Kamis tanggal 16 November
2017 lalu kembali Majalah Media Asuransi menyelenggarakan Indonesia Insurance
Outlook 2018. Bertempat di hotel Le Meridien Jakarta dihadiri oleh pejabat dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bapak Riswinandi, Kepala Eksekutif Pengawas
Industri Keuangan Non-Bank Merangkap Anggota Dewan Komisioner dan beberapa
perjabat lainnya.
Acara dihadiri oleh bankir,
direktur perusahaan pembiayaan, ketua dan pengurus asosiasi perusahaan asuransi
antara lain AAUI, AAJI, APPARINDO, APKAI, AAISI dan lain-lain. Hadir pula direktur
dan pimpinan perusahaan-perusahaan asuransi lainnya.
Informasi yang
disampaikan di acara ini akurat dan sangat berguna untuk mengevaluasi kinerja
industri asuransi Indonesia selama
periode sebelumnya dan sekaligus melihat akan seperti apa peluang pertumbuhan
di tahun 2018.
ASURANSI
SYARIAH
Jumlah perusahaan
asuransi yang beroperasi secara syariah saat ini berjumlah 68 perusahaan.
Terdiri dari 26 asuransi umum, 28 asuransi jiwa, 3 reasuransi syariah, 10 pialang
reasuransi syariah dan 1 perusahaan
penilai syariah.
Dibandingkan dengan
asuransi konvesional, porsi asuransi syariah masih kecil. Sejak tiga tahun terakhir
ini asuransi syariah terhadap konvesional adalah, tahun 2014 5,97%, 2015 5,24%
dan tahun 2016 5,86%
Dari segi asset
asuransi syariah menunjukkan pertumbuhan
positif dimana pada tahun 2014 sebesar 4,52%, tahun 2015 sebesar 5,16% dan
tahun 2016 menjadi sebesar 6,22%.
Untuk mengejar tingkat pertumbuhan
yang signifikan, Industri asuransi syariah Indonesia masih menghadapi berbagai
macam tantangan. Antara lain jumlah sumber daya manusia yang menguasai prinsip
syariah masih terbatas.
Dukungan permodalan,
persyaratan dan peraturan dari Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) adalah tantangan lain
yang perlu dipenuhi oleh perusahaan asuransi syariah.
Potensi asuransi
syariah di Indonesia untuk berkembang besar sangat terbuka. Ada sekitar 87% penduduknya
beragama Islam yang siap untuk digarap.
Untuk berkembang lebih pesat, diperlukan terobosan
dan ide baru. Melalui teknologi informasi termasuk Financial Technology,
pendekatan agama, dikombinasikan dengan konsep wakaf, zakat dan lain-lain, dan
tentunya dikukung oleh sumber daya yang berkualitas yang rela berjihad, in sya
Allah industri asuransi syariah Indonesia bisa berjaya.
Untuk keterangan lebih
lanjut dapat dibaca lampiran berikut ini:
0 comments:
Post a Comment