Sejak 3 minggu terkhir menjelang lebaran ini hampir semua pengusaha khususnya pengusaha kecil dan menengah merasakan tekanan yang amat berat untuk membayar THR. Sementara karyawan yakin pasti akan menerima THR, cuma agak sedikit cemas sambil bertanya kapan THR akan dibayarkan, di lain pihak pemerintah sudah memberikan instruksi terselubung bahwa THR sudah harus dibayarkan 2 minggu sebelum lebaran.
Sang pengusaha mengejar semua tagihan yang belum masuk, termasuk tagihan macet alias bed debt. Kalau tagihan tak juga masuk pengusaha tak segan-segan melego asset ke bank atau kepegadaian yang penting ada dana segar untuk THR. Bahkan mereka tak ragu-ragu menjual asset hanya agar karyawan dapat menerima THR. Luar Biasa…
Seorang rekan pengusaha kontraktor menceritakan bahwa hampir setiap menjelang lebaran adalah hari-hari yang terberat buat mereka. Maklumlah mereka memperkerjakan ratusan orang yang semuanya harus diberikan THR. Mereka pontang-panting mengumpulkan uang gaji, lembur dan ya membayar THR itu. Apalagi pembayaran dari proyek khususnya proyek pemerintah sering mundur.
Sejak memasuki minggu ke dua Ramadhan hampir semua karyawan sudah menunjukkan wajah seram, bisa dibaca dengan jelas ancaman yang ada di balik wajah seram itu ”hey..THR jangan telat ya!....
Dengan susah payah dan dengan berbagai cara akhirnya sang pengusaha berhasil membayarkan THR karyawan. Karyawan pun senang dan siap-siap membeli segala macam dan ongkos pulang kampung.
Sementera sang pengusaha lemas.... kantong dan kas perusahaan kering. Dia tak bisa ikut bersenang-senang seperti karyawannya. Dia juga tidak bisa membeli keperluan lebaran untuk dirinya dan keluarganya.
”Pada hari lebaran kami sering pergi bersama anak-anak hanya bermain ayunan di Ancol karena tidak bisa pergi jauh dan sekalian menghindari menerima tamu di rumah karena di rumah tidak ada yang bisa dihidangkan” ujar rekan ini.
THR. karyawan senang, pengusaha ......?
Sang pengusaha mengejar semua tagihan yang belum masuk, termasuk tagihan macet alias bed debt. Kalau tagihan tak juga masuk pengusaha tak segan-segan melego asset ke bank atau kepegadaian yang penting ada dana segar untuk THR. Bahkan mereka tak ragu-ragu menjual asset hanya agar karyawan dapat menerima THR. Luar Biasa…
Seorang rekan pengusaha kontraktor menceritakan bahwa hampir setiap menjelang lebaran adalah hari-hari yang terberat buat mereka. Maklumlah mereka memperkerjakan ratusan orang yang semuanya harus diberikan THR. Mereka pontang-panting mengumpulkan uang gaji, lembur dan ya membayar THR itu. Apalagi pembayaran dari proyek khususnya proyek pemerintah sering mundur.
Sejak memasuki minggu ke dua Ramadhan hampir semua karyawan sudah menunjukkan wajah seram, bisa dibaca dengan jelas ancaman yang ada di balik wajah seram itu ”hey..THR jangan telat ya!....
Dengan susah payah dan dengan berbagai cara akhirnya sang pengusaha berhasil membayarkan THR karyawan. Karyawan pun senang dan siap-siap membeli segala macam dan ongkos pulang kampung.
Sementera sang pengusaha lemas.... kantong dan kas perusahaan kering. Dia tak bisa ikut bersenang-senang seperti karyawannya. Dia juga tidak bisa membeli keperluan lebaran untuk dirinya dan keluarganya.
”Pada hari lebaran kami sering pergi bersama anak-anak hanya bermain ayunan di Ancol karena tidak bisa pergi jauh dan sekalian menghindari menerima tamu di rumah karena di rumah tidak ada yang bisa dihidangkan” ujar rekan ini.
THR. karyawan senang, pengusaha ......?
0 comments:
Post a Comment