Rapat Anggota dan Rapat Umum Anggota APPARINDO, Bali 21-23 Oktober 2013 - Day 1


Tentang Penulis:
Inilah rapat pertama APPARINDO (Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi Reasuransi Indonesia) yang saya ikuti sejak 6 tahun lalu. Terakhir kali saya mengikuti kegiatan asosiasi pada pertengahan tahun 2006 silam. Saat itu saya masih menjadi bagian dari perusahaan broker asuransi pertama yang pernah saya dirikan. Waktu itu asosiasi  ini masih menggunakan nama ABAI (Asosiasi Broker Asuransi/Reasuransi Indonesia). Saya juga ikut menjadi pengurus antara tahun 2000 s/d 2006. Perusahaan baru kami L&G memang baru terdaftar sebagai anggota APPARINDO sejak akhir tahun 2012 silam.
Nanan Giananjar CIIB, Ketua Umum APPARINDO


Saya merasa seperti anak baru atau NKOTB (New Kid On The Block) ketika saya bertemu pertama kali dengan pengurus dan anggota-anggota asosiasi. Hampir sebagian besar pengurus dan perwakilan perusahaan adalah orang-orang yang belum saya kenal sebelumnya. Mereka anak-anak muda yang sangat antusias dan dinamis. Dulu, saya merasa berada di rumah sendiri ketika berada di tengah-tengah bertemuan seperti ini. Sebagian besar mereka adalah sahabat dan senior-senior saya di IBS. Ada  pak Sunardi Mardjuki, pak Junaedy Ganie, pak Erick Wajong, pak Ahmad Oey Liong Koh, pak Ketut Swastika, pak Agus Utomo, pak Jacob Kosasih, kang Dadang Sukresna, Dolly Tobing, C. Lucy dan banyak lagi yang lainnya. Di acara kemarin hanya pak Agus Utamo, Dolly Tobing dan  pak Junaedy Ganie saja yang hadir. Telah terjadi pergantian genarasi di APPARINDO. Tapi walaupun demikian saya tetap mempunyai banyak sahabat di luar exIBS yang membuat saya nyaman dan cepat menyatu kembali. Ada bang Kapler Marpaung, Freddy Pieloor, Ian Ramelan, mba Mira Sihhati, pak Thosin, ibu Sri Hadiah Wati, pak Arman Jurffry dan banyak lagi yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.
Bersama pak Nanan Ginanjar Ketua Umum APPARINDO

Acara APPARINDO kali ini diadakan di hotel JW Marriot Nusa Dua, Bali. Acara telah disusun dengan baik oleh panitia yang telah bekerja keras selama beberapa bulan terakhir untuk kesuksesan acara ini. 

Hari pertama tanggal 21 Oktober 2013 dimulai dengan pertemuan tahunan CIIBA (Council of International Insurance Brokers Association) yang dihadiri oleh beberapa negara di kawasan Asia Pacific dan beberapa negara dari Eropah. Indonesia di wakili oleh beberapa pengurus APPARINDO. Masalah yang banyak dibahas di dalam acara kali ini adalah kelanjutan dari pertemuan terakhir yang diadakan di Perth Australia pada tanggal 12 April 2012 silam.  Diantara masalah yang menjadi perhatian adalah asuransi mikro, multinational placement, market conduct and education of the public, liberalism and trade, regulation dan lain-lain.

Acara kedua dimulai jam 14.15 yang diikuti oleh hampir seluruh peserta yang sudah hadir. Pak Nanan Ginajar selaku ketua APPARINDO menyampaikan kata sambutannya dengan memberi apresiasi kepada seluruh perserta yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengikuti rangkaian acara ini.

Rudy Kamdani, Director AIA, Indonesia
Setelah itu acara dilanjutkan dengan penyampaian Product Feature dari AIA Financial selaku sponsor utama dari acara ini. Bapak Rudi Kamdani selaku Direktur AIA menyampaikan dan memperkenalkan program-program terbaru dari AIA. Disampaikan bahwa AIA menfokuskan diri pada asuransi jiwa. Untuk itu AIA telah mengembangkan berbagai macam produk asuransi jiwa dan employee benefits yang mempunyai banyak keunggulan. Kamdani mengajak broker asuransi untuk terus mengembangkan produk-produk asuransi dari AIA. AIA siap untuk memberikan service yang terbaik demi tercapainya kepuasan nasabah.
Mr. Joseph Theodorus Wulianadi lair Mr. Joger
Pada sesi berikutnya peserta berkesempatan belajar Kiat Sukses yang dibagikan oleh Joseph Theodorus Wulianadi atau yang sangat tekenal dengan panggilan Mr. Joger. Beliau ini adalah salah seorang pengusaha sukses dan terkenal dari Bali. Beliau ini pengusaha garment khas Bali yang bertuliskan kata-kata lucu, nyelekit, kocak dan menghibur. Beliau ini pendiri pemilik dari perusahaan garment dengan merek JOGER yang sudah mendunia. Hampir setiap orang yang datang ke Bali pasti pernah mampir ke toko beliau untuk mendapatkan kaos khas Bali. Beliau ini berani mengklaim bahwa perusahaannya adalah perusahaan Pabrik Kata-Kata terbesar nomor tiga di dunia. Tapi karena tidak ada pabrik kata-kata yang nomor satu dan yang nomor dua, maka sebenarnya Joger adalah pabrik nomor satu. He he he, bisa aja. Walau sekarang ini banyak sekali kaos khas Bali yang berisi tulisan kocak seperti itu, tapi mereka adalah pengikut karena Jogerlah yang tertama sekali memulainya.
Mr. Jospeh Tehodorus Wulianadi alias Mr. Joger
Banyak hikmah yang didapatkan dari kiat-kiat sukses yang sampaikan pak Joseph eh... pak Joger ini. Bermulai dari perjuangan beliau memulai usaha ini sepulang beliau merantau di Jerman sekitar 35 tahun lalu. Ketika pulang ia menemukan kenyataan tidak mudah untuk memulai hidup yang baik DI negeri sendiri seperti yang pernah beliau dapatkan ketika di Jerman dulu. Ketika menikah beliau dilecehkan oleh mertua. Kondisi seperti itulah yang membuat beliau berani memulai usaha sendiri.
Yang menarik adalah cara berbisnis yang dilakukan oleh pak Joseph ini. Beliau selalu berfikir positif, optimis dan melakukan setiap tugas beliau dengan senang hati. Selama pembicaraan selama satu jam lebih banyak diisi dengan tanya jawab. Setiap pertanyaan beliau jawab dengan gamblang dan selalu disisipi dengan unsur gurau yang positif. Sekarang usia beliau sudah lebih dari 60 tahun. Tapi dari segi antusias dan semangat tidak ada tanda-tanda bahwa beliau ini sudah termasuk manula.. he he he. Kehadiran pak Joseph si JOGER ini mampu menghidupkan suasana dan membuat peserta siap untuk mengikuti acara selanjutnya.  Bagi yang ingin mengetahui tentang Mr. Joger bisa diklik disini.

Peserta yang bersemangat
Selepas rehat kopi, acara dilanjutkan dengan mengikuti sharing dan business motivation yang disampaikan oleh DR  Junaidy Ganie salah seorang tokoh senior di industri broker asuransi dan di industri asuransi Indonesia. Saat ini pak Junady menjabat sebagai President Director dari BNI Life Insurance. Pendiri dari Axel Asia Insurance Broker. Di APPARINDO pak Junaidy Ganie menjadi anggota Dewan Pengawas.

DR. Junaedy Ganie
Karirnya dimulai dengan menjadi agen asuransi door to door di perusahaan asuransi AIU/AIA pada tahun 1978. Berkat kerja keras dan kerjasama dengan beberapa rekan ia berhasil mendapatkan transaksi yang sangat besar dari  President Taxi, perusahaan taxi terbesar saat itu. Komisi yang didapatkan sudah sangat besar. Tapi, sebagai anak muda yang tidak kenal puas Junaidy tertarik untuk pindah karir dari seorang agen asuransi menjadi seorang eksekutif di perusahaan asuransi itu. Dia mulai dengan posisi yang paling rendah dan dengan gaji yang sangat kecil. Sebulan hanya dapat gaji Rp, 100 ribu rupiah, tidak cukup untuk menutupi biaya hidupnya waktu itu. Junaidy melihat ada peluang karir baginya untuk maju menjadi wakil direktur di perusahaan itu. Kemudian dengan berbagai cara Junaedy bisa meyakinkan pimpinan perusahaannya untuk memberikan kesempatan  menjadi wakil direktur dari salah satu unit. Tempat itu sebenarnya hanya bisa diisi oleh seseorang yang sudah sangat senior dan punya banyak pengalaman. Junaedy berhasil meyakinkan sang pimpinan bahwa dia pasti mampu untuk menjalankannnya. "give me 3 months" katanya meyakinkan. Dia ternyata selama masa tiga bulan itu ia berhasil menjalankan tugas itu dengan baik dan akhirnya dia sukses menduduki jabatan itu.
Satu titik terpenting di dalam karir Junaedy adalah ketika salah seorang manager senior menasehatinya bahwa untuk membangun karir di industri asuransi seseorang perlu menguasai ilmu hukum. Pesan itu hingga saat ini terpatri dengan kuat di dalam hatinya. Itulah yang mengantarkan Junaedy meraih gelar Doktor Ahli Hukum yang diarihnya pada tahun 2012 silam. Ada hal-hal kecil yang mungkin kita sampaikan kepada seseorang yang menurut kita itu tidak penting, tapi bagi orang lain itu sangat berarti, bahkan bisa merubah hidup mereka di kemudian hari. Saya sangat setuju dengan pak Junaedy. Saya punya pengalaman pribadi. Dulu ketika pertama kali saya masuk ke IBS tahun 1988 saya langsung diperkenalkan dengan pak Junaedy Ganie ini yang waktu itu menjabat salah satu direktur. Pada pertemuan pertama saya itu pak Junaedy mengingatkan saya agar saya memperbaiki gaya bicara saya yang saat itu sangat tidak jelas. Nasehat pak Junaedy itu saya jalankan dengan baik, saya berlatih memperbaiki artikulasi suara saya dan kemudian saya merasakan kemajuan di dalam kwalitas berbicara.  Hingga saat ini setelah 25 tahun nasehat beliau itu masih berkesan bagi saya.

