Sebelum
saya menuliskan lebih lanjut mengenai petualangan saya di balantika industri asuransi
Indonesia selepas terlempar dari perusahaan pertama saya, saya ingin menuliskan cerita
singkat berikut ini. Mungkin cerita ini sudah sering anda dengar.
Syahdan di
sebuah negeri antah-berantah terdapatlah
sebuah kerajaan yang sangat makmur. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang begitu arif lagi bijkasana. Baginda Raja didampingi oleh seorang Permaisuri yang
cantik lagi elok hati. Di usianya yang sudah mulai senja Baginda Raja ingin
mempersiapkan calon pengganti jika
kelak sang Raja mangkat. Tapi apa hendak dikata, sayang seribu sayang sang raja tidak mempunyai seorang
anak laki-lakipun yang akan diangkat sebagai Putera Mahkota. Namun masih beruntung karena Raja
mempunyai seorang anak perempuan, puteri nan cantik jelita. Raja mengharapkan agar sang
puterilah yang akan meneruskan kepemimpinannya. Agar sang puteri mampu memimpin
negeri, Raja ingin memilih seorang pemuda yang terbaik dari negeri
itu sebagai pendampingnya. Setelah diadakan musyawarah dengan
seluruh pentinggi kerajaan diputuskan bahwa untuk mendapatkan calon
menantu raja akan diadakan perlombaan ketangkasan berenang
menyeberangi sungai besar yang berarus deras yang mengalir di depan istana. Kebijaksanaan itu disambut dengan suka-cita oleh para pemuda anak negeri. Betapa
tidak, jika mereka memenangkan perlombaan mereka berhak mempersunting puteri raja
nan cantik jelita dan sekaligus menjadi Putera Mahkota. Ada puluhan bahkan
sampai ratusan pemuda yang bersemangat untuk mengikuti lomba itu.
Akhirnya
saat acara lomba yang ditunggu-tunggupun tiba. Di pinggir sungai di halaman
istananya, Raja, Permaisuri dan tentu saja bersama sang Puteri raja duduk singgasana
kerajaan bertahtakan emas sambil memandang ke seberang sungai. Mereka dikelilingi
oleh para dayang dan pengawal yang gagah perkasa. Di seberang sungai terlihat puluhan pemuda anak negeri
sedang bersiap-siap untuk mengikuti lomba. Mereka terlihat saling
mempertontonkan otot dan kekuatan tubuh mereka. Sementara itu ribuan rakyat berkerumun berdiri dipinggir sungai
tak sabar menanti lomba yang paling dahsyat yang pernah diadakan selama ini. Pejabat kerajaan mulai memberikan pengumuman
dan meminta kepada para pemuda untuk bersiap-siap. Para pemuda
terlihat mulai berdiri berjejer di pinggir sungai. Hitungan sebagai tanda
lomba pun dimulai, Satu, Dua, Tiga….. tapi sungguh aneh apa yang terjadi, setelah hitungan ketiga tidak ada satupun
pemuda itu yang terjun ke sungai! Rakyat heran, apalagi Baginda raja. Apa yang
terjadi? Ternyata pada saat hitungan ketiga tadi tiba-tiba muncul seekor buaya
besar berenang persis di pinggir sungai tempat pemuda itu akan terjun. Mereka
ketakutan. Mereka memutuskan untuk tidak jadi terjun. Suasana menjadi begitu
tegang. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi, padahal kerajaan sudah
mempersiapkan segalanya dengan baik sejak jauh hari.
Setelah
beberapa detik dalam kegalauan itu, tiba-tiba terdengar suara orang terjun ke
dalam sungai. Semua mata mencari sumber suara itu. Benar, terlihat ada seorang
pemuda yang sudah berada di dalam sungai dan mulai berenang menyebarang melawan arus
yang begitu deras. Semua mata tertuju kepadanya. Luar biasa, berani sekali anak
muda ini. Rakyat yang menyemut berdiri di pinggir sungat berteriak-teriak memberi
dukungan semangat kepada pemuda itu agar ia terus berenang. Tak beberapa lama kemudian, apa
yang ditakutkan oleh pemuda-pemuda menjadi kenyataan.
Buaya besar tadi mulai mengejar si pemuda. Pemuda itu tampak ketakutan. Semakin lama
buaya itu semakin mendekat. Rakyat menjerit histeris memberi semangat agar
pemuda itu jangan takut dan berenang sekuat-kuatnya. Tidak hanya rakyat, Raja dan
Permaisuripun terlihat sangat cemas. Apalagi sang Puteri. Ia
berteriak sambil melompat-melompat memberi semangat kepada calon pendamping
hidupnya itu. Benar saja, buaya sempat mengigit kaki si pemuda, tapi untunglah dia
berhasil menangkisnya. Terlihat kejar-kejaran antara buaya dan anak muda itu
begitu sengit. Dengan kekuatannya yang tersisa pemuda itu akhirnya berhasil
mencapai pinggir sungai persis dihadapan raja. Disana ia telah disambut oleh
pengawal kerajaan dan segera mengangkatnya dari sungai. Terdengar rorak-sorai membahana. Rakyat begitu gembira
melihat keberhasilan pemuda itu menyelamatkan diri dari terkaman buaya
sekaligus berhasil menyebarangi sungai. Dialah satu-satunya pemuda yang berhasil
menyeberangi sungai dan sekaligus memenangkan perlombaan. Raja dan
permaisuri terlihat begitu bahagia. Akhirnya mereka berhasil juga mendapatkan
seorang pemuda pemberani yang benar-benar pantas menjadi pendamping puteri kesayangan
mereka.
Setelah
membersihkan diri dan mengenakan pakaiannya, pemuda itu dibawa kehadapan
baginda Raja. Diapun bersalaman dengan
baginda raja, permaisuri dan tentu saja dengan puteri raja. “Alamak cantik kali”
katanya dalam hati ketika dengan sudut matanya dia menatap mata sang puteri. Kemudian baginda raja bertanya kepada pemuda
itu “ wahai anak muda, anda hebat sekali, saya bangga menjadikan anda sebagai mantu,
boleh saya tanya, apa rahasianya kenapa anda begitu berani terjun ke dalam sungai
sementara puluhan pemuda yang lain tidak” tanya baginda raja. Mata anak
muda itu terus memandang ke seberang sungai
melihat kerumunan pemuda yang tadi sama-sama ingin berlomba dengannya.Sepertinya dia tidak begitu memperhatikan pertanyaan raja. Karena anak muda itu
belum juga menjawab, raja kembali bertanya padanya “anak muda, apa yang membuat
anda begitu berani berenang sementara pemuda lain tidak?” tanya raja sekali lagi.
Akhirnya dengan napas yang masih terengah-engah pemuda itu menjawab “maaf
baginda raja, hamba tidak tahu, hamba sedang mencari-cari siapa tadi yang mendorong hamba hingga
akhirnya hamba terjun ke dalam sungai” kata pemuda itu dengan pelan.
Apakah anda
sudah dapat inti cerita ini? Kalau belum saya akan bantu anda menjelaskannya. Ternyata pemuda
itu bukanlah seorang yang hebat, dia juga bukan seorang pemberani tapi dia adalah
korban dari keisengan temannya yang mendorong dia hingga terjun ke sungai. Karena
sudah terlanjur jatuh dia memilih untuk menyeberangi sungai. Karena ketakutan
yang begitu besar ia berhasil berenang lebih kencang dari buaya yang siap
memangsanya. Akhirnya dialah yang menang.
Apa
hubungan cerita ini dengan saya. Saya seperti si pemuda itu. Saya diceburkan oleh
teman-teman saya yang iseng waktu itu. Mereka memaksa saya untuk terjun
ke dasar sungai. Ternyata mereka sedang mendorong saya untuk memperjuangkan masa depan sesuai cita-cita saya. Dulu saya
begitu menyesali berbuatan mereka, tapi sekarang setelah lima tahun kemudian saya
bersyukur dan berterima kasih kepada mereka. Mereka ternyata telah membantu saya untuk
mendapatkan bisnis dan kehidupan yang luar biasa seperti sekarang ini saya rasakan. Memiliki usaha sendiri, menjadi boss atas diri sendiri, kebebasan waktu, kebebasan finansial dan harapan masa depan yang luar biasa.
Pada episode berikutnya saya akan menceritakan bagaimana caranya saya memulai kembali usaha saya dari minus bukan nol. Memutar kembali jarum jam ke 23 tahun sebelumnya.
Pada episode berikutnya saya akan menceritakan bagaimana caranya saya memulai kembali usaha saya dari minus bukan nol. Memutar kembali jarum jam ke 23 tahun sebelumnya.
0 comments:
Post a Comment