Judul diatas terinspirasi
dari judul tulisan di harian Bisnis Indonesia edisi hari ini 12 Oktober 2018. Yang
membahas mengenai prahara yang sedang dihadapi oleh PT Asuransi Jiwasraya salah
satu perusahaan asuransi tertua dan terbesar di Indonesia. Manajemen mereka
baru saja mengeluarkan surat kepada rekan dan nasabahnya bahwa mereka tidak
sanggup membayar klaim yang sudah jatuh tempo. Keputusan ini akan berdampak
buruk kepada perusahaan dan industri asuransi keseluruhan.
Kondisi ini menggambarkan
bahwa dana nasabah saat ini tidak
tersedia. Lalu, dimana fungsi asuransi sebagai pengelola dana masyarakat? Tidak heran jika menteri BUMN selaku
perwakilan pemerintah langsung mengambil tindakan tegas kepada direksi
Jiwasraya.
Saya yakin keputusan
ini diambil oleh manajemen Jiwasraya karena kondisinya memang sudah berada di luar
kendali. Salah satunya akibat kondisi ekonomi saat ini yang tidak baik.
Pendapatan perusahaan asuransi jiwa tergantung kepada premi yang dibayarkan
oleh nasabah. Jika jumlah nasabah berkurang maka pendapatan akan turun. Nasabah
berkurang karena mereka tidak punya dana untuk membayar premi. Pendapatan
asuransi juga berasal dari hasil kelola dana yang dihimpun melalui mekanisme
reasuransi dan investasi. Jika hasil investasi rendah maka pendapatan
perusahaan asuransi juga akan rendah.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kejadian yang dialami
oleh Jiwasraya ini sudah digambarkan oleh koran Bisnis Indonesia dua minggu
sebelumnya yaitu pada tanggal 28 September 2018 dengan judul “Bisnis Asuransi
Menyusut”, dengan sub judul “Sudah Rendah, Berkurang Pula”. Bisnis Indonesia tidak
secara khusus menyebutkan nama perusahaan asuransi yang menderita, tapi mereka
melihat industri asuransi jiwa secara keseluruhan. Info lengkap buka link di bawah ini.
https://www.instagram.com/p/BnAM4zjAITJ6-98b05FGKcNJslGf5cjD9BO8q40/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=da433j0y6hhr
Bisnis Indonesia
menulis bahwa penyebab utama permasalahn yang dialami oleh industri asuransi
jiwa saat ini adalah adanya tren penyusutan jumlah nasabah dan merosotnya
kinerja perusahaan.
Sebagai seorang agen
asuransi jiwa, saya sangat setuju dengan hasil analisa Bisnis Indonesia. Saat
ini memang sangat sulit untuk mendapatkan nasabah baru. Meskipun sudah
menggunakan teknik-teknik penjualan yang canggih bahkan dengan menggunakan
teknik hipno selling tapi nasabah tidak bergeming. Mereka tidak tertarik untuk
membeli asuransi saat ini. Alasan utamanya adalah belum ada dana.
Bukan saya saja yang
mengalami penolakan seperti ini. Puluhan leader dan ratusan agen yang tergabung
di kantor agency tempat saya bernaung juga merasakan hal yang sama. Ketika
kondisi ekonomi lagi jaya-jayanya sekitar empat tahun lalu, ada ratusan orang
yang hadir di pertemuan agency di setiap hari Sabtu. Puluhan leaders mulai dari
Senior Agency Manager dan puluhan Unit Manager. Masing-masing mengajak puluhan
agen dan calon agen. Miliaran premi baru dan ratusan polis baru yang berhasil
dibukukan setiap minggunya. Karena ruang training sudah terlalu penuh, acara pertemuan dibuat
dua sesi. Sesi pagi dan siang.
Bulan-bulan berikutnya
bisnis masih terus berkembang, pemilik agency memutuskan untuk membeli
2 ruko berdampingan sehingga mendapatkan ruang pertemuan yang lebih luas.
Interior yang lebih bagus. Ada ruang leader
dan ruang konsultasi.
Ternyata tak lama
setelah pindah perkembangan bisnis menurun. Meski fasilitas traning dan
kwalitas leaders ditingkatkan tapi produksi tak kunjung membaik. Jumlah agen
dan leader semakin menciut. Bahkan para leader top producers sudah jarang
kelihatan. Kini yang tinggal hanya beberapa orang leader. Kini pertemuan
mingguan hanya dihadiri oleh segelintir agen dan leader saja. Tidak ada lagi
keriuhan tepuk-tangan dan suara yel yel yen yang menggema seperti tiga tahun
lalu. Produksi premi baru tinggal ratusan dan puluhan juta saja.
Saya yakin kondisi
seperti itu juga dialami oleh kantor agency lain. Buktinya, peserta pemenang
kontes jalan-jalan ke luar negeri tak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Meski sudah dijelaskan sesuai dengan ilmu financial planning
bahwa jaminan asuransi itu penting dan harus menjadi prioritas, tapi calon nasabah
tidak peduli. Karena kondisi keuangan mereka yang kurang baik yang memaksa mereka untuk tidak membeli asuransi. Mereka memilih untuk
membayar pengeluaran lain yang menurut mereka lebih penting. Mereka mengutamakan pandidikan anak-anak, renovasi rumah,
kendaraan dan lain-lain. Banyak diantara mereka justru membatalkan polis asuransinya. Tidak harus lagi membayar premi dan menerima nilai tunai walaupun tidak sebanding dengan jumlah premi yang mereka sudah bayarkan.
Ini adalah kenyataan dari
kondisi ekonomi masyarakat saat ini. Daya beli menurun. Pendapatan tidak naik tapi biaya hidup
membungbung tinggi. Tak ada lagi yang tersisa untuk ditabung.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika hari ini yang muncul
kepermukaan adalah masalah dari Jiwasraya. Tidak menutup kemungkinan ada
perusahaan asuransi jiwa lain yang akan menyusul. Tergantung kemampuan masing-masing perusahaan menghadapi tekanan ini.
Jika masalah Jiwasraya
tidak cepat teratasi dapat menimbulkan penurunan kepercayaan masyarakat
terhadap industri perasuransian. Mereka khawatir premi dan dana yang mereka
bayar tidak akan kembali. Mereka bisa memutuskan untuk membatalkan polis. Jika
mereka melakukannya secara beramai-ramai maka “rush” tidak terelakkan..
Perusahaan asuransi harus siap untuk mengembalikan hak-haknya nasabah.
0 comments:
Post a Comment