Minggu lalu saya juga berkenalan dengan pengusaha sejenis ini. Seorang pedagang dan pengusaha konfeksi punya toko besar di Tanah Abang dan punya puluhan penjahit. Sudah hampir tiga puluh tahun dia berkecimpung di dunia ini. Omsetnya miliaran rupiah setiap minggu.Dia mengeluh karena setelah sekian tahun membangun bisnis dan sukses ia meresa belum sukses. Ia merasa lelah karena dia harus mengurusi semua bisnisnya. Ia iri mellihat bisnis orang lain.
Dua minggu lalu saya juga berkenalan dan berbincang dengan pengusaha yang lain. Seorang pengusaha rumah makan. Menurut saya inilah pemilik restoran paling banyak di Indonesia yang saya tahu, beliau ini memiliki dan mengelola rumah makan lebih dari 50 buah di sekitar Jakarta! Rata-rata tiap restoran punya 0mset 6 juta rupiah di hari biasa dan 10-20 juta di hari libur. Usianya sepertinya belum 40 tahun. Kalau dia terus konsisten dengan bisnisnya bisa jadi pada saat berusia 45 tahun jumlah restorannya menjadi 100 buah. Wallahu alam.
Masih ada satu lagi. Dua minggu lalu juga seorang klien yang juga seorang teman memperkenalkan saya kepada seorang rekannya yang sebenarnya rekan lama saya juga tapi karena sudah lebih dari 20 tahun tidak bertemu sehingga saya mulai lupa.
Teman ini sekarang menjadi seorang pengusaha. Sebelumnya dia bekerja di sebuah perusahaan distributor alat berat terbesar di tanah air. Pada saat dia mengundurkan diri banyak teman-temannya meremehkan tentang apa yang akan ia lakukan. "Saya mau berbisnis katanya". Sebagian mereka tertawa. Belum satu tahun setelah dia keluar dia memesan 60 unit alat berat kepada rekan-rekannya. Mereka makin tertawa dan tidak mau melayanininya. Akhirnya dia membeli dari perusahaan distributor lain. Mereka kaget. Itulah langkah awalnya di dunia bisnis. Sejak itu ia memiliki ratusan alat berat, puluhan lahan tambang dan pemilik Kuasa Pertambangan (KP) di berbagai lokasi di tanah air. Salah satu KPnya pernah ditawar orang seharga 1 triliun rupiah.
Ada yang menarik dari empat pengusaha hebat ini:
- Untuk jadi pengusaha itu tidak perlu pintar. Selain sang pengusaha alat berat dan pemilik KP, yang lain mereka hanya lulusan S3 (SD, SMP, SMA). Untuk sukses di dunia bisnis yang diperlukan adalah kemauan, keberanian memulai, ketabahan, kejujuran dan istiqomah atau konsisten di bidangnya masing-masing.
- Keep it simple and Stupid (KISS) berbisnislah dengan cara yang sederhana. Tidak usaha menunggu semuanya lengkap dulu. Ternyata dengan hp Nokia jadul saja bisa mengelola bisnis miliar rupiah setiap minggu. Apalagi bagi mereka yang mempunyai smartphone, anda bisa berbisnis yang jauh lebih besar asal mau menjalankan seperti langkah pertama diatas.
- Ini peluang bagi kita yang sudah lebih memahami teknologi. Ternyata masih banyak pengusaha hebat yang belum tersentuh teknologi, ilmu dan informasi. Walau bagaimanapun bisnis mereka akan jauh lebih dahsyat kalau mereka memanfaatkan teknologi. Itu yang sedang saya fokuskan. Kehadiran blog saya ini salah satunyadalah untuk hal-hal seperti itu. Beberapa usaha teman yang sudah saya "endorse" di blog ini berkembang pesat setelah banyak pembaca seperti anda yang menghubungi mereka.
- Mereka tidak hanya perlu teknologi, tapi juga konsultasi dan bimbingan manajen serta rohani agar bisnis mereka semakin lancar.
- Meski mereka punya omset besar tapi menurut Robert T Kyosaki mereka masih berada di kwadran sebelan kiri yaitu sebagai self employed atau mempekerjakan diri sendiri. Sehingga jenis incomenya masih masuk kelompok active income. Mereka perlu bantuan untuk memindahkan mereka ke kwadran kanan menjadi Business Owner atau passive income.
- Entah kebetulan atau tidak ke empat "Pengusaha Hebat tapi Kuno ini "adalah orang Minang. He he he. Beruntunglah jadi orang Minang karena telah "mengidap" jiwa dagang sejak dari sononya. Yang perlu dilengkapi dan dikembangkang adalah pengetahuan manajemen bisis dan memanfaatkan teknologi serta etika bisnis.
Salam hangat untuk sobat pengusaha. Kita memang orang-orang aneh dan tidak logis. Kita pemimpi. Tapi kita memang harus seperti ini terus karena banyak di luar sana yang cerdas dan berfikiran logis yang memerlukan kita untuk menciptakan lapangan kerja, menghargai ilmu dan hasil karya mereka, serta memberi tepuk tangan ketika mereka sukses menjadi tokoh masyarakat.
0 comments:
Post a Comment