Untuk sukses seseorang harus bisa MANDIRI atau istilah lainnya BERDIKARI. Istilah berdikari pertama kali diluncurkan oleh bung Karno presiden pertama Indonesia. Berdiri di atas kaki sendiri, itulah kepanjangannya. Dengan istilah ini bung Karno mengajak bangsa Indonesia waktu itu untuk tidak tergantung kepada negara manapun di dunia ini dan tidak mengandalkan bantuan orang lain melainkan mampu hidup sendiri. Meski program ini tidak bisa dijalankan secara utuh tapi telah mampu meningkatkan kemampuan dan ketahaan ekonomi bangsa Indonesia pada saat itu.
Kemudian ada istilah God Given Equipment (GGE), saya pertama kali mendengar istilah ini Jhon C Maxwell salah seorang pembicara kelas dunia asal Amerika. Beliau tidak hanya menjadi seorang pembicara sukses tapi juga penulis buku yang handal khususnya mengenai kepemimpinan. Buku-bukunya saat ini banyak di jual di toko-toku buku di Indonesia. GGE menggambarkan anggota tubuh yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada setiap manusia, untuk sukses seseorang harus pandai memanfaatkan GGE yang ada pada dirinya.
Kalau seseorang ingin MANDIRI maka dia harus pandai memanfaatkan GGE mereka. Ini suatu tantangan yang tidak mudah bagian sebagian orang. Saya melihat banyak sekali orang yang belum memanfaatkan GGE kalaupun ada mungkin sedikit, ini termasuk diri saya. Sekarang mari kita tanya diri kita masing-masing. Sudah berapa banyakkah kita memanfaatkan mata kita untuk kemajuan kita. Mata adalah salah satu alat yang paling penting diantara alat penting lainnya dari tubuh. Dari mata semua informasi masuk ke dalam diri kita sehingga kita bisa bereaksi. Salah satu manfaat mata adalah untuk membaca, pertanyaannya sekarang seberapa banyak kita membaca setiap harinya. Semakin banyak kita membaca semakin bertambahlah ilmu kita.
Demikian juga dengan tangan, sudah berapa banyak kita memanfaatkan tangan kita, apakah kita gunakan untuk makan, minum dan menulis saja. Sungguh sangat banyak yang bisa dilakukan dengan tangan, bahkan bisa mencapai tingkat kemahiran yang sangat tinggi. Lihatlah tangan-tangan terampil mampu mengukir, melukis, memasak, memijit, mengetik, menyetir, merancang, memperbaiki dan entah berapa banyak lagi kegunaan yang bisa dilakukan dengan tangan. Begitu juga dengan GGE yang lainnya, pertanyaannya sama sudah berapa banyak kita manfaatkan.
Di kalangan tertentu ada keengganan untuk memanfaatkan GGE mereka. Ada beberapa alasan tapi alasan yang pertama adalah malas. Mereka terlalu malas untuk menggerakan GGE mereka, mereka lebih suka memanfaatkan GGE orang lain. Akibatnya mereka tergantung kepada orang lain dan ujung-ujung mereka menjadi tergantung, terikat, tidak bebas dan terbelenggu karena mereka tidak memanfaatkan GGE mereka. Padahal di dalam diri mereka sudah ada GGE yang tinggal mereka gunakan, tapi mengapa mereka tidak bersyukur? Alasan berikutnya adalah gengsi, wah ini alasan yang tidak masuk akal. Mereka gengsi kalau memanfaatkan GGE mereka. “Itu kan itu bisa dikerjakan oleh orang lain, saya kan boss, saya kan majikan, atau saya kan orang kaya, wah saya gengsi kalau harus memasak, harus membersihkan rumah, mencuci, atau pekerjaan lainnya” itu kata mereka.
GGE itu adalah karunia yang terbaik dari Allah untuk kita, kalau kita ingin mensyukuri nikmat Allah maka gunakan GGE yang sudah diberikanNya dengan sebaik-baiknya. Kalau kita tidak bisa memanfaatkan GGE, kita tidak bebas dan selalu tergantung kepada orang lain, kalau punya uang banyak untuk membayar orang lain mungkin tidak mengapa tapi kalau tidak punya bagaimana? Apa lagi kalau tidak mampu sama sekali, anda menjadi beban orang lain selamanya.
Tidak bisa memanfaatkan GGE adalah ekonomi tinggi atau High Cost Economy, segalanya harus dibayar, untuk makan dibayar, membersihkan rumah dibayar, mengendarai kendaraan dibayar dan seterusnya. Tapi kalau anda piawai dengan memanfaatkan GGE, anda akan menjadi sangat efisien, bebas dan mudah untuk mencapai tujuan anda.
Kemudian ada istilah God Given Equipment (GGE), saya pertama kali mendengar istilah ini Jhon C Maxwell salah seorang pembicara kelas dunia asal Amerika. Beliau tidak hanya menjadi seorang pembicara sukses tapi juga penulis buku yang handal khususnya mengenai kepemimpinan. Buku-bukunya saat ini banyak di jual di toko-toku buku di Indonesia. GGE menggambarkan anggota tubuh yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada setiap manusia, untuk sukses seseorang harus pandai memanfaatkan GGE yang ada pada dirinya.
Kalau seseorang ingin MANDIRI maka dia harus pandai memanfaatkan GGE mereka. Ini suatu tantangan yang tidak mudah bagian sebagian orang. Saya melihat banyak sekali orang yang belum memanfaatkan GGE kalaupun ada mungkin sedikit, ini termasuk diri saya. Sekarang mari kita tanya diri kita masing-masing. Sudah berapa banyakkah kita memanfaatkan mata kita untuk kemajuan kita. Mata adalah salah satu alat yang paling penting diantara alat penting lainnya dari tubuh. Dari mata semua informasi masuk ke dalam diri kita sehingga kita bisa bereaksi. Salah satu manfaat mata adalah untuk membaca, pertanyaannya sekarang seberapa banyak kita membaca setiap harinya. Semakin banyak kita membaca semakin bertambahlah ilmu kita.
Demikian juga dengan tangan, sudah berapa banyak kita memanfaatkan tangan kita, apakah kita gunakan untuk makan, minum dan menulis saja. Sungguh sangat banyak yang bisa dilakukan dengan tangan, bahkan bisa mencapai tingkat kemahiran yang sangat tinggi. Lihatlah tangan-tangan terampil mampu mengukir, melukis, memasak, memijit, mengetik, menyetir, merancang, memperbaiki dan entah berapa banyak lagi kegunaan yang bisa dilakukan dengan tangan. Begitu juga dengan GGE yang lainnya, pertanyaannya sama sudah berapa banyak kita manfaatkan.
Di kalangan tertentu ada keengganan untuk memanfaatkan GGE mereka. Ada beberapa alasan tapi alasan yang pertama adalah malas. Mereka terlalu malas untuk menggerakan GGE mereka, mereka lebih suka memanfaatkan GGE orang lain. Akibatnya mereka tergantung kepada orang lain dan ujung-ujung mereka menjadi tergantung, terikat, tidak bebas dan terbelenggu karena mereka tidak memanfaatkan GGE mereka. Padahal di dalam diri mereka sudah ada GGE yang tinggal mereka gunakan, tapi mengapa mereka tidak bersyukur? Alasan berikutnya adalah gengsi, wah ini alasan yang tidak masuk akal. Mereka gengsi kalau memanfaatkan GGE mereka. “Itu kan itu bisa dikerjakan oleh orang lain, saya kan boss, saya kan majikan, atau saya kan orang kaya, wah saya gengsi kalau harus memasak, harus membersihkan rumah, mencuci, atau pekerjaan lainnya” itu kata mereka.
GGE itu adalah karunia yang terbaik dari Allah untuk kita, kalau kita ingin mensyukuri nikmat Allah maka gunakan GGE yang sudah diberikanNya dengan sebaik-baiknya. Kalau kita tidak bisa memanfaatkan GGE, kita tidak bebas dan selalu tergantung kepada orang lain, kalau punya uang banyak untuk membayar orang lain mungkin tidak mengapa tapi kalau tidak punya bagaimana? Apa lagi kalau tidak mampu sama sekali, anda menjadi beban orang lain selamanya.
Tidak bisa memanfaatkan GGE adalah ekonomi tinggi atau High Cost Economy, segalanya harus dibayar, untuk makan dibayar, membersihkan rumah dibayar, mengendarai kendaraan dibayar dan seterusnya. Tapi kalau anda piawai dengan memanfaatkan GGE, anda akan menjadi sangat efisien, bebas dan mudah untuk mencapai tujuan anda.
Pandai memanfaatkan GGE adalah ciri-ciri masyarakat moderen dan kebiasaan inilah yang dilakukan oleh orang Amerika, Eropah dan bangsa lain. Orang yang enggan memanfaatkan GGE adalah ciri-ciri dari bangsa terjajah, yang dipikirkannya masih ada rasa ingin membalas perilaku penjajah.
Jadi, kalau mau sukses secara MANDIRI kita harus pandai memanfatkan GGE, tidak hanya itu dengan memanfaatkan GGE adalah perwujudan rasa syukur kepada Allah, dan Allah menjanjikan bagi mereka yang pandai bersyukur Allah akan tambah nikmatnya, dan sebaliknya jika kita tidak pandai bersyukur sesungguhnya azab Allah sangatlah pedih.
Jadi, kalau mau sukses secara MANDIRI kita harus pandai memanfatkan GGE, tidak hanya itu dengan memanfaatkan GGE adalah perwujudan rasa syukur kepada Allah, dan Allah menjanjikan bagi mereka yang pandai bersyukur Allah akan tambah nikmatnya, dan sebaliknya jika kita tidak pandai bersyukur sesungguhnya azab Allah sangatlah pedih.
0 comments:
Post a Comment