Tulisan ke 4 dari 5 tulisan serial Tour di Italia
2017
Kami kembali ke
Sorrento setelah tiga hari berlibur di Capri Island. Tiba di Marina Piccolo Sorrento
sekitar jam sepuluh pagi. Kali ini ada mobil pick up khusus yang akan mengakut
bagasi sampai ke tengah kota Sorrento. Kami menaiki dua bus mini seperti ketika
berangkat. Disana sudah ada bus lain yang akan mengantarkan kami ke Amalfi
berjarak sejauh 32 km tapi bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam, tidak bisa
cepat karena jalannya sempit dan berliku-liku. Kami bertemu kembali dengan
Carmela, kini giliran Fabrizio yang kembali ke Capri, inilah saat perpisahan
kami dengan pria periang ini. Ciao, Fabrizio... grazie.
Setelah sedikit berbenah kami mulai berangkat meninggalkan kota Sorrento melewati jalan yang sangat terkenal yaitu Lemoncello, nama buah kebanggan kota ini, pohon lemon ditanam di pembatas jalan. Kemudian kami masuk ke jalan utama Corso Italia. Carmela menyampaikan jadwal kegiatan kami hari ini sambil menceritakan mengenai seluk-beluk kota Sorrento. Dia sangat bersemangat sekali ketika berbicara mengenai lemon kebanggaan orang Sorrento. Lemon ini hanya ada di Sorrento, kwalitas tinggi dan sangat manis. Memang, sepanjang jalan di kiri-kanan kami melihat banyak sekali pohon lemon tumbuh dengan subur. Ada juga perkebunan lemon yang cukup luas. Karena rasa ingin tahu, ibu Dumasi menanyakan kepada Carmela apakah kami bisa melihat kebon lemon secara langsung. Setelah menghubungi beberapa orang akhirnya Carmela berhasil berbicara dengan salah seorang saudaranya di perkebunan lemon di daerah Positano dan kami boleh mampir. Letaknya di pinggir jalan ke Amalfi kira-kira satu jam perjalanan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perjalanan di dalam bus
terasa begitu mewah, nyaman, kursinya empuk, a/c dingin, interiornya canggih dan
dashboardnya seperti ruang cockpit pesawat terbang. Dengan iseng saya tayakan
kepada pak sopir seorang yang sudah agak lanjut usianya, “very nice
bus, how long you have been driving this bus” kata saya. Dengan terbata-bata
dia coba menjawab, tapi karena dia kurang lancar bahasa Inggris akhirnya
Carmelia yang menjawab “ this is a brand new bus, this is the first tour” wah
pantas rasanya begitu nyaman, bus baru dan canggih. Sambil bercanda saya
sampaikan ke kawan-kawan, karena group kita sangat istimewa, ASM sengaja
memesan bus baru untuk kita! Semua bertepuk tangan.
Setelah setengah jam perjalanan
di Corso Italia kami berbelok ke kanan. Jalannya mulai agak sempit hanya bisa
dilewati satu kendaraan dari satu arah. Beberapa menit kemudian kami sampai ke
jalan yang berada ditepi tebing dipinggir laut. Berada kira-kira 200 meter
diatas permukaan laut. Perasaan ngeri-ngeri sedap terasa ketika bus merayap di
tepi tebing curam, jika silap sedikit saja bus bisa meluncur dan menggilinding
dan tercebur ke dalam laut. Mungkin karena kondisi jalannya yang berbahaya itu tidak
banyak kendaraan yang lalu-lalang, atau mungkin karena daerah ini sepi
penduduknya karena wilayahnya terdiri dari batu kapur. Yang menarik,
disela-sela batu itu banyak tumbuh tanaman dan pohon pinus. Saya hanya mengira
bahwa tanah tempat tumbuhnya berasal dari debu semburan gunung Visuvius ketika
meletus 2,000 tahun sebelumnya. Saya pun membayangkan betapa sukarnya membuat
jalan ini. Harus mengeruk dan meretas batu kapur sepanjang puluhan kilometer.
Jalan ini dibuat pada tahun 1910an semasa perang dunia pertama. Kira-kira sama
dengan waktu pembangunan jalan di Silaing, Kelok Sembilan dan Parit Putus di Sumatera Barat.
