My 23rd Marriage Anniversary


7 February 2015 silam, tepat 23 tahun saya sudah membina rumah tangga yang Alhamdulillah berjalan sesuai dengan dengan doa kami, keluarga dan sahabat yaitu Sakinan, Mawaddah dan Warrohmah. Saya senantiasa bersyukur kepada Allah akan nikmatNya yang satu ini. Karena akhirnya saya kembali mempunyai keluarga bahagia yang sempat hilang setelah ibu saya meninggal di usia saya 9 tahun.



Menikah dengan wanita idaman  sungguh sangat membahagiakan. Cantik, seindah yang pernah datang dalam mimpi. Baik hati  seperti yang dulu selalu menjadi angan-angan. Menjadi sahabat sejati dalam perjuangan mengharungi lautan kehidupan yang kadang penuh gelombang. Setia dan penyayang keluarga yang membuat jiwa ini tenang untuk menerjang dan menghadang tantangan hidup yang semakin tidak mudah.
Untuk memperingati hari yang berbahagia ini kami bertiga berlibur di Benoa Bali antara tanggal 7 sampai dengan 9 Februari 2015. Sebetulnya tidak ada rencana  untuk acara ini.  Ini gara-gara kami ditelpon terus oleh agen program liburan dari group hotel Novotel. Sudah beberapa kali kami tolak tawaran itu. Karena memang kami bukan keluarga yang sering bepergian berlibur. Tapi karena sales girlnya ngotot bangat, akhirnya kami iyakan juga. Harga kamar hotel hampir setengah dari harga normal  di Novotel Benoa. Liburan ini sempat saya tunda dua kali, akhirnya isteri saya mengingatkan "udah ambil aja, sekalian pada saat ulang tahun pernikahan kita". 

Awalnya saya rencanakan hanya kami berdua saja yang berangkat karena my son  baru pindah sekolah. "Masak baru pindah sudah mintak cuti pula, nggak enak sama guru" kata saya. Saya beli cuma dua tiket Garuda dan ternyata cukup mahal padahal dipesannya sebulan sebelum berangkat. Saya kena Rp. 1,2 juta sekali jalan jadi pulang-pergi Rp. 4,8 juta. Saya kaget tapi  tidak protes karena ini bersamaan dengan pengumuman Menteri Perhubungan tentang penghapusan tarif pesawat murah. Belakangan baru saya tahu ternyata  harga tiketnya tidak semahal itu, apalagi itu tiket promo. Ini juga bukan high season. Ternyata pesawat juga tidak penuh baik pulang maupun pergi. Wah saya "dikerjain" oleh travel agent langganan kami. 
Akhirnya my wife tidak tega juga, dia mengurus izin ke sekolah dan Alhamdulillah dibolehkan. My son kaget dan surprise karena dia baru tahu dihari terakhir sebelum kami berangkat. My son kami belikan tiket Lion Air yang cuma Rp. 600 ribu sekali jalan. Kami atur jadwal keberangkan dan kembali di jam yang sama.
My son boarding at terminal 3
Mother and son

Sesuai jadwal, Sabtu sore jam 2an kami sudah berada di Bandara Cengkareng terminal 3 untuk mendrop my son yang akan berangkat jam 14.30 lebih dulu satu jam dari kami. Agar my son tidak kesepian sampai di Bali  menunggu kami, kami minta bantuan sepupu my wife  Uyung yang  bekerja sebagai kepala chef di salah satu hotel bintang lima di kawasan Seminyak. Untung Uyung sedang libur sehingga dia bersedia menjemput my son di bandara.

Kami mendarat di Ngurah Rai jam 7 malam waktu setempat dan sudah ditunggu oleh mobil dari hotel Novotel Benoa, sementara my son sudah selesai berkeliling kawasan Kuta bersama omnya. Jam delapan malam kami berjumpa di lobby Novotel Benoa. Kami langsung check in dan kemudian segera berangkat mencari makan malam naik taxi ke Jimbaran. Setengah jam kemudian kami sudah duduk dipantai yang temaran karena kilauan lampu-lampu restoran aneka warna. Kami persilakan Uyung memesankan makan malam, saya tahu karena ia seorang chef pasti dia tahu menu yang terbaik untuk kami. Sementara menanti masakan dihidangkan, kami menikmati keindahan pantai Jimbaran sambil mendengarkan alunan lagu-lagu merdu yang dibawakan oleh pengamen. Meski saat ini bukan "peak season" tapi pengunjung di restoran ini cukup ramai. Banyak turis bule, Korea, Jepang dan India menikmati makan malamnya.
Jimbaran Resto

My son, wife and Uyung

Kurang dari setengah jam makan malam kami sudah terhidang, seekor ikan bakar, udang goreng, cumi-cumi goreng mentega, sayur cah kangkung, sambal dan kerupuk sungguh membuat mulut dan tenggorokan tak sambar untuk melahapnya. Padahal sebagai penumpang Garuda beberapa jam sebelumnya  sudah makan di pesawat. Alhasil setelah makan malam ini perut saya  bertambah buncit. Yang cukup mengejutkan ternyata harga makan itu tidak terlalu mahal, kurang dari 400 ribu untuk empat orang.

Selepas makan malam kami kembali ke hotel di Benoa menggunakan taxi yang sama tapi argonya sudah dimatikan semantara menunggu kami makan. Hm, baik juga sopir taxi ini. Menjelang memasuki kawasan Nusa Dua Uyung turun dari taxi karena ia segera pulang menuju ke Seminyak. Sampai di hotel kami sholat isya. Untuk mendapatkan arah kiblat kami menggunakan jasa "Samsung note 3" fasiltas kiblat. 

Mesti semalam sudah makan kenyang, eh subuh perut kami sudah lapar lagi. Ini masalahnya kalau sedang liburan, perut pengen makan terus aja bawaannya. Kami berjalan menuju restoran dan ternyata belum dibuka, petugasnya masih menyiapkan makanan. Sambil menunggu kami menikmati panorama indah di teluk Benoa. Temaran  sinar keemasan  mentari pagi di ufuk timur terlihat begitu indah. My wife dan my son  tiduran di kursi pantai menikmati lembutnya angin pantai di pagi hari. Sementara saya tidak bisa menahan diri untuk mengabadikan keindahan pagi itu. Saya meloncati dinding pantai dan turun ke pantai  yang sedang surut. Saya begitu leluasa berjalan diatas pasir basah mendekati perahu-perahu nelayan yang sedang tertambat. Saking asyiknya saya lupa bahwa sudah lebih dari setengah jam saya menghabiskan waktu disana. Dari jauh saya melihat my son dan my wife melambai memberi tanda bahwa restoran sudah dibuka. Tapi mereka belum bisa duduk karena mereka lupa nomor kamar... apa boleh buat mereka harus menunggu.
Morning just broken at Benoa


Relax at the beach

Nice fishing boat

Sarapan di hotel berbintang lima selalu membuat selera makan  menggebu-gebu. Semuanya enak, lezat dan semua menarik. Untunglah setiap jenis makan diberi tulisan sehingga kami tidak sampai memakan makanan "haram". Seperti biasa menu pertama saya adalah cereal, corn flake yang campur dengan susu. Ternyata my son juga mempunyai cara yang sama. 

Kami kembali ke kamar sambil bersantai-santai. Jam delapan saya dan my son berenang di kolan renang hotel. Airnya terasa masih sejuk, sambil memandang langit biru diangkasa. Sungguh nikmat terasa. Meskipun hampir di seluruh wilayah Indonesia di guyur hujan, tapi di Bali sebaliknya. Udaranya begitu cerah.

After breakfast

Boats at Benoa beach

Menjelang siang kami berjalan ke pantai Benoa tempat atraksi dan permainan berbagai macam. Ada speed boat, banana boat, flying ballon, sorkling dan lain-lain. My son ingin naik flying boat, tapi karena karena sudah berpakaian rapi, akhirnya kami batalkan. Tak sampai setengah jam kami berjalan meninggalkan pantai karena terik mentari sudah terasa menyengat. Pada saat kami sampai di jalan raya Benoa kami mampir ke restoran padang untuk mengisi perut karena sudah semakin siang.


Ready to go to Kuta

Benoa beach activities

Jam satu siang saya dan my wife berangkat naik taxi yang sudah disediakan oleh Novotel untuk mengikuti presentasi oleh team di Novotel Nusa Dua. Kami sebenarnya ingin menolak undangan itu, tapi kami diancam. Kalau kami tidak datang maka discount kamar akan dibatalkan dan kami harus membayar dengan harga biasa. Wah gila juga, itu bisa diatas satu juta semalam. Akhirnya kami ikuti saja kemauan orang ini.

Kami sampai dan langsung disambut oleh salah seorang petugas disana. Seorang wanita paruh baya. Kami dijelaskan dengan program-program liburan di seluruh dunia dengan paket-paket tertentu. Bisa berlibur dengan harga discount di tempat terkenal di Dubai, Australia, Amerika, Asia Pacific dan lain-lain. Kami ditunjukan pula contoh kamar-kamar khsusnya jika kami mengambil paket yang di Bali. Karena kami bukan seorang traveller sejati, kami tidak tertarik. Meski dengan harga yang murah.

Setelah  dipresentasikan semua fasilitas, sampailah pada masalah inti dari undangan itu. Wah ternyata biaya yang harus disetorkan sangat mahal. Ini bukan level kami. Tapi sepertinya mereka memaksa kami untuk terus mengambil paket itu. Ada paket murah, paket cicilan dll. Paket yang paling kecil adalah Rp. 80 juta yang harus disetor hari itu juga. Wow.... hari itu juga? Sangat mencurigakan bukan? Anda baru kenal, baru tahu programnya tapi sudah harus bayar sebanyak itu. Apalagi jika anda tidak punya cash. Kami menolak dan tampak sekali kekecewaan di wajah mereka. Iyalah... berapa orang yang mau langsung setuju dengan program seperti itu. Meskipun ia orang kaya-raya.

