Dalam seminggu terjadi dua
kali kecelakaan bus di jalan raya Puncak, Bogor, Jawa Barat. Puluhan jiwa melayang
sia-sia, puluhan pula yang cidera ringan dan berat. Banyak kendaraan roda
empat dan roda dua yang remuk. Kejadian terakhir hari ahad tanggal 30 April 2017 kemarin, 11 orang meninggal di tempat, puluhan orang dilarikan ke rumah sakit dan beberapa kendaraan remuk.
Kalau di lihat dari
seringnya kecelakaan di jalur Puncak, dari sudut pandang terminologi
asuransi kejadian ini sudah tidak termasuk lagi sebagai suatu kecelakaan. Ia sudah masuk ke dalam “foreseable” atau kecelakaan yang
sudah dapat diduga. Sementara menurut pengertian asuransi, kecelakaan adalah
peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, sekonyong-konyong dan tidak terduga. Kalau setiap minggu
ada kecelakaan, maka dapat diperkirakan minggu berikutnya akan terulang lagi. Lagi dan lagi...
Maaf, mungkin kalimat
di atas semacam sarkasme, sindirian. Iya, memang.... Sudah puluhan atau mungkin sudah ratusan bus
dan kendaraan yang mengalami nasib naas di jalan raya ini. Jika anda melewati
jalur Puncak sekarang, anda akan melihat begitu banyak bangkai bus dan mobil
yang ringsek di kiri-kanan jalan. Terus akankah kita biarkan kejadian itu
berulang kembali?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh bus yang layak |
S Sebagai “tukang
asuransi” saya ingin memberikan analisa tentang aspek resiko dan asuransi dari
kejadian ini:
- Kontur jalan yang menanjak dan panjang dari Gadog sampai ke puncak Pass kemudian menurun tajam arah Cianjur sepanjang lebih kurang 30 km. Atau sebaliknya menurun panjang mulai dari Puncak Pass sampai Gadok. Dengan kondisi seperti ini memerlukan kondisi kendaraan yang prima. Pada saat menanjak kendaraan harus kuat menahan gaya grafitasi yang menarik mobil kebelakang. Semakin berat beban kendaraan semakin besar daya tariknya. Jika kekuatan mobil kurang, mungkin karena dimakan usia, muatan yang berlebihan atau karena cc mesin terlalu kecil. Apalagi jika jalanan macet, resikonya menjadi berlipat ganda. Pada saat menanjak gas harus diinjak tapi tidak boleh lepas karena di depan ada mobil berjalan pelan atau berhenti. Pengendara harus jago menggunakan, gas, kopling dan rem pada saat yang bersamaan. Bagus kalau jago. Kalau tidak, celaka. Kalau kondisinya macet parah, dan kendaraan harus berada di posisi nanjak dan ditahan dengan kondisi seperti itu. Kemudian, rem menjadi panas karena terus- menerus menahan beban, kopling juga bisa macet. Kaki sopir juga menjadi lemas. Pada satu titik ketahanan kendaraan dan sopir anjlok, mobil mundur diluar kendali dan menabrak kendaraan dan apa saja yang ada di belakangnya. Pada saat turun juga demikian, bedanya kalau saat naik naik gaya grafitasinya menarik, kalau turun gaya grafitasinya mendorong. Bahayanya kalau saat macet berjam-jam. Rem selalu diinjak, bisa ribuan kali. Akibatnya kondisi rem menjadi panas, baut, mur, dan system remnya menjadi aus akhirnya lepas. Itulah yang disebut sebagai rem blong.
- Jalan raya Bogor-Puncak selalu padat dan macet sepanjang hari. Apalagi di hari libur. Jalur ini hanya sempat sepi ketika jalan tol Cipularang menuju Bandung di buka sekitar 10 tahun lalu. Tapi kira-kira setahun kemudian macet kembali. Selain tempat wisata, jalur ini menjadi penghubung utama antara Jakarta, Cianjur dan Sukabumi serta Jawa Barat sebelah selatan. Ukuran jalan tidak pernah bertambah lebar sejak dari 30 tahun lalu. Untuk mengatasi kemacetan diberlukan sistem buka-tutup dengan jalan searah pada jam-jam tertentu. Waktunya bisa dua jam atau lebih. Pada saat jalan dibuka satu arah dari bawah ke atas, maka kendaraan yang berada di jalur kanan dari atas arah ke bawah harus berhenti. Panjang antriannya ya sepanjang jalan Puncak itu, mulai dari Puncak Pass sampai Godog sejauh 25 km, ribuan mungkin belasan ribu kendaraan tertahan. Sebagian besar mesin mobil tetap dihidupkan untuk menyalakan sistem kelistrikan dan a/c. Ribuan liter bensin dan solar menguap cuma-cuma. Mesin dan rem menjadi panas dan rawan macet. Pengemudi dan penumpang menjadi snewen karena menunggu terlalu lalu. Kalau jalur satu arahnya dari atas ke bawah, itu yang lebih celaka lagi. Mobil yang sedang menanjak harus bertahan ditanjakan sambil digas dan di rem selama satu atau dua jam. Bau asap bensin, karet kopling angus dan bau minyak rem begitu menyengat. Suasana lebih mencekam jika berada di belakan bus dan truk. Siap-siap ketika mereka kan meluncur dan menghujam mobil dan anda.
- Kawasan Puncak dan Cianjur sebagai tujuan wisata memang belum ada tandingannya. Kesejukan hawanya, kehijaun kebun teh, suasana pegunungan, kenikmatan restoran, jaraknya yang tidak terlalu jauh dan kreasi dan citra rasa jajanan yang ada di Puncak tak ada yang menandingin. Selalu menjadi magnet jutaan orang khususnya warga Jakarta untuk berkunjung. Mesti Pemda Bogor sudah mengeluarkan peraturan khusus mengenai pengelolaan kawasan Puncuk tapi semua itu tidak mengurangi minat orang untuk berlomba-lomba membangun sarana wisata disana
- Saat ini pemerintah sedang mengusahakan mengatasi kemecatan di kawasan Puncak. Pertama dengan menghidupkan kembali jalur kereta dari Cianjur ke Bogor yang sempat selama puluhan tahun terhenti. Sudah hampir dua tahun kereta itu beroperasi, semoga sudah mengurangi beban jalan raya Puncak. Saat ini juga sedang dibangun jalan tol dari Bogor ke Sukabumi sepanjang lebih kurang 54 km yang in sya Allah akan mulai beroperasi tahun 2018 mendatang. Ini akan mengurangi beban jalur Puncak karena orang yang menuju ke wilayah selatan akan berpindah ke jalan tol. Semoga jalan ini bisa selesai sesuai dengan jadwal. Selain itu pernah juga saya mendengar akan ada pembangunan jalan dari Sentul, Bukit Pelangi dan tembus ke Puncak. Kalau ini benar, ini solusi yang paling tepat.
- Kondisi kendaraan dan kemampuan
mengemudi yang tidak merata. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa standard tingkat
keamanan kendaraan umum di negeri kita memang masih mengerikan. Meski sudah ada
lembaga dan badan-badan pemerintah yang mengatur tapi penerapannya sangat
kurang. Kesadaran pengusaha untuk mengutamakan keselamatan masih sebatas
slogan. Kita memang sering membaca tulisan “safety first” di kendaraan umum.
Tapi sekedar sticker yang ditempelkan. Pemilik angkutan umum tidak benar-benar
melakukan pemeriksaan kendaraan secara berkala. Jikapun ada, tapi tidak
dilakukan perbaikan dan penggantian. Alasanya biaya. Apalagi dikaitkan dengan
biaya operasional dijalan yang sangat besar karena banyak pungli. Ketika saya
dalam perjalanan naik bus dari kota Roma ke Napoli bulan lalu sepanjang 150 km,
sopir bus wajib berhenti di setopan setiap 1 jam, jika melanggar dia kena
sanksi. Di kita bagaimana? Mboh...
Pengemudi disiplin - Angkot dan kendaraan umum yang nyelonong. Karena itu memang sudah menjadi rutenya mereka, para supir angkot dan L300 seenaknya nyelonong dari kiri dan kanan jalan menyusul setiap kendaraan yang antri dan berhenti. Mereka jago sekali memanfaatkan celah sempit. Mereka membuat jalanan bertambah macet. Tapi dapat dimengerti, wong itu periuk nasi mereka. Jika mereka hanya bisa narik satu rit saja, mereka dapat apa? Buat setoran saja tidak cukup.
- Apakah asuransi mengganti kecelakaan bus di puncak itu? Jawabanya Ada dan tidak. Bagi para korban penumpang bus mereka otomatis mendapatkan jaminan asuransi kecelakaan dari Asuransi Jasa Raharja sebagai satu-satunya perusahaan yang ditunjuk pemerintah. Mereka mendapatkan penggantian perawatan akibat kecelakaan di rumah sakit. Bagi penumpang yang cacat mereka mendapat penggantian berupa uang tunai demikian juga untuk korban meninggal dunia. Bagi pejalan kaki dan penduduk yang menjadi korban karena tertabrak seingat saya belum ada asuransinya. Baru ada wacana dari pemerintah untuk mewajibkan setiap kendaraan mempunyai asuransi Tanjung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketika (TJH). Jika bus itu tidak mempunyai asuransi TJH maka mohon maaf korban yang tertabrak tidak mendapatkan penggantian dari asuransi, kecuali mereka punya polis asuransi sendiri. Kalau mereka sudah punya asuransi BPJS mereka akan mendapatkan biaya pengobatan sampai sembuh. Kerusakan atas badan bus, bisa dijamina oleh asuransi kendaraan bermotor Polis Asuransi Standard Kendaraan Bermotor Indonesia. Saya yakin semua bus itu tidak diasuransikan karena hampir tidak ada pengusaha bus yang ingin mengasuransikan karena faktur “u” alias uang. Tapi dilain pihak perusahaan asuransi juga ogah mengasuransikan bus umum karena tingkat kecelakaanya sangat-sangat tinggi. Itu buktinya, dalam seminggu saja terjadi dua kali di jalan yang sama, bagaimana di tempat lain? Kendaraan yang tertabrak oleh bus tidak mendapat penggantian asuransi dari pengusaha bus, wong mobilnya saja tidak diasuransikan, lha piye? Tapi jika mobil yang terkena tabrak itu diasuransi maka dia bisa mengurus klaimnya ke perusahaan asuransinya. Jika jaminannya All Risks maka semua kerusakan akan diganti. Selain itu biasanya di dalam polis asuransi mobil ada jaminan tambahan Passenger Legal Liability, Personal Accident for Driver dan Personal Accident for Passenger. Jaminan utuk pengemudi dan penumpang. Jika ada maka segera hubungi perusahaan asuransinya untuk mendapat penggantian sesuai dengan limit yang ada di dalamnya. Bagi korban cidera ringan dan berat jika punya asuransi kesehatan sebaiknya menfaatkan jaminan ini sehingga dapat memilih rumah sakit yang terbaik agar dapat segera pulih. Bagi korban meninggal segera mengurus klaim asuransi dari Jasa Raharja. Caranya mudah dan cepat dan tidak ada potongan. Info lengkap lihat berikut ini. Bagi yang punya asuransi jiwa segera menghubungi perusahaan asuransinya, atau agen agar segera mendapatkan penggantian klaim.
- Usaha pencegahan. Masih banyak yang harus dilakukan untuk menurunkan tingkat kecelakaan di jalan raya khususnya yang disebabkan oleh bus. Pertama gunakan perusahaan bus yang sudah berpengalaman. Mereka mempunyai sistem pemeriksaan bus secara rutin. Mereka punyai SOP untuk setiap keberangkatan. Bus yang dalam kondisi tidak sehat tidak akan diberangkatkan. Sopirnya juga terlatih dan berpengalaman. Mungkin agak mahal, tapi demi keselamatan ambil saja. Hindari rute jalan yang menanjak dan ramai. Bukan hanya jalur Puncak saja yang harus dihindari, jalan tol Cielunyi arah ke Bandung juga harus berhati-hati terutama di tanjakan selepas Purwakarta. Banyak truk dan bus yang sedang berjuang mendaki tanjakan yang jika mereka gagal mereka akan meluncur ke belakang dan menabrak semua kendaraan yang dibelakangnya. Demikian juga di ruas jalan pantura di Alas Roban, hindari posisi di belakang truk dan bus. Seorang teman yang dulu rutin balak-balik Jakarta Bandung pernah melihat sendiri kejadian seperti itu, untung dia bisa menyelamatkan diri sementara beberapa mobil di belakangnya remuk tegilas truk dan penumpanya banyak yang meninggal. Khusus untuk rute ke Puncak, untuk sementara hindari dulu, apalagi pada saat week end atau libur panjang. Dijamin 1000% pasti macet, akibatnya anda terjebak di dalam pusaran resiko seperti yang saya uraikan diatas. Untuk sementara cari tempat lain saja untuk berlibur. Di blog ini dua tahun lalu sudah pernah saya tulis,belum baca ya. Sekarang baca deh disini.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikian, semoga
bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment