Salah seorang terkaya di dunia pernah ditanya oleh wartawan “pak seandainya bapak diberi kesempatan oleh tuhan sekali lagi untuk membangun kerajaan bisnis bapak yang sudah sebesar ini, apa yang akan bapak lakukan?” Sang milyuner terdiam sejenak dan kemudian di menjawab dengan mantap “ saya akan menjaga keluarga saya dengan sebaik-baiknya”. Jawaban yang tak pernah diduga sebelumnya oleh wartawan. Ternyata, bagi sang milyuner nilai keluarganya jauh lebih berharga dari nilai kekayaannya yang milyaran dollar itu.
Memang tragis nasib keluarga sang milyuner ini, dia sudah tiga kali menikah dan tiga kali pula bercerai, punya beberapa orang anak tapi tidak ada satupun yang menyenangkan hatinya. Beberapa anaknya terlibat narkoba, beberapa orang lain terlibat kejahatan lainnya dan beberapa orang pergi dan tidak mau berhubungan lagi dengannya. Di usianya yang sudah senja seperti sekarang dia sangat membutuhkan kehangatan keluarga. Tapi apalah daya, tak ada satupun dari orang-orang dekatnya yang mau dekat dengannya.
Beberapa bulan lalu ada kerabat yang mengalami musibah besar yang menurut orang banyak itu adalah akhir dari segalanya sehingga teman-teman dekat, karib-kerabat yang dulu sangat dekat dengannya sekarang mulai membuat jarak dan menjauh darinya. Dengan air mata berlinang dia mengatakan “dalam keadaan seperti ini hanya ibu, suami dan anak ku saja yang masih tetap menyayangiku”.
Hingga saat saya menulis ini salah seorang cucuku Icha usia 5 tahun masih terkapar di ruang ICU Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), minggu ini adalah minggu ke empat atau sudah 1 bulan Icha di rawat di sana. Untuk menjaga Icha kedua orang tuanya selama 24 jam setia menjaga secara bergantian, mereka rela meninggalkan pekerjaan mereka demi anak tercinta. Belum lagi bicara biaya rumah sakit, di ruang biasa saja sudah cukup tinggi apalagi di ruang ICU!
Itulah tiga contoh mengenai betapa tingginya nilai sebuah keluarga. Contoh petama sang milyuner, walau sudah berhasil membangun kerajaan bisnis tapi dia tetap tidak bahagia, bahkan dia besedia menukar kerajaan bisnisnya dengan sebuah keluarga. Dia menyesal telah menyia-nyiakan keluarganya ketika membangun bisnisnya dulu dan sekarang baru menyadari bahwa ternyata nilai keluarga itu jauh lebih tinggi. Untuk apa kerja keras-banting tulang, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala untuk sesuatu yang pada akhirnya tidak memberikan manfaat? Sementera keluarga yang bisa memberikan nilai tinggi disia-siakan. Memang sangat sulit untuk menyeimbangkan keberhasil bisnis dengan keberhasilan keluarga, sangat sedikit orang bisa melakukannya. Kita sangat salut kepada orang-orang yang bisa melakukan secara seimbang, bisnis sukses dan keluarga bahagia.
Pada contoh kedua, mesti telah berhasil membangun persahabatan dengan banyak teman dan membantu mereka tanpa pamrih selama bertahun-tahun, tapi ketika dia mengalami musibah yang seharusnya mendapat pertolongan, malah yang terjadi sebaliknya, mereka menjauh.
Memang ada lagu yang sangat terkenal dinyanyikan Stevie Wonder berjudul “what friends are for”. Arti pertemanan, yang dikatakan dalam bait syiarnya antara lain mengatakan “in bad times, in good times, I will be on your side forever more. That’s what friends are for. Tapi kenyataannya teman atau kerabat dekat hanya pada good times saja, pada saat anda lagi bagus dan bermanfaat saja bagi mereka. Tapi in bad times, it is your own business!
Hanya keluarga dan orang yang paling dekatlah yang pasti akan selalu bersama anda dad, mom, husband/wife and kids. Merekalah yang akan tetap mau mendengarkan anda, mengulurkan tangan, menawarkan solusi, melindungi anda atau apa saja yang mungkin bisa dilakukan pasti mereka akan melakukannya untuk anda.
Lihat pulalah apa yang dilakukan orang tua Icha kemenakanku Indra dan Lina, sudah sebulan mereka menahan kantuk, setiap hari bolak-balik ke rumah sakit. Harap-harap cemas melihat angka-angka grafik dari mesin-mesin yang terpasang di tubuh Icha. Kala suhunya tinggi jantung mereka berdegup kencang takut kalau kondisi Icha semakin parah dan…… entah sampai kapan. Tidak ada orang yang melakukan itu seberat yang mereka lakukan. Meski ada ibu dan saudara-saudara mereka yang setia menemani tapi secara fisik dan mental hanya mereka berdualah yang paling berat merasakan. Sekali lagi, jangan dulu bicara berapa biaya yang harus ditanggung untuk semua itu.
Keluarga kita sangat tinggi nilainya, tidak bisa ditukar dengan uang walau bermilyar-milyar dollar. Semua orang mau membayar setinggi apapun agar keluarga mereka aman dan terlindungi. Semua orang rela melakukan apa saja agar keluarga mereka bahagia. Tak peduli berapapun harganya, 1 juta, 1 milyar atau 1 trilliun orang akan melakukannya demi keluarga.
Allah SWT di dalam Al-Qur’an mengajarkan ”lindungilah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Adalah kewajiban kita untuk melindungi keluarga kita, adalah tugas kita menyelamatkan keluarga kita, bukan orang lain. Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan bahwa nafkah dan sedekah yang paling tinggi nilainya di sisi Allah SWT adalah sedekah yang diberikan kepada keluarga sendiri. Jadi, apapun pengorbanan yang wajar untuk keperluan keluarga kita akan dinilai tinggi oleh Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh oleh Allah SWT dan akan dilipat gandakan pahalanya.
Hargailah keluarga anda, karena mereka sangat bernilai bagi anda. Keluarga anda adalah prioritis utama dalam hidup anda setelah tuhan dan diri anda sendiri dan baru kemudian bisnis. Sering orang memutar balikkan, bisnis dulu, keluarga dan baru tuhan. Lakukanlah yang terbaik untuk keluarga anda. Sediakan waktu lebih banyak dengan mereka ketimbang dengan teman-teman atau saudara anda. Selalulah berhati-hati dalam bisnis dan hidup agar tidak sampai menjerumuskan keluarga sehingga mereka tak sanggung memikulnya.
Memang tragis nasib keluarga sang milyuner ini, dia sudah tiga kali menikah dan tiga kali pula bercerai, punya beberapa orang anak tapi tidak ada satupun yang menyenangkan hatinya. Beberapa anaknya terlibat narkoba, beberapa orang lain terlibat kejahatan lainnya dan beberapa orang pergi dan tidak mau berhubungan lagi dengannya. Di usianya yang sudah senja seperti sekarang dia sangat membutuhkan kehangatan keluarga. Tapi apalah daya, tak ada satupun dari orang-orang dekatnya yang mau dekat dengannya.
Beberapa bulan lalu ada kerabat yang mengalami musibah besar yang menurut orang banyak itu adalah akhir dari segalanya sehingga teman-teman dekat, karib-kerabat yang dulu sangat dekat dengannya sekarang mulai membuat jarak dan menjauh darinya. Dengan air mata berlinang dia mengatakan “dalam keadaan seperti ini hanya ibu, suami dan anak ku saja yang masih tetap menyayangiku”.
Hingga saat saya menulis ini salah seorang cucuku Icha usia 5 tahun masih terkapar di ruang ICU Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), minggu ini adalah minggu ke empat atau sudah 1 bulan Icha di rawat di sana. Untuk menjaga Icha kedua orang tuanya selama 24 jam setia menjaga secara bergantian, mereka rela meninggalkan pekerjaan mereka demi anak tercinta. Belum lagi bicara biaya rumah sakit, di ruang biasa saja sudah cukup tinggi apalagi di ruang ICU!
Itulah tiga contoh mengenai betapa tingginya nilai sebuah keluarga. Contoh petama sang milyuner, walau sudah berhasil membangun kerajaan bisnis tapi dia tetap tidak bahagia, bahkan dia besedia menukar kerajaan bisnisnya dengan sebuah keluarga. Dia menyesal telah menyia-nyiakan keluarganya ketika membangun bisnisnya dulu dan sekarang baru menyadari bahwa ternyata nilai keluarga itu jauh lebih tinggi. Untuk apa kerja keras-banting tulang, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala untuk sesuatu yang pada akhirnya tidak memberikan manfaat? Sementera keluarga yang bisa memberikan nilai tinggi disia-siakan. Memang sangat sulit untuk menyeimbangkan keberhasil bisnis dengan keberhasilan keluarga, sangat sedikit orang bisa melakukannya. Kita sangat salut kepada orang-orang yang bisa melakukan secara seimbang, bisnis sukses dan keluarga bahagia.
Pada contoh kedua, mesti telah berhasil membangun persahabatan dengan banyak teman dan membantu mereka tanpa pamrih selama bertahun-tahun, tapi ketika dia mengalami musibah yang seharusnya mendapat pertolongan, malah yang terjadi sebaliknya, mereka menjauh.
Memang ada lagu yang sangat terkenal dinyanyikan Stevie Wonder berjudul “what friends are for”. Arti pertemanan, yang dikatakan dalam bait syiarnya antara lain mengatakan “in bad times, in good times, I will be on your side forever more. That’s what friends are for. Tapi kenyataannya teman atau kerabat dekat hanya pada good times saja, pada saat anda lagi bagus dan bermanfaat saja bagi mereka. Tapi in bad times, it is your own business!
Hanya keluarga dan orang yang paling dekatlah yang pasti akan selalu bersama anda dad, mom, husband/wife and kids. Merekalah yang akan tetap mau mendengarkan anda, mengulurkan tangan, menawarkan solusi, melindungi anda atau apa saja yang mungkin bisa dilakukan pasti mereka akan melakukannya untuk anda.
Lihat pulalah apa yang dilakukan orang tua Icha kemenakanku Indra dan Lina, sudah sebulan mereka menahan kantuk, setiap hari bolak-balik ke rumah sakit. Harap-harap cemas melihat angka-angka grafik dari mesin-mesin yang terpasang di tubuh Icha. Kala suhunya tinggi jantung mereka berdegup kencang takut kalau kondisi Icha semakin parah dan…… entah sampai kapan. Tidak ada orang yang melakukan itu seberat yang mereka lakukan. Meski ada ibu dan saudara-saudara mereka yang setia menemani tapi secara fisik dan mental hanya mereka berdualah yang paling berat merasakan. Sekali lagi, jangan dulu bicara berapa biaya yang harus ditanggung untuk semua itu.
Keluarga kita sangat tinggi nilainya, tidak bisa ditukar dengan uang walau bermilyar-milyar dollar. Semua orang mau membayar setinggi apapun agar keluarga mereka aman dan terlindungi. Semua orang rela melakukan apa saja agar keluarga mereka bahagia. Tak peduli berapapun harganya, 1 juta, 1 milyar atau 1 trilliun orang akan melakukannya demi keluarga.
Allah SWT di dalam Al-Qur’an mengajarkan ”lindungilah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Adalah kewajiban kita untuk melindungi keluarga kita, adalah tugas kita menyelamatkan keluarga kita, bukan orang lain. Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan bahwa nafkah dan sedekah yang paling tinggi nilainya di sisi Allah SWT adalah sedekah yang diberikan kepada keluarga sendiri. Jadi, apapun pengorbanan yang wajar untuk keperluan keluarga kita akan dinilai tinggi oleh Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh oleh Allah SWT dan akan dilipat gandakan pahalanya.
Hargailah keluarga anda, karena mereka sangat bernilai bagi anda. Keluarga anda adalah prioritis utama dalam hidup anda setelah tuhan dan diri anda sendiri dan baru kemudian bisnis. Sering orang memutar balikkan, bisnis dulu, keluarga dan baru tuhan. Lakukanlah yang terbaik untuk keluarga anda. Sediakan waktu lebih banyak dengan mereka ketimbang dengan teman-teman atau saudara anda. Selalulah berhati-hati dalam bisnis dan hidup agar tidak sampai menjerumuskan keluarga sehingga mereka tak sanggung memikulnya.
0 comments:
Post a Comment