Alhamdullilah isi khutbah Jumat hari ini di mesjid Jamik Bintaro Jaya Sektor 1 sangat menarik dan menyejukkan hati. Khutbah disampaikan oleh Drs. H. Aang Syaifulmillah dengan judul Ukhuwah Islamiyah.
Khatib mengambil contoh musibah gempa yang melanda berbagai wilayah di bumi nusantara tercinta ini sejak beberapa bulan ini. Mulai dari Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Jawa Tengah, Sumatera Barat dan Jambi. Semua musibah itu adalah bukti cintanya Allah kepada umatnya. Karena Allah sayang kepada umatnya maka Dia memberikan cobaan dan peringatan kepada mereka. Allah mencabut nyawa bagi mereka yang menurut Allah sudah saatnya untuk dipanggil sesuai dengan amal-amalannya. Yang luka berat, cidera ringan diingatkan oleh Allah untuk ”merintih” menahan sakit dengan hanya berharap pertolongan Allah dan Allah sangat dekat dengan orang yang memohon dan merendahkan hati kepadaNya. Bagi yang kehilangan harta benda Allah uji agar mereka berdo’a dan mendekatkan diri dan meminta kepadaNya agar mendapat ganti dengan yang baik dan lebih banyak.
Musibah gempa juga telah menjadi ladang ibadah yang sangat hebat bagi ribuan orang yang mempunyai hati nurani untuk membantu dengan menyalurkan infak, sedakah kepada saudara mereka yang sedang mengalami musibah. Bukankan kegiatan itu menjadi lahan ibadah yang tidak ternilai harganya? Mungkin dalam keadaan biasa banyak orang yang enggan memberikan bantuan tapi karena ada musibah dahsyat ini hati mereka mudah tersentuh dan menyalurkan infak dan sadakah mereka tanpa dipaksa.
Ibadah lain yang sangat jelas terlihat adalah meningkatnya rasa silaturahmi karena musibah ini, setiap orang mencari dan menghubungi saudaranya untuk mengetahui apakah ada keluarga yang terkena musibah ini. Bahkan banyak teman-teman dan kerabat jauh yang tahu kalau kita orang Minang menelpon dan menanyakan apakah kita atau saudara kita ada yang terkena musibah.
Menurut tulisan harian Republika beberapa hari yang lalu banyak sekali sukarelawan manca negara yang datang membantu di Padang, Pariaman dan sekitarnya. Ada 40 negara lebih yang mengirimkan wakilnya tanpa diminta. Musibah gempa benar-benar telah meningkatkan nilai silaturahmi tidak saja antara sesama anak bangsa tapi juga antar bangsa di dunia.
Musibah ini juga telah meningkatkan ukhuwal Islamiyah di hati kita kaum muslim dengan banyaknya kegiatan pengumpulan dana melalui mesjid, yayasan dan lembaga-lembaga lain. Di mesjid Jamik Bintaro saja minggu lalu telah terkumpul sekitar Rp. 15 juta rupiah, Jumat ini diulang lagi pengumpulan dana dengan menyalurkan semua infak sholat jumat dan sumbangan lain-lain, subhanallah.
Inilah hikmah di balik musibah yang terjadi, semoga mereka yang telah dipanggil Allah diterima disisNya, yang sedang menderita diangkat deritanya dan yang sedang kekurangan ditambah dan diganti dengan yang lebih baik amin.
Khatib mengambil contoh musibah gempa yang melanda berbagai wilayah di bumi nusantara tercinta ini sejak beberapa bulan ini. Mulai dari Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Jawa Tengah, Sumatera Barat dan Jambi. Semua musibah itu adalah bukti cintanya Allah kepada umatnya. Karena Allah sayang kepada umatnya maka Dia memberikan cobaan dan peringatan kepada mereka. Allah mencabut nyawa bagi mereka yang menurut Allah sudah saatnya untuk dipanggil sesuai dengan amal-amalannya. Yang luka berat, cidera ringan diingatkan oleh Allah untuk ”merintih” menahan sakit dengan hanya berharap pertolongan Allah dan Allah sangat dekat dengan orang yang memohon dan merendahkan hati kepadaNya. Bagi yang kehilangan harta benda Allah uji agar mereka berdo’a dan mendekatkan diri dan meminta kepadaNya agar mendapat ganti dengan yang baik dan lebih banyak.
Musibah gempa juga telah menjadi ladang ibadah yang sangat hebat bagi ribuan orang yang mempunyai hati nurani untuk membantu dengan menyalurkan infak, sedakah kepada saudara mereka yang sedang mengalami musibah. Bukankan kegiatan itu menjadi lahan ibadah yang tidak ternilai harganya? Mungkin dalam keadaan biasa banyak orang yang enggan memberikan bantuan tapi karena ada musibah dahsyat ini hati mereka mudah tersentuh dan menyalurkan infak dan sadakah mereka tanpa dipaksa.
Ibadah lain yang sangat jelas terlihat adalah meningkatnya rasa silaturahmi karena musibah ini, setiap orang mencari dan menghubungi saudaranya untuk mengetahui apakah ada keluarga yang terkena musibah ini. Bahkan banyak teman-teman dan kerabat jauh yang tahu kalau kita orang Minang menelpon dan menanyakan apakah kita atau saudara kita ada yang terkena musibah.
Menurut tulisan harian Republika beberapa hari yang lalu banyak sekali sukarelawan manca negara yang datang membantu di Padang, Pariaman dan sekitarnya. Ada 40 negara lebih yang mengirimkan wakilnya tanpa diminta. Musibah gempa benar-benar telah meningkatkan nilai silaturahmi tidak saja antara sesama anak bangsa tapi juga antar bangsa di dunia.
Musibah ini juga telah meningkatkan ukhuwal Islamiyah di hati kita kaum muslim dengan banyaknya kegiatan pengumpulan dana melalui mesjid, yayasan dan lembaga-lembaga lain. Di mesjid Jamik Bintaro saja minggu lalu telah terkumpul sekitar Rp. 15 juta rupiah, Jumat ini diulang lagi pengumpulan dana dengan menyalurkan semua infak sholat jumat dan sumbangan lain-lain, subhanallah.
Inilah hikmah di balik musibah yang terjadi, semoga mereka yang telah dipanggil Allah diterima disisNya, yang sedang menderita diangkat deritanya dan yang sedang kekurangan ditambah dan diganti dengan yang lebih baik amin.
0 comments:
Post a Comment