Kami pamit dan minta diantar kembali ke hotel di Benoa. Tapi sebelum kami keluar, masih ada tawaran lain lagi. Dengan setengah memaksa kami diminta menyetujui program yang lebih kecil. Kami cukup menandatangi credit card senilai 8 juta. Kami tolak juga. Tampak sekali kekesalan di wajah orang itu. Kami segera kembali ke hotel di Benoa.

The beauty

Sekitar jam dua siang kami berangkat naik taxi ke Pelabuhan Benoa untuk mengikuti paket liburan diatas kapal cruise. Meski sama-sama Benoa tapi jarak antara kedua tempat itu cukup jauh karena kami harus memutar melewati jalan tol, Denpasar dan baru beberbelok ke pelabuhan Benoa. Kami memesan paket naik kapal cruise jam lima sore.

Kami harus menunggu sekitar satu jam sebelum kami dipersilakan naik ke atas kapal. Setiap orang harus bersedia diambil foto sebelum naik. Banyak juga turis asing yang mengikuti program ini. Sebagian besar berasal dari India, Korea, Jepang dan beberapa orang Bule. Turis lokal seperti kami sangat sedikit. Kebanyakan mereka adalah pasangan muda-mudi. Wah, kami menjadi kikuk karena kami mengajak my son yang masih ABG.

Benoa Beach

Benoa beach



Menelang jam lima kami sudah mulai berlayar. Penumpang bebas mengambil tempat duduk, di lantai satu, dua ataupun diatas dek. Kami memilih di atas dek sambil menikmati senja kala. Perlahan-lahan sinar mentari berubah warna menjadi kuning jingga, merah hingga akhirnya tenggelam. Suasana santai begitu terasa. Sambil menunggu matahari tenggelam kami disuguhi minuman yang menyegarkan.



Setelah mentari tenggelam di ufuk barat kami pindah ke lantai dua untuk menikmati makan malam. Ada makanan khas Indonesia, Eropa dan Oriental. Ada pertunjukkan band yang membawakan berbagai jenis lagu. Cukup menghibur. Yang menarik, pada saat acara makan malam kapal berhenti di tengah laut. Ternyata kapal hanya bergerak sekitar setengah jam saja dari pelabuhan. Dari atas kapal kami dapat menikmati temaran cahaya lampu jalan tol dan kegiatan di pelabuhan benoa dari kejauhan. Sesekali tampak pula lampu pesawat terbang kelap-kelip ketika take off dari bandara Ngurah Rai.



Hari ketiga, hari terakhir lawatan kami kali ini. Pesawat kami berangkat jam 4 sore ke Jakarta. Jam 10 kami sudah check out dari hotel dan langsung menuju kawasan Kuta. Kami ingin membeli oleh-oleh untuk keluarga. Kami turun dari Taxi di jalan Pantai Kuta. Setelah melihat-lihat di sekeliling, my son mengajak kami ke Beach Walk tepat di tepi pantai Kuta dengan berjalan kaki. Lumayan jauh. Shopping Mall yang cukup bagus dengan barang-barang berkwalitas.


Kami tidak bisa berlama-lama di Beack Walk, dengan menumpang taxi segera kami menuju ke toko Joger untuk membeli oleh-oleh. Tapi karena tidak semua jenis oleh-oleh dapat kami peroleh disini kami pun pergi ke toko pusat oleh-oleh paling lengkapi di Bali yaitu Krisna tak jauh dari Bandara Ngurah Rai. Jam satu siang kami sudah selesai dan menuju ke Bandara.
Kondisi banda Ngurah Rai sudah rapi, meski ada perbaikan di beberapa bagian. Semua pesawat sudah datang dan berangkat di terminal baru. Bagus sekali, tak kalah dengan terminal KLIA2 di Kuala Lumpur, bedangnya mungkin dikurannya saja. KLIA2 jauh lebih besar.

Kami menikmati makan siang dan sholat di sana. My son berangkat dari Gate 4 dengan Lion Air sementara saya di Gate 2 naik Garuda. My son berangkat 15 menit lebih dulu.


My son turun di Terminal 3 sudah ditunggu oleh Fiki pengmudi keluarga kami. Kemudian mereka pindah dan menunggu kami di Terminal 2.

Syukur Alhamdulillah berjalan kami berjalan lancar. Meski hari Jakarta diguyur hujan sejak pagi, tapi kami masih bisa pulang denga lancar padalah di tengah jalan tol menuju Pluit di jalur tengah tergenang air dan tidak bisa dilewati. Tapi di jalur kami yang menuju ke Bintaro lewat lingkar luar masih bisa dilalui.

Saya bersyukur kami bisa menikmati liburan di hari yang penting ini bagi keluarga kami. Semoga liburan ini memperindah kehidupan keluarga kami.

Kepada seluruh kerluaga dan sahabat, kami mengucapkan terima kasih atas doa, bantuan, dukungan dan perhatian atas kebahagian keluarga kami. Semoga Allah SWT membalas dengan yang setimpal. Amiin.....

lngrisk.co.id
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: