta yang belum pernah bersentuhan dengan salju.
Sore hari kami sudah
memasuki kota Edinburgh. Cukup besar, mungkin sama dengan kota
Manchester besarnya. Bangunanan rata-rata bangunan lama berwarna, merah, coklat
dan gelap. Ini kota sejarah masa lalu Skotlandia.
Sebelum check in ke
hotel kami makan malam di restoran Time4Thai resotoran. Menunya enak dan khas
Asia. Sama dengan restoran Thai yang di Manchester, semua pegawai dan pelayanan
adalah orang Thailand asli. Saya membayangkan betapa banyaknya orang Thailand
yang bekerja di luar negeri di ribuan restoran yang tersebar di
seluruh dunia. Saya terus membayangkan jika saja, seandainya ada restoran
Padang atau masakan Minang dengan menu rendangnya satu saat juga bisa seperti
ini. Potensi pasarnya sangat besar. Jutaan orang Indonesia kini bepergian ke
luar negeri setiap tahun. Belum lagi bangsa lain penyuka masakan Minang, sangat
banyak sekali. Yah, semoga ada pengusaha Minang yang segera memanfaatkan
peluang ini. Kira-kira ada ga' yah..?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami check in di The Glass House Bouitiqie Hotel tak jauh dari restoran. Kamarnya sangat bagus.
Kasurnya empuk sekali, selimutnya tebal, putih dan wangi. Inilah hotel yang
paling mewah kamarnya yang pernah saya nikmati.
Acara utama kami di
hari kedua adalah bekunjung ke Edinburgh Castle. Bangunan yang dibangun sejak
ratusan lalu dan termasuk warisan dunia menurut UNESCO. Karena bus tidak bisa
masuk ke kawasan castle, kami berjalan kami lebih kurang sejauh 1 km melalui
Royal Mile, terus Esplanade sebelum measuki kawasan castle.
Terlihat betapa
kokohnya bangunan ini. Terdiri dari
beberapa gedung, ruangan dan jalur yang sudah digunakan sejak ratusan tahun
lalu. Menggambarkan perjuangan bangsa Skotlandia menghadapi tantangan penjajah.
Sebelum sampai di
kawasan Edinburgh castel kami mampir dulu ke St. Chatedral, Edinbrugh
university.
Salah satu yang saya
tangkap dari local guide kami bahwa di dalam jiwa bangsa Skotlandia masih ada
rasa dendam kesumat yang tidak pernah hilang terhadap orang England. Mereka
merasa masih berada di dalam penjajahan. Mereka ingin bebas. Saya tidak pernah
tahu mengenai hal ini. Menurut saya salama ini semua kerajaan yang berada di
dalam United Kingdom sudah berdamai. Beberapa tahun lalu memang pernah ada
pemberontakan di Irlandia oleh IRA tapi sekarang sudah tidak ada lagi.
Kami makan siang di
Amber Restaurant di jalan menuju castle. Setelah makan kami melihat-lihat toko
souvenier di Esplande menuggu jadwal melihat proses pembuat scoth whisky. Saya
tidak ikut. Saya mengantar my son ke Sturbuck untuk membeli tempat air minum yang
bertuliskan Edinburgh yang dipesan oleh temannya.
Menjelang jam 4 sore
kami menuju pusat kota untuk shopping di kawasan St. Andrew Square. Setelah
keluar-masuk toko tidak ada yang kami beli. Tidak cocok model dan harganya.
Lagi pula kami merencanakan untuk belanja nanti di London sebelum pulang. Kami akan makan malam di restoran Amarone di kawasan ini juga, sambil menunggu kami
berkeliling dan hujanpun turun. Kami berpencar mencari tempat berteduh. Saya dan my son
berteduh di halte kereta sambil melihat penumpang turun-naik.
Meski jadwal makan
malam kami di resotoran Amarone mulai jam 7, tapi kami sudah boleh masuk jam
5an. Lumayan bisa berteduh sambil menikmati secangkir coffee dan kue-kue enak
sekalian menunggu teman-teman yang lain.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hidangan makan malam di
Amarone ternyata banyak sekali. Banyak sekali makanan yang tersisa, apalagi kami baru saja selesai
makan siang beberapa jam sebelumnya.
Kembali ke hotel untuk
menikmati tidur di kamar yang mewah. Besok pagi sekali kami akan berangkat ke
London naik kereta api. Bagasi kami tetap akan diangkut ke hotel kami di London menggunakan bus.
Selepas sarapan kami
bergegas menuju stasiun kereta Waverly Train Station sekitar 15 menit dari
hotel. Udara sangat dingin. Meski sudah mengenakan jaket dua lapis tapi tidak
mempu menghangatkan tubuh. Kami sempat menunggu sekitar 20 menit higga kereta
Virgin Train milik pengusaha sukses dan terkenal asal Inggris Richard Brenson. Setelah
saya cek di internet ternyata harga tiketnya sekitar 200 pound! Atau sekitar 4
juta rupiah/orang... ck ck ck.
Kami berada di dalam
satu gerbong di first class. Ada meja dengan kursi berhadapan untuk empat orang, dikiri dan
kanan lorong. Ada Wifi, welcome drinks, coffee, tea, sarapan dan makan siang
gratis. Pada saat menu makan siang mata saya terpana dengan tulisan RENDANG!.
What? Ada rendang di kereta mewah ini, are you kidding? Kata saya. Ternyata
benar. Mereka menyediakan pilihan hidangan rendang. Saya begitu bangga, karena
masakan khas asal kampung saya di Payakumbuh berjarak 12,000 km dari Ediburgh
kini benar-benar sudah mendunia. Menjadi makanan kesukaan orang sejagat. Setelah
saya coba, ternyata rasanya masuh jauh, jauh panggang dari api.
Sebelum berangkat saya
dan beberapa orang sepupu sudah membuat rencana untuk memproduksi rendang asli
asal Payakumbuh untuk diexport. Persiapan awal sudah dimula dengan membentu
usaha AGRO LIMA. Moment ini menjadi bahan bakar semangat agar kami segera
merealisasikan.
Virgin train menelusuri
pantai timur Inggris. Setelah melewati padang rumput yang hijau
dikiri-kanan, kami melewati pedesaan. Menjelajahi kota kecil dan
tengah kota-kota besar. Newastle, Durham, Middleborughs, Leeds, Nottingham, Cambridge
dan masuk ke kota London dari bagian utara. Beberapa saat sebelum kereta sampai
di King Cross station saya sempat melihat Emirates Stadium milik Arsenal yang
berapa di samping rel kereta.
Menjelang jam tiga sore
kami sudah ke luar dari stasiun King Cross, disana sudah menunggu bus yang akan
mengantar kami berkeliling kota London hingga tengah malam. Sore itu udara
cerah, sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Sasaran pertama kami adalah
Picadilly kawasan tempat berbelanja dan minuh teh khas Inggris afternoon tea.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah makan malam dan check in di hotel Churchill Hyatt Regency London The Churchill di kawasan Portman Square private park. Begitu masuk ke kamar semua tas dan bagasi sudah berada di dalamnya. Hmm.. cepat juga sampai dari Edinburgh. Setelah sholat saya langsung tertidur diatas kasur empuk dan selimut tebal.
0 comments:
Post a Comment