Junaedy mengingatkan kepada para peserta untuk senantiasa menjaga karir yang baik di industri asuransi ini. Kita harus pandai menjaga keseimbangan antara kepentingan nasabah dan kepentingan perusahaan asuransi. Untuk itu diperlukan kejujuran, keadilan dan secara konsisten mempertahanankan norma-norma dan etika yang baik sesuai dengan kode etik yang ada.
Salah satu keberhasilan asosiasi broker asuransi Indonesia adalah pada tahun 1998 ketika terjadinya huru-hura dan demonstrasi besar-besaran di Indonesia. Begitu banyak terjadi kerusakan bangunan dan harta benda yang terjadi. Dewan Asuransi Indonesia secara resmi telah mengeluarkan pernyataan bahwa klaim asuransi akibat dari peristiwa itu tidak diganti. Hal ini tentu mengagetkan dan merugikan masyarakat. Pengurus asuransi broker waktu itu yang masih bernama ABAI mengambil inisiatif membantah pendapat itu. Dengan berbagai usaha kemudian DAI merubah pendiriannya. Akhirnya kita tahu bahwa semua klaim yang terjadi akibat peristiwa yang paling kelam dalam sejarah negeri ini dibayar oleh perusahaan asuransi. Untuk informasi lebih lengkap mengenai profile pak Junaedy Ganie bisa diklik disini.

Selepas sharing dari pak Junaedy Ganie dilanjutkan dengan sharing dari Rinny Sunarjo Top Agent AIA Financial. Rini awalnya bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan swasta. Dia mempunya karir yang baik dan dengan gaji yang cukup tinggi waktu itu.  Salah satu yang membuat Rinny galau  waktu itu adalah besarnya biaya pendidikan anak. Dari informasi yang dia dapatkan bahwa untuk biaya pendidikan anak di luar negeri paling tidak harus disediakan dana sebesar USD 100,000. Darimana dia bisa mengumpulkan uang sebanyak itu padahal gajinya waktu itu Rp. 2 juta/bulan?

Pada awal tahun 1990an ada seorang teman yang mengajak Rinny untuk bergabung menjadi agent asuransi jiwa. Katanya perusahaan itu bekerjasama dengan boss Lippo Group James Riady. Dengan sedikit ragu akhirnya Rinny ikut bergabung dan keluar dari perusahaannya. Semua orang kaget dengan keputusannya itu. Tapi Rinny sudah mantap untuk memulai karirnya yang baru. Karena ingin benar-benar menjadi agen asuransi yang  sukses, Rinny serius belajar dan menambah ilmu yang belum dia kuasai selama ini. Akhirnya dalam waktu sekitar tiga bulan penghasilnya sudah jauh lebih besar dari gaji yang dia dapatkan sebelumnya. Dia semakin optimis bahwa dia akan berhasil mendapatkan dana yang cukup untuk mengirim anaknya bersekolah di luar negeri.

Rinny Sunarjo
Kini setelah berkarir lebih dari dua puluh tahun sebagai agen asuransi Rinny telah mendapatkan segalanya. Dia sudah berhasil mengirimkan anak-anaknya ke sekolah yang terbaik. Memiliki asset dan tabungan dalam jumlah sangat besar. Ia memiliki kebebasan waktu sehingga dia bisa mengatur waktu antara bisnis dan urusan keluarga tanpa harus mengorbankan salah satunya. Dan yang lebih luar biasa, karena setiap hari Rinny berhubungan dengan begitu banyak agen dan leader dia senantiasa bekerja penuh semangat, hal itu membuat dirinya terlihat awet muda.

Sharing dari dua orang sukses di industri asuransi ini telah  meningkatkan semangat para peserta bahwa kita semua berada di bisnis yang hebat. Bisnis yang mempunyai peluang yang sangat besar. Kini kembali kepada masing-masing peserta untuk mengembangkan bisnisnya masing-masing.
Bagi saya, sharing dari orang-orang sukses di industri asuransi jiwa ini luar biasa karena hal seperti inilah yang saya inginkan lebih banyak dikembangkan di APPARINDO. Setiap anggota mestinya lebih banyak mengembangkan kemampuan salesmanship para karyawannya. Dengan demikian akan mampu membuka pasar baru dan produk-produk baru. Saat ini hampir sebagian besar broker asuransi di Indonesia masih banyak berkembang dengan cara bersaing di pasar yang sama. Akibatnya terjadi perang tariff dan T/C yang menyebabkan menurunya premi dan melemahnya industri broker asuransi. Kita perlu belajar banyak dari orang-orang sales asuransi jiwa. Mereka mampu membuka pasar-pasar baru, memperkenalkan produk-produk baru sehingga banyak masyarakat sekarang memiliki lebih dari satu polis asuransi jiwa. Mereka bersaing secara sehat. Mereka mengharamkan banting harga dan pemberian discount kepada nasabah. Namun demikian setiap tahun industri asuransi jiwa bisa tumbuh jauh diatas asuransi umum, mereka rata-rata tumbuh di atas 25% pertahun.

Freddy Pieloor, Junaedy Ganie, Rinny Sunarjo dan Sri Hadiah Wati

Selepas acara sharing, peserta diajak menikmati show di theater Devdan di kawasan Nusa Dua dan makan malam di tempat yang sama. Acara pertunjukan di  Devdan ternyata bagus sekali. Atraksi dan kwalitas studionya yang mungkin tidak ada duanya di Indonesia. Selama pertunjukkan yang berdurasi sekitar satu setengah jam anda dibuat terpukau oleh atraksi para penari yang lemah gemulai, lincah, atraktif dan berani. Mereka mahir menampilkan berbagai tari dan gerak dari berbagai suku Indonesia. Mereka tidak hanya menampilkan tari Bali. Mulai dari tari Saman dari Aceh sampai dengan tari rakyat Papua lengkap dengan kotekanya.


Atraksi Pertunjukan Devan

Panggung ditata dengan begitu apik, sehingga menciptakan suasana yang mendekati dengan kondisi aslinya. Ada air hujan, kolam air, tali temali yang menjadi ayunan dan tempat bergantung para penari untuk melakukan adegan akrobatnya. Belum lagi kwalitas dari sound sytemnya, sungguh sangat dahsyat. Menghasilkan suara bening, kemiricik air, siulan burung dan hewan-kewan di hutan terdengar seperti suara aslinya. Demikian pula dengan tata cahaya dan teknologi lampu yang sangat indah. Selama pertunjukkan anda dibuat terpukau dan menjadi ragu apakah pertunjukkan ini di Indonesia atau di luar negeri. Ya, karena menurut beberapa orang teman pertunjukan seperti ini hanya ada di Bangkok dan di tempat lain. Saya juga merasa demikian, saya membandingkan dengan pertunjukan serupa yang pernah saya tonton di Beijing China beberapa tahun yang lalu.

Suasana Makan Malam

Puas dengan menonton pertunjukkan di theater, kami beranjak ke restoran yang berada di belakang tempat itu. Disana sudah disedikan makan malam yang lezat. Selama acara makan malam peserta ditemani oleh iringin band lokal yang sangat bagus. Mereka pandai mamainkan lagu-lagu yang sangat familiar di telinga peserta. Ternyata banyak peserta yang mempunyai bakat besar dalam hal tarik suara ini. Buktinya beberapa peserta antri untuk menyanyi yang menyebabkan penyanyi band yang asli menjadi penonton saja. Walaupun mereka sudah berusaha untuk mengeluarkan suaranya yang terbaik tapi tampaknya mereka tetap lebih baik menjadi broker asuransi saja... he he he.










lngrisk.co.id

Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: