Life is Never Flat

Beberapa hari lalu saya bertemu teman sekaligus klien saya setelah lebih dari satu bulan kami tidak saling bertemu. Ada suasana yang berbeda, teman saya sedang berada dalam kegamangan karena dia sedang menghadapi kenyataan bahwa  harapannya tidak menjadi kenyataan.
Sebagai seorang profesional kita semua berharap bahwa karir kita meningkat, untuk itu kita rela bekerja lebih baik dan lebih banyak. Kita pun rela mengambil tanggung jawab yang lebih besar. 

Teman ini sejak sekitar 2 tahun lalu diminta untuk merintis anak perusahaan baru karena itu memang bidang yang selama ini dikuasinya. Dengan senang hati tanggung jawab itu diambilnya, dengan segala usaha dan daya akhirnya dia berhasil mendirikan sebuah perusahaan yang menurut ukuran saya perusahaan itu adalah perusahaan besar karena setiap tahunnya perusahaan itu dianggarkan mengelola asset sekitar 250 milyar! besar kan? Saya mengikuti prosesnya dari awal dan terlihat sekali betapa beratnya tugas yang dijalankan dan susahnya liku-liku yang harus dilalui hingga bisa berjalan seperti sekarang ini. 


Ada satu hal yang tidak pernah dia dapatkan dari sejak semula, yaitu seperti apa benefit yang akan diterimanya setelah perusahaan ini berjalan? Teman saya hanya berbaik sangka bahwa tentulah perusahaan akan memberikan hak yang sepantas atas segala usaha dan tanggung jawab yang dipikulnya. Diapun tak hendak menanyakan itu sejak awal karena dia sudah bekerja lebih dari 15 tahun di group perusahaan itu. Selama itu dia telah memberikan yang terbaik kepada perusahaan dengan penuh dedikasi dan loyalitas. 
Karena sudah lebih dari satu tahun berjalan dan dia tidak mendapatkan kenaikan,  ingin juga dia mengetahui seperti apa benefit yang wajar dia terima. Tentang ini kami pernah berdiskusi sekitar 3 bulan lalu, saya memberikan keyakinan kepadanya bahwa adalah wajar kalau dia mendapatkan yang lebih baik dari sebelumnya karena dia sekarang menjadi direktur. Juga dengan melihat besarnya tanggung jawab yang dia pikul, mengelola asset sebesar itu resikonya juga besar.

Tapi yang terjadi jauh berbeda dari harapan, beberapa hari lalu dia dipanggil dan diberitahukan bahwa permintaanya untuk mendapatkan benefit yang "sesuai" dengan usaha dan tanggung jawabnya. Dia hanya diberikan sedikit kenaikan gaji, tapi tidak ada perubahan pada benefit lain.... luar biasa. Dia sangat kecewa Kita semua juga pasti kecewa kalau mengalami hal seperti itu, iya kan?

Melihat dari pengalaman teman saya ini, memantapkan keyakinan saya bahwa Life is Never Flat seperti iklan produk makanan yang dibintangi oleh Agnes Monica. Hidup tak pernah datar, ya hidup kita tak selalu datar, kadang menurun kadang mendaki. Kadang senang, kadang susah. Bahkan pada saat kita yakin kita akan menang, justru kita dikalahkan. Berharaplah selalu akan yang terbaik tapi bersiaplah untuk yang terburuk. Disinilah diperlukan keimanan yang kuat untuk memahami yang terjadi.
Saatnya kita berserah diri pada kekuasaan Allah SWT, kita boleh berharap tapi semua keputusan ada padaNya. Apapun keputusanNya adalah yang terbaik untuk kita. Tidak perlu disesali. Rasulullah mengatakan "sungguh menarik urusan orang beriman itu, jika dia mendapat rahmat dia bersyukur, jika dia mendapat musibah dia besabar. 

Kepada teman baik ini saya sampaikan agar bersabar dengan kondisi ini. Tidak perlu reaktif dan tetaplah bekerja seperti semula. Jika dia merasa bahwa sudah kehilangan kepercayaan pada perusahaan itu, saya sarankan untuk mencari pekerjaan di tempat lain secara diam-diam tanpa harus meninggal perusahaan itu sekarang. Peluang dia untuk mendapatkan pekerjaan baru jauh lebih mudah jika dia masih bekerja karena mencari kerja ketika sedang menganggur lebih sulit karena antara lain kita mencari kerja dalam keadaan terpaksa, kadang harus menerima pekerjaan yang tidak kita senangi.

Bagi kita semua, saya ingin menyakinkan anda bahwa Life is Never Flat, itu benar adanya, bersiaplah setiap saat atas perubahan yang terjadi. Jika yang terjadi tidak sesuai harapan, tenang, fikirkan jalan keluar dan berserah diri pada Allah. Jika yang terjadi seperti yang diharapkan bersyukurlah agar Allah menambah nikmatNya.

Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: