Saya sengaja menuliskan judul ini dengan M3,
bukan 3M karena 3M adalah sebuah merek dagang terkenal di dunia. M3 juga istilah yang sering digunakan oleh beberapa perusahaan sebagai singkatan dari Monday Morning
Meeting.
M3 yang saya maksud adalah Malas, Malu dan Mati akal. Istilah ini pertama kali saya dengan
sekitar tiga tahun lalu salah seorang pembicara di acara motivasi asuransi.
Sejak kecil sebenarnya saya sudah pernah kenal istilah ini ketika orang tua
memarahi saya karena saya sering berbuat M3 ini. Kini setelah empat puluh tahun
mendengar istilah ini saya semakin menyadari dan mengkonfirmasi bahwa
pernyataan itu benar adanya. Jika M3 ini tidak dibuang dari diri seseorang,
dijamin mereka tidak akan pernah mendapatkan sukses sejati dalam hidupnya.
Sayangnya banyak orang yang tidak menyadari
bahwa mereka terjangkit penyakit 3M ini. Ketika mereka menyadari bahwa
mereka tidak mencapai sukses justru mereka mencari alasan lain. Menyalahkan
orang lain yang menyebabkan mereka tidak sukses. Sebelum terlambat mari kita
bahas ketiga M ini secara lebih jauh.
Malas
Harus kita akui bahwa pada dasarnya kita adalah
pemalas. Kita lebih memilih untuk duduk dari pada berkerja. Kita lebih suku bersantai dari pada bekerja.
Kita lebih suka makan enak dari pada bekerja. Kita lebih suka tidur dari pada
berdagang. Pada pertengahan tahun delapan puluhan di Jakarta ada istilah MEOK
yaitu singkatan dari Makan Enak Ogah Kerja. Jadi kalau kita merasa malas, itu
memang sifat alami dari manusia. Tapi masalahnya kalau kita biarkan sifat
alamiah ini menempel terus kita tidak
akan pernah hidup lebih baik. Tidak akan ada perubahan dalam diri kita. Nabi
Muhammad SAW dalam hadisnya mengatakan bahwa ‘sebaik-baik orang diantara kamu
adalah mereka yang hari kininya lebih baik dari kemarin dan hari esoknya lebih
baik dari hari ini”. Bahkan ada orang yang mengidap penyakit malas yang akut,
untuk menggerakkan tangan untuk memainkan remote control tv saja malas, dia
minta orang lain melakukannya untuk dia. Malas adalah musuh sukses nomor satu.
Bagaimana mungkin seseorang akan sukses kalau dia malas melakukan sesuatu?
Bagaimana cara membuang sifat malas ini?
Pertama adalah kenalilah diri anda lebih jauh. Hitung-hitunglah tentang diri
anda. Tanyakan kepada diri sendiri ‘self what do you want to be in your life”
mau jadi apa anda dalam hidup ini. Bahasa yang lebih ringkas adalah apa
cita-cita anda?. Anda menjadi seperti apa tahun depan, lima tahun lagi, sepuluh
tahun lagi? Tentukanlah cita-cita anda, cita-cita itu yang akan membuat anda bangun
dari tempat tidur untuk bekerja. Definisi dari cita-cita adalah sesuatu yang
benar-benar anda inginkan dalam hidup anda, jika sesuatu itu tidak berhasil
anda capai maka anda akan sangat menyesal sekali. Cita-cita berbeda dengan
angan-angan atau keinginan. Keinginan, jika anda mencapainya anda senang tapi
kalau tidak anda tidak begitu kecewa. Tapi kalau cita-cita itu harus, kudu,
wajib tercapai. Hasil penelitian bahwa sebagian besar orang yang gagal adalah
karena mereka tidak mempunyai cita-cita yang jelas. Mereka hidup seperti ada
adanya, they just go with the flow. Tergantung kepada situasi yang ada.
Cita-citanya tergantung kondisi, berubah-ubah tergantung kepada orang lain.
Tentukanlah cita-cita anda dalam hidup.
Pastikan apa yang anda inginkan. Karir anda, bisnis, pendidikan, keluarga,
wisata, hiburan, kendaraan, lingkungan sosial yang benar-benar anda inginkan. Orang
yang punya cita-cita membuat dia berfikir dan bekerja untuk mewujudkan
cita-citanya. Jika anda anak muda yang saat ini sedang bersekolah atau kuliah,
tentukanlah cita-cita anda. Anda melanjutkan pendidikan di mana, universitas
apa dan jurusan apa. Anda yang sedang kuliah tentukan pekerjaan seperti apa
yang anda inginkan selepas kuliah nanti. Bekerja di perusahaan swasta,
pemerintah atau di luar negeri. Atau anda mau berbisnis, bisnis apa, dimana,
bagaimana caranya?. Untuk memastikan bahwa cita-cita yang anda pillih adalah
benar-benar yang menjadi cita-cita anda, coba tanyakan kepada hati handa yang
paling dalam, apakah itu memang yang menjadi cita-cita anda. Bagi anda yang
sudah bekerja tentukanlah cita-cita anda. Keluarga seperti apa yang akan anda
miliki, isteri atau suami seperti yang akan menjadi pasangan hidup anda, rumah
seperti apa yang menjadi tempat tinggal anda, kendaraan seperti apa yang akan
anda gunakan, perjalanan wisata yang bagaimana yang akan anda berikan kepada
keluarga anda. Pendidikan seperti apa yang akan anda berikan kepada anak-anak
anda, seperti apa anda akan menjadi masa pensiuan ada.
Kalau anda sudah mempunyai cita-cita yang jelas,
dijamin anda akan membuang sifat malas anda. Anda tidak akan lagi menghabiskan
waktu berjam-jam tidur, anda tidak lagi akan berlama-lama duduk di depan tv.
Anda tidak akan lagi berlama-lama menghabiskan waktu di kafe atau hangout
dengan teman-teman anda. Anda akan mulai membuat rencana kerja untuk mewujudkan
cita-cita anda.
Meski sudah dijelaskan pentingnya cita-cita
diatas tapi mungkin masih saja ada yang yang tidak terpanggil hatinya untuk
berbuat dan bekerja lebih keras. Ok, hal ini dapat dipahami karena anda merasa tidak
memerlukan cita-cita seperti itu. Mungkin anda anak orang kaya, uang melimpah,
harta dan kekayaan berjubel. Anda tidak perlu berkerja keras lagi. Kalau begitu
anda bisa menggunakan cita-cita dari orang-orang yang anda cintai untuk bekerja
keras. Cita-cita anak-anak anda. Pendidikan yang terbaik baik untuk mereka.
Semua itu memerlukan uang. Atau untuk kebahagian orang tua anda. Rumah dan
kendaraan seperti apa yang akan anda berikan untuk mereka. Mereka menginginkan
pergi haji atau umrah, atau jalan-jalan ke luar negeri. Apakah sudah anda
berikan. Ingat, mereka telah memberikan segalanya untuk anda, anda perlu
membalas cinta kasih mereka dengan yang lebih baik. Apakah cita-cita mereka
sudah cukup untuk membuat anda bangkit untuk berjuang? Kalau belum anda mungkin
perlu alasan negatif untuk memotivasi anda. Jika anda anak orang kaya, atau
orang kaya ada satu pertanyaan untuk anda? Apakah anda bisa menjamin bahwa
kekayaan itu akan jadi milik anda selamanya? Begitu banyak resiko yang bisa
terjadi yang menyebabkan kekayaan anda lenyap dalam sekejap. Krisis ekonomi,
fluktuasi harga saham, krisis politik dan resiko lain dalam skala besar. Atau
resiko perdagangan dan bisnis, apakah bisnis itu selalu untung? Tidak. Atau
resiko tertipu dan dibohongi oleh orang kepercayaan. Sungguh banyak kisah sedih
tentang akibat resiko yang satu ini.
Bekerja keras itu bagus untuk kesehatan anda.
Tidak akan membuat anda sakit apalagi mati. Bekerja itu keras itu menyenangkan,
membuat hidup bergairah. Bersuka-cita ketika kesuksesan berhasil diraih,
berduka ketika kekalahan datang. Maju dan bangkit lagi, eh tak berapa lama
kemenangan datang lagi. David J Swartz dalam bukunya berfikir dan berjiwa besar
mengatakan “jauh lebih baik lelah karena bekerja dari pada lelah karena
menganggur”. Apalagi kalau bekerja keras untuk cita-cita anda sendiri, anda
tidak akan merasa lelah dan jenuh dan tidak akan berhenti sampai anda berhasil
meraihnya. Yang mungkin bisa membuat lelah adalah bekerja keras untuk
mewujudkan cita-cita orang lain, bukan cita-cita anda.
Salah satu trik yang membuat kita mau bekerja
keras adalah jika kita mendapat tekanan dari orang lain. Mempunyai hutang di
bank atau pada orang lain yang harus dibayar. Itu pasti membuat anda rela
pontang-panting untuk bekerja hingga anda bisa melunasinya. Bahkan cara ini
banyak digunakan oleh orang-orang yang sudah mapan secara ekonomi. Mereka
sengaja membuat hutang baru agar mereka senantiasa diingatkan untuk terus
bekerja.
Bagi yang sudah terbiasa bekerja keras, hidup
malas tampa mengerjakan sesuatu itu membosankan. Anda mau tidur-tiduran, berapa
jam anda bisa tidur, 12 jam sehari? Berapa banyak anda menonton tv 20 jam
sehari? Anda pasti bosan, acara tv itu hanya asik ditonton paling lama dua jam
setelah itu anda pasti bosan. Kalau hidup anda terlalu santai, tidak banyak
berfikir dan bergerak tubuh anda akan menjadi cepat sakit. Tak percaya, anda
lihat tubuhnya para olahragawan Betapa kokoh dan segarnya tubuh mereka akibat
latihan dan bertanding. Bandingkan dengan tangan orang yang tidak melakukan
apa-apa. Tangannya lemah, lemas tidak bertenaga. Tubuh seperti itu rapuh dan
mudah sakit.
Malu
Dalam salah satu Hadisnya nabi Muhammad SAW
mengatakan bahwa “malu itu sebagian dari iman”. Banyak orang yang salah mengartikan
hadis ini. Sifat malu yang dimaksudkan oleh Beliau adalah malu berbuat dosa dan
maksiat. Bukan malu bertemu dengan orang lain. Tapi betapa banyak diantara kita
yang mengidap penyakit malu ini. Kita malu bertemu dengan orang lain, kita malu
menatap mata orang lain, kita malu bertegur-sapa, kita malu mengungkapkan
perasaan kita. Kita memilih lebih baik mati daripada harus bertemu dan bertegur
sapa dengan orang lain. Ini memang penyakit akut yang harus disembuhkan. Karena
ini adalah musuh sukses nomor dua paling berbahaya. Sulit untuk dijelaskan apa
penyebab rasa malu ini karena secara logika tidak ada alasan bagi kita untuk
mengidap penyakit ini. Karena orang lain itu sama dengan kita, mereka juga
manusia. Sama-maka makan nasi dan minum air. Sama bisa bicara.
Kita harus menyadari jika sifat malu ini tidak
segera kita buang kita tidak akan berubah karena kesuksesan kita tergantung
kepada orang lain. Kita memerlukan orang lain untuk sukses. Sekarang sudah
tidak jamannya lagi orang sukses sendirian. Kalau anda tidak berhubungan dengan
orang lain anda tidak akan mendapat petunjuk dan pengarahan. Ilmu anda tidak
akan bertambah. Semakin banyak anda berhubungan dengan orang lain semakin
banyak ilmu dan informasi yang berguna untuk kesuksesan kita. Coba tanyakan
kepada diri sendiri, kenapa saya harus malu? Apa yang saya takutkan, apa yang
menghalangi saya untuk berbicara dengan mereka.
Mati Akal
Tidak kreatif itulah yang tepat untuk
menyatakan sifat ini. Begitu ada tantangan tidak punya cara untuk mengatasi tantangan
itu. Ia langsung berhenti atau mundur. Akalnya langsung mati, tidak tahu apa
yang harus ia lakukan. Menyerah terlalu cepat.
Tantangan itu pasti ada. Dalam ilmu Manajemen
Resiko adalah istila Risk atau Resiko yang diartikan sebagai sesuatu yang bisa
mendatangkan bahaya tapi juga bisa mendatangkan keuntungan. Resiko itu ibarat
bumbu masakan, kalau tidak ada resiko maka hidup terasa hambar. Jangan berharap
tidak ada tantangan dalam setiap usaha kita. Pasti ada. Orang malas sering
mengalami kondisi mati atal, dia enggan untuk berfikir lebih kuat untuk
mengatasi masalah yang timbul. Dia tidak mencoba cara lain untuk menyelesaikan
tugasnya. Dia tidak mau berusaha mencari jalan lain untuk sampai ditujuannya.
Dia memilih lebih baik berhenti atau pulang kembali. Orang ini sering mengalami
kondisi “mentok” atau menabrak dinding dan tidak bisa maju. Padahal jika dia
mau memutar otaknya sedikit saja lagi, dia akan menemukan jalan keluarnya.
Jangan mudah menyerah, justru jika ada
tantangan dan kegagalan dijadikan cambuk untuk meraih kesuksesan pada
kesempatan berikutnya. Pada saat kita berusaha untuk mencari jalan keluar, pada
saat itu pulalah kita menemukan hal-hal baru yang akan berguna nanti atau pada
kesempatan yang lain. Misalnya anda nyasar ke satu tempat, anda berusaha untuk
mencari jalan keluarnya. Pada saat anda
berusaha mencari jalan keluar itu anda menemukan beberapa jalan, beberapa
orang, beberapa rumah, toko, kantor dan lain-lain. Setelah anda berhasil
menemukan jalan keluar, anda sekarang sudah tahu tempat-tempat yang secara
tidak sengaja anda lalui ketika anda berusaha mencari jalan keluar tadi. Hal
yang sama juga terjadi dalam bisnis. Ketika anda mengalami kegagalan dalam
bisnis yang menyebabkan anda rugi, berhutang, dan mempunyai masalah dengan rekan-rekan
bisnis anda. Sebagai seorang professional anda pasti akan menanggung kerugian,
membayar hutang dan mempertahankan hubungan dengan rekan-rekan bisnis anda.
Untuk itu anda akan berusaha dengan segala cara agar semua hutang terbayar dan
hubungan dengan rekan-rekan bisnis bertahan. Setiap usaha yang anda lakukan
akan menambah pengalaman baru bagi anda. Anda belajar bagaimana mendapatkan
pinjaman dari bank, bernegosiasi dengan rekan-rekan bisnis anda sampai anda
mampu membayar mereka. Proses itulah yang tidak ternilai harganya. Pada saat
anda berhasil mengatasi semua masalah itu, anda berhasil mendapatkan pengalaman
bisnis yang luar biasa. Anda akan mempunyai keyakinan yang kuat bahwa setiap
masalah bisa diatasi, ada cara, ada jalan, ada orang yang bisa membantu dan
yang paling penting anda pasti bisa melalui semua itu. Anda mendapatkan modal
yang sangat kuat untuk menjadi pengusaha besar. Mengambil resiko. Berbisnis itu
mengambil resiko, no pain no gain begitu istilah yang sering disampaikan oleh
para pengusaha.
Semakin sering anda mengalami kondisi
“terpojok”semakin tangguh anda dalam kehidupan. Anda menjadi ahli di dalam
mengatasi masalah, sehingga anda bisa mengantisipasinya sebelum masalah itu
terjadi. Anda tidak akan lagi mengulami kesalahan yang sama. “Keledai saja
tidak mau terperosok ke dalam lubang yang sama”demikan pepatah Arab mengatakan.
Tapi kalau anda tidak pernah terperosok anda tidak akan pernah tahu
mengantisipasinya. Pengusaha besar adalah pengusaha yang paling sering
mengalami kesalahan. Mereka sudah jatuh-bangun di dalam usahanya. Itulah yang
membuat mereka berhasil menjadi pengusaha besar. Tidak masalah berapa besar
kerugian mereka, mereka akan mampu kembali meraih sukses karena mereka tahu
cara bangkit dan bangun kembali.
Jika anda masih muda, di bahwa usia 20 tahun, anda perlu sadari M3 ini
sejak dari sekarang. Lakukan perubahan jika anda merasa masih jauh dari kondisi
ideal. Jika anda berusia diatas 20 tahun di bawah 40 tahun, anda masih
berkesempatan untuk merubah nasib anda. Anda masih punyai fikiran yang jernih
dan ergi yang melimpah untuk membasmi M3 dan menggantinya dengan kesuksesan.
Untuk anda diatas 40 tahun jika anda menyadari bahwa anda telah melakukan
kesalahan dengan terlalu banyak “mengandung” M3 selama ini. Sadari, ingatkan
anak dan keluarga anda untuk tidak mengulangi kesalahan anda. Anda masih bisa
berubah, tapi diperlukan komitmen yang sangat kuat dan energi yang melimpah
untuk membuang karat-karat M3 yang menempel di dalam diri anda selama puluhan
tahun.
0 comments:
Post a Comment