Masihkah Ingin Jadi Pengusaha?

Saat ini terjadi pergeseran minat bekerja/berusaha dari masyarakat. Kalau di tahun tujuh puluhan hampir semua pemuda bercita-cita menjadi karyawan di perusahaan minyak karena saat ini pekerja perusahaan minyak mendapatkan gaji yang sangat tinggi.
Pada tahun delapan puluhan,  banyak pemuda yang tertarik bekerja di bidang perbankan karena pada saat itu banyak sekali bank-bank baru  berdiri bahkan orang yang tidak berlatar pendidikan di bidang keuanganpun  memilih bekerja di bank.
Pada tahun sembilan puluhan terjadi lagi perubahan minat, mereka banyak tertarik bekerja di bidang industri dan perdagangan karena pada saat itu sedang terjadi kebangkitan industri  baik perusahaan dalam negeri maupun asing.
Nah di tahun 2000an terjadi  lagi perubahan minat para pemuda, setelah belajar dari krisis moneter (krismon) di pertengahan tahun sembilan puluhan dimana terjadi pemutusan hubungan kerja besar-besaran hampir di semua sektor,  banyak sekali orang yang berminat menjadi pengusaha atau pebisnis.

Menjadi pengusaha di era sekarang ini relatif lebih mudah karena banyak sekali kesempatan untuk membuka usaha sejalan dengan kebangkitan ekonomi Indonesia. Dengan kemajuan teknologi informasi secanggih seperti sekarang ini orang  bisa menjalankan bisnis hanya dengan mengandalkan sebuah handphone. Tidak perlu lagi mempunyai kantor yang tetap, mereka bisa mengirim e-mail dari mana saja, mengirimkan sms setiap saat. Mengirimkan uang juga dari handphone. Demikian juga dari bidang pembiayaan banyak sekali sumber dana yang bisa diakses untuk pembiayaan seperti kartu kredit, kredit tanpa agunan dan dana-dana lain. 

Kebanyak orang hanya melihat dari sisi kesuksesan seorang pengusaha. Memang, seorang pengusaha yang sukses sangat menggoda. Rumah mewah dan besar, mobil mewah berjejer di garasi, perhiasan isteri  bertabur berlian dan mutiara, wisata ke luar negeri bersama keluarga berkali-kali dalam setahun. Pesta penikahan anak yang menghabiskan biaya  miliyar rupiah. Belum lagi penghargaan yang sangat tinggi dari masyarakat, orang kaya kadang lebih dihargai daripada pejabat pemerintah apa lagi daripada tokoh agama.

Namun sisi lain dari kehidupan pengusaha jarang yang tahu. Dunia bisnis itu naik-turun seperti roller coaster. atau orang Minang mengatakan "bak roda padeti".  Berhasil-gagal, kaya-bangkrut merupakan ritual kehidupan pengusaha. Tidak ada pengusaha yang berhasil terus-menerus dan kaya selamanya.  Mereka pasti pernah mengalami  kegagalan. Gagal adalah paket dari keberhasilan. Semakin banyak mereka merasakan kegagalan semakin besar pula kemungkinan mereka berhasil. Hakikat pengusaha adalah membangun dari tidak ada menjadi ada, dari bangkrut menjadi sukses. Bukanlah disebut pengusaha kalau dia sudah mempunyai segalanya pada saat memulai bisnis. Kata seorang teman sesama pebisnis, "kalau semuanya sudah ada untuk berbisnis, anak kecil juga bisa"

Berikut ini beberapa kondisi yang tidak enak bagi seorang pengusaha. Tidak seorang pengusahapun yang bisa terhindar dari kondisi seperti ini. Tidak peduli sehebat apapun dia termasuk Donald Trumph salah satu pengusaha terkaya di Amerika, Liem Soe Liong, Abu Rizal Bakrie dan pengusaha top lainnya semua pernah mengalaminya.
  1. Salah Pilih Bisnis. Walau sudah berhati-hati memilih bisnis akan tetapi banyak sekali pengusaha yang gagal karena salah memilih bisnis. Mereka memilih bisnis yang tidak mereka kuasai, mereka hanya tergoda dengan tingkat keutungan tapi mereka tidak memperhitungkan resikonya.  Alhasil bukan untung yang didapat tapi malah rugi besar-besaran. 
  2. Dihadang Krisis Ekonomi. Tidak ada satupun pengusaha yang lepas dari terjangan badai krisis ekonomi. Krisis ekonomi sekarang seperti musibah global, setiap saat bisa saja terjadi di satu negara  dan menular ke negeri  kita, akibatnya banyak sekali bisnis yang rontok hancur berderai-derai dalam sekejap.
  3. Dikecewakan Rekan Bisnis. Pada saat mendirikan bisnis semua rekan bekerja sama dan saling pengertian. Setelah berjalan dan berkat kepiawaian perusahaan berkembang pesat. Saat itulah teman anda melihat dan mengatakan "wah bisnis ini bagus juga yah". Sejak itu anda mulai diganggu dan ditekan oleh mereka, macam-macam caranya, ada yang dengan cara mencari-cari kelemahan anda, meghasut karyawan, bersekongkol dengan pemegang saham lain untuk menjatuhkan anda. Tak peduli berapa dekatnya anda dengan mereka, bahkan mereka adalah mungkin kawan sekamar anda waktu kuliah. Itu semua tidak akan menghalangi mereka untuk menyingkirkan anda dan menguasai perusahaan.
  4. Memulai Lagi Dari Nol. Karena anda sudah  ditendang, untuk meneruskan cita-cita anda terpaksa membuka bisnis baru dan anda bertekad menjalankan bisnis sendirian. Jadilah anda memulai segalanya dari nol. Itu jelas tidak mudah karena anda sudah tidak punya apa-apa lagi, klien lama anda sudah dikuasi oleh sipenjarah (teman anda itu). Ketika anda mencoba untuk mendekati klien lama anda mereka akan mengatakan bahwa anda sudah tidak mampu lagi melayani mereka karena anda sendiri. Anda terpaksa membuka network baru dengan modal yang sangat terbatas bahkan sudah hampir habis. Kalau dulu anda naik mobil sedan 2,000 cc sekarang mungkin anda pindah naik kendaraan yang cc nya lebih besar mungkin 5,000 cc namanya bus. Yah apa boleh buat, anda tidak punya pilihan.Tidak hanya itu, standard kehidupan keluarga anda juga langsung turun drastis. Isteri dan anak anda jadi stress dan panik.
  5. Terjebak Shark Loan. Mana ada bisnis yang tidak perlu modal, apapun bisnisnya pasti perlu modal walau hanya sedikit. Nah karena modal anda cekak, anda usahakan mendapatkan modal dengan meminjam kepada keluarga, teman, koperasi dan lain-lain. Kalau tidak hati-hati anda bisa terjebak yang namanya "shark loan" atau pinjaman hiu. Yaitu pinjaman yang bisa membunuh anda. Para pemilik modal  meminjamkan uang kepada anda tapi dengan tingkat bunga yang mencekek leher. Kalau bungan 3% perbulan cukup tinggi tapi masih bisa diterima, tapi kalau bunganya 20% sebulan?. Mereka tidak mau tahu apakah bisnis anda berjalan atau tidak pokoknya setiap tanggal yang sudah ditentukan mereka mengejar anda untuk membayar bunganya itu. Anda bisa bayangkan apa akibatnya. Untuk mendapatkan bisnis dengan keutungan 10% sebulan saja sudah ngos-ngosan apalagi untuk mendapatkan keutungan 40%, apa nggak bikin stress. Nah repotnya lagi, kalau anda tidak membayar bunga mereka akan menteror anda dengan berbagai cara, ada tukang tagih yang setiap hari nongkrong di depan rumah, ada yang setiap jam mengirim sms sambil mengeluarkan ancaman dan berbagai macam intimidasi lainnya.
  6. Dimusuhi karyawan. Meski kondisi keuangan anda semakin parah, tapi kewajiban anda membayar gaji karyawan tetap harus dipenuhi. Walau mereka tahu anda lagi dalam kesusahan tapi karyawan tetap meminta haknya atas gaji. Kalau anda tidak bisa penuhi mereka mengancam akan meninggalkan perusahaan dan tinggallah anda sendiri mengurus segalanya, mau?
  7. Difitnah pesaing. Ada-ada saja cara orang untuk menjatuhkan. Mereka tidak hanya menyerang segala kekurangan anda tapi mereka juga nekad dengan membuat berita bohong tentang anda. Macam-macam issuenya. Intinya mereka ingin anda bubar dan mati, itu saja. Kata dosen saya dulu itu namanya "economic aminal"
  8. Dijauhi Keluarga dan Teman. Kalau anda sedang gagal, anda tidak hanya kehilangan bisnis tapi juga kehilangan teman dan keluarga. Pada saat anda lagi sukses semua orang baik dan menghormati anda. Ketika anda jatuh mereka meninggalkan anda karena mereka takut anda meminjam uang mereka. Meskipun anda dulu pernah membantu, mereka tidak peduli dengan semua itu, mereka akan tetap menjauhi anda. Yang paling menyedihkan adalah mereka juga ikut menyebar fitnah tentang anda.
  9. Dituduh tidak Konsisten. Karena anda tidak lagi bisa membayar semua kewajiban anda sesuai dengan jadwal atau pembayaran anda mundur berkali-kali. Mereka menyebar issue bahwa anda sudah berubah, kalau dulu pembayarannya sangat lancar. Tapi setelah anda mengalami kegagalan bisnis anda sulit sekali untuk menjaga komitmen anda. Nah, mereka mulai menuduh anda tidak konsekwen atau munafik. 
Itulah beberapa hal yang tidak enak tapi sering terjadi pada pengusaha.
9 hal diatas hanyalah sebagian saja dari sekian banyak tantangan seorang pengusaha.

Kalau anda bisa  mengalahkan semua tantangan itu, barulah anda berhak menyandang gelar PENGUSAHA. 

Setelah membaca tulisan diatas, apakah anda masih ingin jadi pengusaha?
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: