Siapa Pelatih Anda?


Sudah hampir 3 tahun ini saya bekerja sendiri dengan melibatkan sedikit sekali orang lain. Saya jalankan bisnis sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan saya selama ini yang saya rasa sudah cukup banyak. Tetapi sekarang baru saya menyadari bahwa performa kerja saya tidak berkembang sepesat seperti apa yang saya harapkan apalagi jika dibandingkan dengan perusahaan rekan-rekan saya.
Sebagai seorang yang sudah lebih dari 25 tahun di bidang asuransi, saya merasa sudah “cukup pintar” di dalam menjalankan bisnis asuransi. Saya merasa sudah cukup dengan kemampuan yang saya miliki. Pengalaman selama 10 tahun memulai sebuah perusahan broker asuransi, ilmu dan intuisi bisnis sudah terbukti ketika menjuarai Asia Pacific Biz Championship. Ketangguhan di dalam menjalankan bisnis milik sendiri sudah dibuktikan ketika hampir 10 tahun bergabung di Network 21. Semua itu membuat saya penuh percaya diri di dalam menjalankan bisnis saya.

Ternyata saya keliru. Meskipun saya memiliki sekian banyak pengalaman dan ilmu tapi saya tidak bisa selamanya mempertahankan semuanya itu. Ternyata saya harus tetap berlatih dan dan berinteraksi dengan para pemain-pemain khusus di bidang ini.
Hal ini sangat saya rasakan ketika usaha saya memasuki tahun ke 2. Saya merasa benar-benar kehilangan “energi” untuk menjalankan bisnis saya. Hasilnya bisnis saya bergerak sangat pelan padahal saat itu peluang banyak terbuka dimana-mana.
Saya baru menyadari bahwa saya sudah kebabisan baterai, atau istilah sekarang adalah “low bat”. Setelah hampir 2 tahun di pakai terus-menerus tampa dicas membuat kemampuan saya menjadi kering dan lemas.

Sejak 2 bulan lalu saya mulai menemukan tenaga baru lagi karena saya sekarang sudah mempunyai pelatih-pelatih alias mentor alias coach bisnis yang senantiasa membantu saya untuk bisa bekerja maksimal dan produktif. Hasilnya, sudah saya rasakan. Produktifitas kerja meningkat dan hasilnya juga meningkat.

Tidak ada satu juara olahragapun yang tidak mempunyai pelatih. Setiap juara mempunyai pelatih khusus. Roger Federer, Rafael Nadal, Marat Safin, Dinara Safina, Venus dan Serena Willims para jawara-jawara tennis dunia mempunyai pelatih. Masih ingat Taufik Hidayat mantan pemain badminton terbaik yang pernah dimiliki Indonesia memilih lebih baik ke luar dari Pelatnas dari pada berpisah dangan Mulyo Handoyo sang pelatihnya?
Setiap orang yang ingin maju memerlukan seorang pelatih. Pelatihlah yang tahu apa yang terbaik yang harus dilakukan oleh orang yang dilatihnya. Dia bisa melakukan koreksi atas tindakan, langkah, fikiran dan lain-lain sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan sang pemain.
Hanya pemain-pemain “bodoh dan keras kepala” yang tidak mau menggunakan jasa pelatih. Dan dapat dipastikan bahwa dia tidak akan bernah bisa menjadi pemain yang baik apa lagi menjadi juara.
Di dalam kehidupan sehari-hari juga demikian. Kalau seseorang tidak mempunyai pelatih atau tidak mau mendengarkan saran orang lain maka besar kemungkinan orang itu tidak akan pernah meraih sukses. Kalaupun sukses, sifatnya sementara saja atau mungkin karena lagi bernasib baik saja, tapi tidak bisa sukses untuk selamanya.

Saat ini saya mempunyai dua orang pelatih satu coach Hero, pelatih tennis saya. Sebagai orang yang sudah hampir 10 tahun meninggalkan lapangan tennis saya benar-benar harus memulainya kembali dari nol, meskipun saya merasa saya masih bisa. Pelatih saya coach Hero menghajar saya habis-habisan. Beliau memperlakukan saya seperti anak kecil atau seperti orang yang belum bernah bermain tennis. Untuk diketahui bahwa 10 tahun lalu saya pemain tennis aktif rata-rata 3 kali seminggu dan pernah beberapa kali menjuarai perlombaan tennis.
Tapi dimata coach Heru saya ini nol besar dan itu beliau ungkapkan dengan kata-kata yang menyakitkan jiwa bagi orang yang tidak mengerti peran seorang pelatih. Sebagai pelatih pemain pro, coach Heru jelas melihat begitu banyak keganjilan dari cara saya bermain tennis. “Aduh pak Taufik, masa saya harus mengajari anda seperti anak kecil lagi” katanya satu hari. Pernah hampir satu jam saya hanya disuruh memukul bola dengan cara volley. Aduh… bosan sekali. Tapi itulah proses yang harus saya lakukan kalau mau kembali bisa bermain tennis.
Alhamdullilah setelah beberapa kali dilatih oleh coach Hero, sekarang permainan tennis saya sudah jauh meningkat dan rasanya sudah kembali seperti 10 tahun lalu.

Pelatih saya yang kedua adalah ibu AM. Saya singkat saja dulu namanya seperti itu demi privasi sang pelatih. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa saya merasa diri saya sudah bisa dan rasanya saya tidak memerlukan lagi pengarahan apalagi teguran dari orang lain. Tapi bu AM melakukan hal yang diluar perkiraan saya. Sebagai pelatih beliau mempunya goal bahwa setiap orang yang dilatih harus berhasil! Tak peduli siapakan dia, kalau dia memutuskan bahwa orang itu akan dibantu maka beliau akan habiskan energi untuk membantu orang itu. Saya bersyukur bahwa saya dimasukkan sebagai orang yang harus berhasil di bawah pelatihannya.
Beliau memberikan porsi latihan berat bagi saya walau saya baru saja berkenalan dan memulai berguru di “temple”nya beliau. “Pak Taufik, kalau bapak benar-benar mau berhasil disini, tolong bapak ikuti semua peraturan yang ada disini dan apa yang saya minta tolong dijalankan” katanya pada saat awal kami bertemu. Dalam hati saya berkata, “aduh kok ini baru berkenalan sudah memaksa begini”. Selanjutnya lengkap lagi dengan instruksi peralatan yang harus saya lengkapi dengan segala tetek bengeknya.
Sekarang setelah lebih dari 1 bulan berada di “shaolin templenya bu AM” saya merasakan betapa banyak perubahan dan kemajuan di dalam diri saya.

Selama ini saya merasa saya ini sudah masuk usia tua, 45 tahun! Saya merasa saya sudah cukup dengan apa yang sudah saya miliki saya tidak perlu lagi ngotot mengejar ini dan itu. Setelah berguru di padepokan bu AM sekarang saya kembali mempunyai semangat sama seperti 15 tahun lalu. Demikian pula dengan kemampun pribadi yang semakin bertenaga dan focus serta tidak mudah lelah. Dulu kalau menyetir beberapa jam saja sudah lelah, tapi sekarang walau berangkat dari jam 6 pagi bekerja ke sana-kemari pulang jam 9 malam tidak merasa begitu capek.

Milikilah Pelatih dan Berlatihlah
Saya sudah yakin dan seyakin-yakinnya bahwa untuk maju kita memerlukan pelatih. Pelatih ada orang lain yang bisa melihat kelebihan dan kelamahan kita. Dia “berani” memberi tahu mengenai kekurangan kita. Pelatih adalah seseorang yang mempunyai visi bahwa kita bisa menjadi sesuatu yang lebih baik dan mereka mempunyai cara untuk mencapainya.
Serahkan diri anda pada pelatih. Kalau belum punya pelatih segeralah cari pelatih anda. Kita memerlukan pelatih untuk semua bidang yang ingin kita kuasai dan menjadi baik di bidang itu. Jangan segan-segan untuk mengakui kelebihan pelatih. Pelatih tak mesti orang yang lebih hebat dari anda. Bahkan tidak ada satupun pelatih yang lebih hebat dari yang di latih. Tidak ada pelatih yang menjadi juara tapi mereka bisa melatih seseorang menjadi juara.

Berlatihlah sehingga anda benar-benar sukses.
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: