Selapas sarapan enak di
Hotel SkyCity Grand kami berangkat menuju ke luar kota ke wilayah Rotorua yaitu
Waitomo Glow Worm Cave ke arah selatan dari Auckland. Gua yang ada cacing yang
mengeluarkan cahaya. Kami melewati jalan tol yang mulus dan rapi. Dari arah berlawanan
terlihat arus kendaraan yang menuju ke dalam kota cukup ramai. Mungkin mereka
yang berangkat ke tempat kerja di pusat kota. Hawa sejuk dan sinar matahari yang lembut pagi
terlihat begitu indah. Ya ternyata susana pagi dimanapun di muka bumi sangat
indah. Seindah di Sariek Laweh kampung halaman saya.
Jarak tempuh dari
Auckland ke Waitomo sekitar 2,5 jam berjarak 195 km melewati kawasan Papakura,
Hampton Donws, Hamilton. Setelah keluar dari kawasan kota Auckland terlihat
suasana pedesaan indah khas Eropah. Rumah kayu besar dengan halaman luas.
Padang rumput tempat sapi, domba dan hewan peliharaan lainnya. Mata seperti
dimanjakan oleh hijaunya padang rumput dan pohon pinus tumbuh subur di lereng
bukit dan di lembah.
Menjelang jam 11 siang
kami sudah sampai di Waitomo Glow Worm Cave. Ini adalah situs wisata yang unit
dimana ada gua sepanjang lebih kurang 100 meter berada di kaki bukit. Di dalam
gua yang gelap itu terdapat cahaya berwarna biru di beberapa titik. Aneh,
padahal tidak ada listrik maupun lampu penerang. Ternyata cahaya itu berasal
dari hewan cacing yang hidup berkembang biak di dalam gua. Selama berada di
dalam gua pengunjung tidak boleh berbicara dan membawa lampu. Ada petugas yang
akan mengantarkan pengunjung menelusuri gua. Di ujung gua kita akan menaiki
perahu yang masih berada di dalam gua membawa ke beberapa titik hingga akhirnya
keluar dan kembali ke pintu masuk. Pengalaman yang cukup berkesan.
Setelah satu jam berada
di Waitomo Cave, kami menuju ke restoran untuk makan siang. Kami melalui jalan
kecil seukuran jalan di pedesaan di Indonesia. Menelusuri lereng bukit,
turun-naik sambil melewati padang rumput. Kami sampai di Roselands Restaurant,
resotran BBG yang sangat terkenal. Hampir setiap turis yang datang ke daerah
ini akan menikmati makan siang disini.
Tepat sekali, karena
perut kami memang sudah terasa lapar. Menunya adalah BBQ khas Eropah lengkap
dengan roti-roti enak dan berbagai makanan penutup. Sinar matahari siang yang
terik membuat pemandangan alam di sekitarnya sangat indah. Melihat sapi-sapi
yang sedang merumput mengingatkan saya pada masa kecil saya. Sapi dan kerbau
adalah sahabat sejati saya setiap hari setelah pulang sekolah. Hingga saat ini
setiap kali saya melihat rumput hijau, yang terfikirkan oleh saya adalah “ini
adalah bahan makan sedap untuk sapi saya”.
Perjalanan dilanjutkan
menuju Te Puia untuk menyaksiakan pertunjukan kesenian penduduk asli New
Zealand bangsa Maori. Upacara penyambutan tamu khas Maori yang didahului oleh
upacara adat kemudian pertunjukan tari dan nyanyi. Melihat suku Maori seperti
melihat bangsa Melayu. Kulitnya sawo matang, rambut cenderung lurus tapi yang
membedakan adalah ukuran badannya tinggi besar. Mereka termasuk ras Melanesia
seperti orang Indonesia bagian timur.
Sebelum menikmati makan
malam di tempat yang sama kami berjalan-jalan dulu di kawasan taman itu melihat
sumber panas bumi (geothermal) alami yang masih aktif yang mengeluarkan uap
panas.
Kami kembali menikmati
makan malam yang “super enak” restoran Te Po Indegenous Evening Experience.
Menu lengkap khas eropa dicampur dengan aneka seafood. Menunya keto friendly,
alhamdullah.
Selepas makan malam
kami menuju ke hotel Millenium Hotel Rotorua untuk beristirahat.
Perjalanan ini diselenggarakan oleh Asuransi Sinar Mas.
Di dukung oleh L&G Insurance Brokers
Perjalanan ini diselenggarakan oleh Asuransi Sinar Mas.
Di dukung oleh L&G Insurance Brokers
0 comments:
Post a Comment