Mungkin proses pembuatannya yang di Sumbar jauh lebih sulit karena jenis
batunya adalah batu cadas (rock).
Jalan sempit di tepi jurang |
Setelah satu jam
perjalanan, kami sampai di sebuah tempat pemberhentian kendaraan, tempatnya
sempit tapi bisa untuk parkir bus. Ada spot pemandangan yang sangat indah. Laut
biru di kiri-kanan, ada rumah dan perkampungan penduduk di bawahnya. Nama
tempatnya Positano. Ada warung-warung yang menjual makanan dan cendramata. Kami
berfoto ria disini sambil mencoba makanan yang ditawarkan. Kami tidak
berlama-lama, kami meneruskan perjalanan kembali. Kira-kira lima belas menit
kami sampai di tempat pemberhentian berikutnya. Tempatnya agak lapang, ada
beberapa bus yang berhenti. Disini ada toko penjualan keramik souvenir khas
Italia. Tokonya unik, berada di dalam celah batu, mungkin batu yang dikeruk
untuk dibangun toko. Begitu masuk ternyata di dalamnya sangat luas, bahkan ada
escalator untuk menuju ke lantai dua. Barang yang dijual sebagian besar keramik
dengan berbagai bentuk. Saya membeli keramik berupa huruf dan angka untuk nomor
rumah saya. Lumayan ada kenang-kenangan yang bisa di bawa pulang. Bersamaan
dengan rombongan kami ada pula rombongan dari Amerika. Ketika ngobrol
ternyata salah seorang diantara mereka pernah
datang ke Indonesia. Beberapa kilometer setelah tempat ini kami sampai di
perkebunan lemon tempat yang dijanjikan oleh Carmela. Di bagian bawahnya adalah
hotel, untuk menuju ke kebon lemon naik melewati tangga batu yang cukup
panjang. Ketika sampai saya terkagum melihat suburnya pohon lemon dengan
buahnya yang begitu lebat dan besar-besar. Ia tumbuh diatas bukit batu di
tebing yang curam. Seberapa dalam akarnya, apakah ia bisa menembus cadas,
darimana airnya, apakah ada sungai yang mengalirkan air untuk menyiram? Itu
pertanyaan yang saya yang belum dapat jawabannya.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah selesai kami
kembali turun melewati tangga. Saya berdiri di pinggir jalan sambil melihat
rumah-rumah yang berada di bawah jalan hingga mencapai tepi laut. Sama seperti
di Capri Island disini tidak ada jalan mobil diantara rumah, yang ada hanya
jalan setapak. Mobil penduduk di parkir dipinggir jalan bahkan ada yang parkir
diatas atap rumah. Mereka sangat ahli memarkir kendaraan di pinggir jalan. Namun
demikian hampir semua mobil baret, lecet dan penyok di bagian depan dan
belakang masalahnya pastilah karena jalan dan tempat parkir yang sempit.
Perusahaan asuransi pasti rugi kalau begini. Mungkin tidak mau menjamin makanya
mereka tidak bisa memperbaikinya.
Sekitar jam satu siang
kami sampai di Amalfi, sebuah kota kecil di pelabuhan.Kami menginap di hotel LaBabussola yang berada di bawah jalan raya via Matteo Camera. Berbelok ke kiri,
setelah menurunkan bagasi kami check in dan kembali berkumpul di lobby untuk
makan siang. Kami berjalan kaki kearah tengah kota, setelah melewati via
Lungomare dei Cavalier terus ke gereja Chathedral Visita Virtuale Amalfi hingga
kami sampai di ristorante Coffe Royal, restoran tempat kami makan siang. Rasanya
pelayanan agak lambat sehingga perut saya keroncongan menunggu. Kembali seperti
sebelumnya, hari ini adalah terakhir kami bisa menikmati sambal ikan cakalang
bawaan bu Elly karena persediaan sudah habis.
Tidak banyak obyek yang
bisa dikunjungi di Amalfi. Setelah makan siang kami mulai berjalan mengelilingi
kota kecil itu. Saya berjalan arah ke atas menelusuri pertokon dan perkantoran
yang panjangnya sekitar 1km sampai ke jalan kecil menuju perumahan diatas
perbukitan. Barang yang ditawarkan di toko-toko tampaknya tidak begitu menarik,
kemudian saya berjalan kembali depan Cathedral tempat kami berjanji berkumpul.
Sekitar jam empat sore ada pemberitahuan dari Sammy tour leader kami, bahwa acara
makan malam kami sangat special. Tempatnya berubah dari rencana semula. Ibu
Dumasi punya ide bagus untuk mengajak makan malam di sebuah pulau berjarak
kira-kira 45 menit naik speed boat dari hotel. Itu restoran yang disediakan
untuk tamu-tamu khusus. Ongkos sewa speed boatnya saja sudah mahal ditambah
lagi dengan harga restoran. Semua teman-teman bersemangat untuk pergi, tapi
saya tidak. Saya putuskan untuk tidak pergi. Saya masih trauma dengan kejadian
makan malam di Capri. Sekitar jam lima sore rekan-rekan saya sudah berangkat ke
pulau, saya tinggal sendiri. Saya coba menyibukkan diri dengan berjalan-jalan.
Bersantai-santai di depan Chatedral, pindah ke Piazza Plavio Gioia. Duduk di
taman depan Marina Grande sambil memperhatikan warga kota bercengkerama bersama
keluarga. Bosan, kemudian saya berjalan ke marina ke jetty sampai ke ujung lalu
kembali lagi. Menjelang jam enam saya kembali ke hotel. Sambil menuggu waktu
magrib saya lepaskan pandangan dari kamar saya di lantai empat ke laut lepas
dan sudut kota Amalfi. Tampak sinar matahari berwarna kuning jingga pertanda
waktu sudah sore. Saya jepret pemandangan itu. Saya buka jendela lebar-lebar
menikmati angin sejuk yang berhembus dari laut. Beberapa saat terdengar suara
azan dari hp saya. Selesai sholat saya kembali ke jendela. Alangkah takjub saya
dengan pemandangan alam yang terhampar, kini semua berubah menjadi biru,begitu
indah. Subhanallah.... Laut, langit dan alam semua terlihat biru.. Azzurri..
Mungkin alam seperti ini yang mengilhami orang Itali menyebut diri mereka
sebagai orang Azzurri. Seragam team nasional sepakbola Italia bewarna biru,
mereka menyebutnya team Azzurri.
Menjelang malam saya
kembali berjalan ke depan Cathedral untuk membeli sepotong pizza di cake shop
Patticceria Savoia, lumayan sebagai pengganti makan malam. Saya tertidur dan
saya tidak tahu jam berapa rekan-rekan saya kembali dari pulau.
Pagi-pagi saya sudah
bangun dan berjalan-jalan di pinggir pantai. Saya berjalan ke arah barat sampai
di ujung marina. Di balik tembok ternyata ada keremaian. Ada pasar kaget. Ada
puluhan pedagang menggelar dagangannya. Mereka menggunakan mobil pick up besar
yang berfungsi sebagai toko. Barang-barang yang dijual bagus-bagus dengan harga
yang jauh lebih murah. Melihat pasar ini saya teringat akan Paddy’s market di
Sydney. Melalui WA group saya informasikan keberadaan pasar ini, mungkin
rekan-rekan tertarik untuk membeli oleh-oleh. Tiba-tiba ada rekan yang tertarik
dan memesan, ternyata rekan ini tidak ikut rombongan kami tapi ikut rombongan
yang ke China. Canggih ya, beli barang di pasar kaget di Amalfi Italia untuk
orang yang lagi di China... ini baru namanya globalization! Jangan-jangan
barang itu juga buatan China.. he he he.
Sesuai jadwal harusnya
kami berangkat meninggalkan Amalfi sebelum akan siang akan tetapi ada perubahan
jadwal. Kami berangkat jam dua setelah makan siang. Kami makan siang di
restoran lido Azzuro di marina di depan hotel La Bussola. Sekitar jam dua kami
sudah meninggalkan kawasan marina Amalfi untuk menuju Roma melewati Solerno dan
Napoli.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kota Amalfi dilihat dari dermaga |
Menjelang magrib |
Magrib |
Sesudah magrib..... |
0 comments:
Post a Comment