Indonesia Business Outlook 2020 – Menteri Baru



Untuk memberikan gambaran kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2020 dan tahun-tahun mendatang, mari kita lihat kwalitas para menteri yang menjadi andalan presiden Jokowi dalam memimpin negera.
Diantara menteri-menteri baru Jokowi ada beberapa  nama yang dapat memberikan dampak besar untuk kemajuan Indonesia. Mereka-mereka ini bisa jadi akan memberikan terobosan besar yang “out of the box”. Mereka bisa menemukan solusi cepat untuk mengangkat perekonomian, memberi nilai tambah, menciptakan start up berskala besar yang menghasilkan produk andalan, menemukan solusi pembiayaan. Menciptakan efisiensi anggaran sehingga dapat digunakan untuk hal-hal lain yang lebih produktif. 

Erick Thohir
Masuknya Eric Thohir ke dalam kabinet Jokowi jilid  2 sebagai menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) memberikan harapan besar. Erick yang berlatar belakang pengusaha sukses diharapkan dapat mengelola semua perusahaan pelat merah yang berada di bawah kendalinya. Selain itu, kalangan pengusaha swasta juga mempunyai harapan besar kepada Erick agar ia bisa mempertimbangkan nasib porusahaan swasta yang selama ini banyak kehilangan bisnis karena peran BUMN yang semakin dominan.

Masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan swasta saat ini adalah banyaknya pekerjaan yang direbut oleh BUMN terutama untuk proyek berskala menengah dan besar. BUMN termasuk anak-anak beserta cucu-cucunya belakangan ini mereka sangat agresif besaing dalam memperebutkan kue kecil. Hal hasil banyak perusahaan swasta yang sompoyongan dan akhirnya mati. 

Dengan kemampuannya sebagai pengusaha kelas dunia, diharapkan Erick bisa mencari permodalan dari luar untuk pengembangan BUMN. Menyelesaikan proyek-proyek strategis pemerintah yang belum selesai. Mencarikan pasar untuk produk-produk yagn dihasilkan oleh BUMN. Mengarahkan BUMN untuk hanya mengerjakan proyek yang tidak sanggup dikerjakan oleh swasta karena faktor permodalan dan kemapuan teknologi. Mengerjakan proyek intenasional, jangan hanya sebagai jago kandang.   

Nadiem Makarim
Hampir tidak ada yang tidak kenal dengan anak muda yang satu ini sebelum ia diangkat menjadi Menteri. Nadiem seorang yang sangat fenomenal. Ia sukses mendirikan perusahaan start up Go Jek yang dalam waktu kurang dari 10 tahun sudah menjadi perusahaan bernilai diatas 1 milyar dollar. Perusahaan yang ia didirikan menjadi perusahaan raksa di bidang digital dengan sebutan “Unicorn”.

Awalnya saya mengira bahwa Nadiem akan masuk ke dalam menteri ekonomi tapi ternyata ia ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut saya, dengan latar belakang seorang pengusaha sukses ia cocok menjadi salah satu menteri yang mengelola ekonomi. Misalanya menjadi menteri perdagangan, menenteri telekominikasi atau menteri ekonomi lainnya.

Meski tidak berada di bidang team ekonomi tapi menurut saya Nadiem tetap bisa memberikan kontribusi maksimal melalui Depdikbud. Pertama, dengan menata departemen dengan APBN terbesar yaitu Rp. 497,9 triliun. Dengan menggunakan “teknologi”, saya yakin Nadiem akan menemukan ide “start up” yang jitu agar dana sebesar itu bisa lebih efektif dan efisien penggunanaanya. Sudah bukan rahasia umum lagi di departemen ini sering kali terjadi penyimpangan penggunaan biaya. Mulai dari sekolah yang rubuh, kwalitas pendidikan yang tak kunjung meningkat, biaya pendidikan yang terlalu tinggi, penurunan moral para guru, banyaknya program pendidikan yang tidak relevan, sarana pendidikan yang tidak merata, ketimpangan kwalitas pendidikan dan lain-lain. 

Jika Nadiem sudah menumukan ide start up yang tepat, sebagian besar sistem kerja yang ada akan terdistrupsi. Akan banyak yang berubah. Termasuk program pendidikan yang selama ini berjalan. Hal itu harus dilakukan karena dunia sudah berubah secara cepat. Mungkin ia akan melakukan seperti yang dilakukan di Gojek dulu. Kepada para guru dan pegawai dan jajaran karyawan Depdikbud agar bersiap-siap dengan aplikasi yang akan diluncurkan. 

Jika aplikasi-aplikasi baru sudah dijalankan, saya yakin akan terjadi efisiensi biaya besar-besaran. Seandainya terobosan itu bisa menghemat biaya sebesar 10% maka akan ada penghematan sebesar Rp. 48 tirliun. Dana itu bisa dijadikan untuk membiayai prroyek pendirian ribuan perusahaan start up baru yang disponsori oleh Depdikbud. Misalnya dengan cara membuat program pendidikan khusus di kampus-kampus dengan menantang mahasiswa untuk mendirikan  start up. Untuk setiap start up yang sukses langsung dimodali dari dana tersebut. Para foundernya langsung jadi onwer. Seperti Nadiem dulu. Akan lahir ribuan Nadiem baru. 

Dalam jangka panjang, kehadiran Nadiem di Depdikbud juga akan merubah arah pendidikan nasional menjadi lebih sederhana dan tepat sasaran. Program pendidikan selama ini masih banyak yang harus dibenahi. Kurikulum yang diajarkan, cara penyampaikan, kwalitas pengajar masih banyak yang sudah ketinggalan. Banyak yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan kehidupan di masa datang.

Wishnutama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kratif
Sosok yang sangat kreatif. Hasil karyanya di dunia pertelevisian sangat berkwalitas dan disukai masyarakat. Dengan pengalamannya memimpin beberapa stasiun televisi nasional dan sukses akan mampu menghadirkan industri pariwisata nasional yang semakin maju. 

Rekan-rekan saya sesama industri asuransi dari luar negeri selalu memberikan pujian tinggi atas kehindahan alam Indonesia dan keramahan bangsa kita. Tapi kenapa jumlah turis yang berkunjung ke negeri kita kalah banyak dari negara tetangga. Tahun lalu Thailand berhasil mendatangkan turis sebanyak 36 juta, Malaysia 24 juta, dan Vietnam 11 juta. Sementara Indonesia sekitar 16 juta orang. Dari pendapatan dari kedatatangan turis, Thailand mendapatkan USD 58 miliar, Malaysia USD 45 miliar dan Vietnam USD 27 miliar. Sementara Indonesia hanya USD 20 miliar.

Angka diatas membuat miris hati. Bagaimana mungkin negara kita yang luasnya kira-kira sama dengan luas ketiga negara tersebut, negerinya lebih indah, penduduknya lebih ramah dan biaya hidupnya juga  rendah tapi jumlah turis yang datang dan pendapatan dari turis paling buncit.

Bayangkan jika Indonesia bisa menyamai jumlah turis yang datang ke Thailand dan menghasilkan USD 58 milar. Kontribusinya terhadap pendapatan negara akan sangat besar. Akan tercipta jutaan lapangan kerja baru. Padalah untuk mendatangkan turis tidak memerlukan investasi besar dibanding dengan investasi di sektor energi dan lain-lain, tapi pendatapan yang dihasilkan sangat besar. 

Kekayaan alam, keragaman budaya, keamanan, keunikan negeri kita tak ada bandingnya. Semua itu hanya memerlukan sedikit sentuhan dan polesan saja. Karena ia merupakan anugerah dari Allah SWT untuk bangsa ini. 

Ini adalah tantangan buat Wishnutama sebagai menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang baru. Ia diharapkan mampu meramu paket-paket turis yang lebih atraktif, destinasi-destinasi baru, akomodasi, sarana transportasi, keamanan dan kenyamanan. Ia diharapkan mampu mewujudkan program pemerintah untuk 10 Bali Baru. 

Untung Wishnu tidak sendirian. Ia dibantu oleh Angela Tanoesoedibdjo sebagai Wakil Menteri. Angela juga punya kemampuan piawai di bidang broadcasting akan sangat berguna untuk mamaksimalkan tugas Wishnu untuk mewujudkan cita-cita Jokowi di bidang pariwisata.
Karena keterbatasan waktu saya tidak sempat untuk mengulas departemen, kementerian dan para menteri yang lain. Secara umum saya melihat mereka adalah orang-orang yang sudah tepat untuk menduduki posisinya saat ini. 

Sudah ada beberapa menteri yang mulai menuai kritikan karena statementnya. Mungkin karena mereka masih baru dan belum terbiasa dengan jabatan sebagai menteri. Sebaiknya para menteri tidak membuat pernyataan yang menimbulkan kegaduhan agar suasana tenang dan nyaman tetap terjaga. Agar porogram  ambisi pemerintah untuk membangun Indonesia jauh lebih baik dalam lima tahun ke depan.

Baca juga tulisan ini sebagai informasi tambahan 

Tulisan ini dipersembahkan oleh L&G Insurance Broker. Perusahaan Broker Asuransi atau Pialang Asuransi terkemuka di Indonesia.
Untuk segara keperluan asuransi perusahaan anda, hubungi sekarang juga dengan mengklik atau kirim WA ke 081283987016 sekarang juga!
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: