Inilah potret ayahku H.M. Arifin di usianya yang ke 77 tahun ini. Alhamdulillah beliau diberikan rahmat sehat di usia selanjut ini. Hampir tidak ada keluhan kesehatan yang beliau rasakan saat ini. Sebelumnya memang ada gangguan pernapasan terutama pada paru-paru, tapi sejak beberapa tahun belakangan ini gangguan itu sudah tidak beliau keluhkan lagi. Mungkin karena beliau rajin dan turut dengan nasehat sang dokter kesayangan beliau bang Muchtar abang ipar kakak kami yang tinggal di Cibubur. Beliau juga sebelumnya ada keluhan sakit asam urat, tapi berkat mengikuti nasehat bang Muchtar akhirnya beliau terbebas pula dari penyakit ini. Salah satunya gangguan kesehatan yang beliau derita tapi tidak beliau rasakan adalah lemas bahkan pernah beberapa kali beliau pingsan sejenak. Penyebabnya adalah karena kurang makan dan kurang tidur akibat bekerja terlalu lelah atau keasyikan berdiskusi dan berdebat dalam mengurusi “bisnis” beliau saat ini yaitu pengembalian harta pusaka kampung beliau yang menurut kaumnya telah dikuasai oleh suku lain yang tidak berhak.
Ibuku Ramadian Said usianya 70 tahun, sudah 10 tahun ini beliau pensiun dari tugas mengajar walau demikian sampai tahun lalu beliau masih diminta mengajar di Universitas Muhammadiyah Padang Panjang sekali seminggu bolak-balik Padang – Padang Panjang. Tapi tahun ini beliau mengundurkan diri karena beliau sudah tidak kuat lagi menempuh perjalanan jauh seperti itu. Ibuku ini adalah ibu kedua kami, ibu kandung kami adalah almarhum Nurlela yang telah pergi menghadap Allah tahun 1975 lalu atau sudah sejak 34 tahun lalu. Bagi kami tidak ada bedanya kasih sayang yang kami terima dari kedua wanita mulia ini. Mamaku ini benar-benar memberikan kasih, sayang dan perhatian yang tak kalah dari almarhumah ibu. Kami dibesarkan oleh beliau dengan kasih sayangnya hingga saat ini.
Selama hampir 3 hari saya tinggal bersama mereka di Padang pada saat saya pulang antara tanggal 3 sampai dengan 5 November 2009 lalu saya merasakan betapa bahagianya kedua orang tua saya. Mereka saling mendukung satu sama lain, ayah punya ide ibu yang mendukung. Bahkan di dalam merawat rumah mereka saling berbagi tugas dan yang saya kagum adalah ketika ayah saya mengangkat piring kotor dan mencucinya setelah kami selesai makan, saya termangu dan risi melihatnya, bukankan itu tugas saya?
Mereka tinggal di rumah yang elok dan bagus dengan perabotan lengkap di dalamnya Wisma Indah V Tabing, Padang. Rumah mereka termasuk yang paling bagus diantara rumah-rumah tetangga. Mereka sengaja merenovasi rumah itu untuk kami pada saat kami pulang basamo, tapi entahlah hingga saat ini kami belum sempat pulang basamo memenuhi rumah itu. Rumah itu terdiri dari 4 kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur dan kamar mandi serta garasi untuk 2 mobil.
Saya bermimpi pada saat tua nanti saya ingin minimal mempunyai kehidupan seperti kedua orang tua kami. Insya Allah..... amin.
0 comments:
Post a Comment