Akhirnya saya bisa juga menonton film My Name Is Khan (MNIK) salah satu film yang paling fenomenal dalam 2 bulan terakhir ini. Film produksi Bollywood ini menjadi salah satu film yang berhasil mengguncang dunia. Film ini tidak hanya laku keras di India tapi hampir di seluruh dunia, Asia, Erpopah, Amerika, Afrika dan Australia pada saat pemutaran perdananya awal February 2010 lalu. Hingga saat ini sudah lebih dari USD 100,000,000 hasil penjulan tiketnya.
Saya menonton MNIK setelah "ditodong" oleh isteri saya tadi malam. Di Jakarta pemutaran film ini sudah mendekati hari-hari terakhir setelah hampir 2 bulan diputar di lebih dari 15 cinemaplex. Untunglah saya masih kebagian menonton di bioskop 21 Blok M Mall, bioskop langganan kami sewaktu masih honey moon dulu. Bagi saya ini pengorbanan besar, karena seharusnya jadwal saya malam tadi adalah main tennis bersama teman-teman AVI Club.
Setelah menontonnya, ternyata film ini memang sangat bagus. Ceritanya kuat, pembuatan gambarnya sempurna dan tentu saja acting pemain utamanya dari pemainnya yang sangat luar biasa yaitu Shah Rukh Khan dan Kajol. Benar kata klien baru saya pak Khairul Khan, seorang pria asal Bangladesh yang menjadi direktur di salah satu perusahaan perkapalan di Jakarta.
Saya membaca resensi film MNIK pertama kali di harian REPUBLIKA dan sangat tertarik. Nah setelah membaca resensi itu saya berkenalan dengan pak Khairul Khan. Sebagai ice breaking, saya pancing pak Khairul Khan"so I should call you as MNIK" kata saya setelah membaca kartu namanya. "Why is that" jawabnya dengan keheranan. Lalu saya katakan My name is Khan, langsung tawanya meledak."So you have watched that movie" balasnya saya jawab "not yet, I just read about it" jawab saya, "you must watch that, it is so interesting" jawab bak Khan. Sejak hari itu saya sudah pasang niat menonton MNIK.
Alhamdullilah mungkin berkat celetukan saya dengan menggunakan MNIK kepada klien saya, sekarang pak Khairul Khan sudah resmi menjadi klien saya.
MNIK adalah kisah cinta yang memuat pesan yang kuat tentang Islam. Film ini menggambarkan sesuatu yang berlawanan dengan film yang sering dibuat oleh industri film Hollywood mengenai Islam. Dimana Islam selalu digambarkan sebagai pengacau, teroris dan terkebelakang. Selain itu penggambaran Islam di dalam film-film Hollywood juga salah dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Masih ingat bagaimana cara sholat yang dilakukan oleh aktor Morgan Freeman yang bermain sebagai Azeem dalam film Robin Hood (1991), sama sekali tidak seperti sholat dalam Islam.
MNIK adalah hasil karya yang sangat luar biasa di dalam menangkis kebohongan yang selama ini disebarkan oleh industri film Amerika tentang Islam. Beruntunglah dunia Islam mempunyai seorang hamba Allah bernama Syah Rukh Khan (SRK) yang diberi bakat acting yang sangat hebat terkenal dan sholeh. Kesholehan SRK sudah terkenal selama ini, bagaimana dia tidak pernah meninggalkan sholat meski jadwalnya berjibun. Dia tetap memelihara keimanannya di tengah-tengah masyarakat India yang didominasi oleh pengikut Hindu. SRK mampu menjadi icon dnia muslim. Dia merepresentasikan 1,5 milyar umat Islam untuk bisa menyampaikan ke pada seluruh dunia tentang Islam. "I am moslem, but I am not a terrorist"
Kata kunci dalam film ini adalah My name is Khan, I am not a terrorist. Kisah MNIK bermula ketika seorang pemuda pengidap penyakit Autis diterima kuliah di salah satu universitas terkemuka di Amerika Pada saat pertama kali dia menginjakkan kaki di Amerika, saat itu sedang berjangkit kebencian yang sangat berlebihan kepada Islam. Rizwan Khan yang diperankan oleh SRK di tahan oleh pihak imigrasi karena namanya berbau Islam. Pada saat diinterogasi oleh petugas imigrasi Amerika dia ditanya apa tujuannya ke Amerika, dia jawab " I want meet the president of United States of America, I would like to say, My name is Khan, I am not a terrorist". Karena tidak terbukti sebagai teroris Rizwan di bebaskan dan dia bisa bertemu dengan adiknya yang sudah lebih dahulu tinggal di Amerika.
Dalam perjuangan di Amerika dia bertemu dengan seorang janda asal India bernama Mandira yang diperankan oleh Kajol yang beragama Hindu. Singkat cerita mereka menikah dan hidup bertiga dengan Shamir anak laki-laki dari Mandira dari suami sebelumnya. Shamir meninggal dunia karena dikeroyok oleh anak-anak bule yang membela Reese teman bermain Shamir yang sedang marah pada Shamir karena ayahnya Reese mati terbunuh dalam tugas di Afghanistan. Reese membenci Shamir karena dia anak orang Islam.
Mandira menyalahkan Rizwan karena dia seorang Muslim yang menyebabkan Shamir dikeroyok. Rizwan minggat dan mengembara dengan tujuan tetap ingin bertemu presiden Amerika untuk mengatakan "I am not a terrorist". Pada suatu acara kenegaraan yang dihadiri oleh presiden Amerika Rizwan ada ditengah-tengah masyarakat menyambut kehadirannya. Dia meneriakan "My name is Khan, I am not a terrorist". Polisi salah mendengat ucapannya itu dengan menuduh Rizwan sebagai teroris. Dia ditangkap dituduh sebagai teroris dan beritanya menyebar ke seluruh Amerika. Untunglah ada juru kamera televisi yang berada saat dia mengatakan My name is Khan, I am not a terrorist". Juru kamera berjuang membantu meluruskan informasi itu akhirnya Rizwan dibebaskan.
Setelah itu Rizwan terdampat di sebuah tempat terpencil di Amerika yang penduduknya miskin. Dia ditampung oleh sebuah keluarga keturunan negro. Tak lama setelah dia pergi kampung itu mengalami banjir besar. Rizwan kembali ke sana untuk menolong keluarga yang pernah menolongnya. Dengan tidak ragu-ragu dia membantu seluruh kampung itu mengatasi kebanjiran. Bencana itu telah menarik perhatian masyarakat dan disiarkan oleh semua jaringan televisi dan terlihatkah Rizwan sedang bekerja keras menolong sesama. Setelah itu banyak saudara muslim Amerika datang membawa bantuan untuk para korban yang berkumpul di dalam sebuah gereja. Karena kepahlawanannya itu Rizwan diundang oleh presiden Amerika untuk bertemu, pada saat mau memperkenalkan namanya, presiden memotong pembicaraanya sambil menunjuk ke arah Rizwan dan mengatakan "your name is Khan, You are not a terrorist".
Dari sudut syiar Islam film ini sangat bagus. MNIK bisa menangkis informasi negatif yang selama ini disebarkan oleh film-film Amerika tentang Islam. Tidak hanya itu, MNIK juga menyampaikan bahwa Islam is not terrorist. Islam sangat memuliakan orang, mau membantu tak peduli apa agama, warna kulit dan keturunannya. Islam juga digambarkan secara utuh. Kebiasan Rizwan berzikir, sholat, pelafazhan doa-doa secara Islam yang sehari-hari menjadi doanya muslim di seluruh dunia. Dia perlihatkan juga bagaimana Rizwan bisa tetap menjalankan ibadahnya di tengah-tengah masyarakat Amerika yang berbeda agama.
Saya yakin film ini mampu memperbaiki persepsi kebanyakan orang terutama Amerika tentang Islam, apalagi di dalam MNIK itu presiden Amerika sendiri yang mengatakan "you are Islam but you are not terrorist". Dengan demikian akan semakin berkuranglah beban moril saudara-sauadara muslim yang tinggal di Amerika yang selama ini justru sering mendapatkan teror dari warga lainnya.
Sebagai sebuah karya seni tentulah film ini tidaklah sempurna untuk menjadi media syiar Islam. Karena ini baru mewakili sedikit tentang kemulian ajaran Islam. Tetang cara berpakaian, cara berkeluarga serta perilaku lain yang masih belum digambarkan secara sempurna di dalam MNIK. Saya berharap akan ada lagi karya-karya serupa yang lebih baik dan lebih banyak lagi sehingga syiar agama Allah ini semakin merata di muka bumi ini, amin.
0 comments:
Post a Comment