New Zealand Exploration 2019 – Day 3-4



Selapas sarapan enak di Hotel SkyCity Grand kami berangkat menuju ke luar kota ke wilayah Rotorua yaitu Waitomo Glow Worm Cave ke arah selatan dari Auckland. Gua yang ada cacing yang mengeluarkan cahaya. Kami melewati jalan tol yang mulus dan rapi. Dari arah berlawanan terlihat arus kendaraan yang menuju ke dalam kota cukup ramai. Mungkin mereka yang berangkat ke tempat kerja di pusat kota. Hawa sejuk dan sinar matahari yang lembut pagi terlihat begitu indah. Ya ternyata susana pagi dimanapun di muka bumi sangat indah. Seindah di Sariek Laweh kampung halaman saya. 



Jarak tempuh dari Auckland ke Waitomo sekitar 2,5 jam berjarak 195 km melewati kawasan Papakura, Hampton Donws, Hamilton. Setelah keluar dari kawasan kota Auckland terlihat suasana pedesaan indah khas Eropah. Rumah kayu besar dengan halaman luas. Padang rumput tempat sapi, domba dan hewan peliharaan lainnya. Mata seperti dimanjakan oleh hijaunya padang rumput dan pohon pinus tumbuh subur di lereng bukit dan di lembah. 


Menjelang jam 11 siang kami sudah sampai di Waitomo Glow Worm Cave. Ini adalah situs wisata yang unit dimana ada gua sepanjang lebih kurang 100 meter berada di kaki bukit. Di dalam gua yang gelap itu terdapat cahaya berwarna biru di beberapa titik. Aneh, padahal tidak ada listrik maupun lampu penerang. Ternyata cahaya itu berasal dari hewan cacing yang hidup berkembang biak di dalam gua. Selama berada di dalam gua pengunjung tidak boleh berbicara dan membawa lampu. Ada petugas yang akan mengantarkan pengunjung menelusuri gua. Di ujung gua kita akan menaiki perahu yang masih berada di dalam gua membawa ke beberapa titik hingga akhirnya keluar dan kembali ke pintu masuk. Pengalaman yang cukup berkesan. 

Setelah satu jam berada di Waitomo Cave, kami menuju ke restoran untuk makan siang. Kami melalui jalan kecil seukuran jalan di pedesaan di Indonesia. Menelusuri lereng bukit, turun-naik sambil melewati padang rumput. Kami sampai di Roselands Restaurant, resotran BBG yang sangat terkenal. Hampir setiap turis yang datang ke daerah ini akan menikmati makan siang disini. 

Tepat sekali, karena perut kami memang sudah terasa lapar. Menunya adalah BBQ khas Eropah lengkap dengan roti-roti enak dan berbagai makanan penutup. Sinar matahari siang yang terik membuat pemandangan alam di sekitarnya sangat indah. Melihat sapi-sapi yang sedang merumput mengingatkan saya pada masa kecil saya. Sapi dan kerbau adalah sahabat sejati saya setiap hari setelah pulang sekolah. Hingga saat ini setiap kali saya melihat rumput hijau, yang terfikirkan oleh saya adalah “ini adalah bahan makan sedap untuk sapi saya”. 

Perjalanan dilanjutkan menuju Te Puia untuk menyaksiakan pertunjukan kesenian penduduk asli New Zealand bangsa Maori. Upacara penyambutan tamu khas Maori yang didahului oleh upacara adat kemudian pertunjukan tari dan nyanyi. Melihat suku Maori seperti melihat bangsa Melayu. Kulitnya sawo matang, rambut cenderung lurus tapi yang membedakan adalah ukuran badannya tinggi besar. Mereka termasuk ras Melanesia seperti orang Indonesia bagian timur. 

Sebelum menikmati makan malam di tempat yang sama kami berjalan-jalan dulu di kawasan taman itu melihat sumber panas bumi (geothermal) alami yang masih aktif yang mengeluarkan uap panas. 

Kami kembali menikmati makan malam yang “super enak” restoran Te Po Indegenous Evening Experience. Menu lengkap khas eropa dicampur dengan aneka seafood. Menunya keto friendly, alhamdullah.

Selepas makan malam kami menuju ke hotel Millenium Hotel Rotorua untuk beristirahat. 

Perjalanan ini diselenggarakan oleh Asuransi Sinar Mas.
Di dukung oleh L&G Insurance Brokers 

Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: