Judul di atas bukan pelesatan dari sebuah lembaga yang sangat dihormati dan ditakuti oleh para koruptor di tanah air yaitu Komite Pemberatasan Korupsi (KPK) yang dibentuk khusus untuk membongkar praktek korupsi yang dilakukan oleh berbagai instansi pemerintah. KPK mempunyai wewenang khusus sehingga mereka bisa bertindak jauh lebih keras dan terbuka dari pada lembaga lain seperti polisi dan jaksa.
Dalam tulisan ini saya tidak ingin membahas mengenai kasus ini karena proses hukum saat ini sedang berlangsung, lagi pula rasanya risih juga karena ikut membincangkan masalah yang sebenarnya tidak ada kaitan langsung dengan saya.
Saya hanya ingin membahas mengenai profesi Caddie golf sepanjangan yang saya tahu dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran yang lebih banyak kepada mereka yang mungkin selama ini belum tahu persis mengenai profesi ini.
Pemain professional mempunyai caddie yang ahli bermain golf. Tiger Wood salah satu juara terbaik dan legenda golf pria saat ini mempunyai caddie bermana Steve Williams yang sudah dianggap sebagai teman karena bersamanya selama bertahun-tahun Tiger Wood meraih juara di berbagai turnamen. Anika Sorenstam salah satu pemain golf wanita terbaik dunia saat ini juga mempunyai caddie seorang pria bernama Terry McNamara yang setia mendampinginya di setiap turnamen. Sering terlihat Anika memeluk Terry sebagai pelampiasan kebahagiannya ketika dia memenangkan sebuah turnamen.
Di Indonesia hampir setiap lapangan golf menyediakan tenaga caddie baik laki-laki maupun perempuan. Mungkin karena di Indonesia biaya tenaga kerja lebih murah serta pemain golf Indonesia lebih manja mereka memerlukan caddie. Di Australia dan di luar negeri lainnya pemain golf amatir tidak di dampingi caddie, mereka mengatur segalanya sendiri.
Di beberapa lapangan golf caddie juga dijadikan sebagai daya tarik bagi orang bermain di lapangan golf. Mereka menggunakan wanita muda beparas ayu dan berbodi oke sebagai caddie. Usia mereka rata-rata masih di bawah 25 tahun. Meski demikian mereka tetap diberi keterampilan bermain golf sehingga bisa memberikan bantuan dan asistensi permainan kepada pemain.
Sebagai pendamping bermain golf sang caddie akan senantiasa berada dekat dengan sang pemain selama bermain yang lamanya sekitar 5 jam. Sepanjang waktu itulah sang caddie berinteraksi dengan pemain. Mulai dari duduk bersama di dalam kereta buggy, berjalan menuju tempat tee off, berdiskusi mengenai arah bola, pemilihan stick yang pas, pemilihan bola. Caddie juga memayungi pemain jika hari sudah panas, jadilah mereka sepayung berdua. Mungkin pada saat seperti inilah kesempatan untuk berbicara hal-hal pribadi yang mungkin bagi sebagian pemain yang “imannya kurang” dimanfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Ada beberapa caddie memang sudah professional di dalam menghadapi hal-hal seperti ini. Tak jarang pula ada pemain yang sampai lupa batas sehingga mereka terlihat bak sepasang kekasih saja walau baru saja bertemu. Bagi mereka yang tetap menjaga “keimanan” tentunya tidak akan memanfaatkan kesempatan ini untuk hal-hal yang tidak-tidak. Saya, pada saat seperti itu menganggap sang caddie seperti seorang karyawan di kantor, mereka adalah anak buah dan rekan kerja jadi tidak ada hal-hal pribadi yang perlu dibicarakan.
Mungkin karena sudah terbiasa, para caddie perempuan muda ini juga sering dan pandai memberikan celoteh dan komentar “nakal”. Misalnya ketika pemain gagal memukul bola dengan baik sang caddie akan mengatakan “ aduh paak… pukulannya lemah syahwat…”. Atau pada saat pukulan pemain kurang kuat sehingga tidak jadi masuk ke hole, “aduh pak.. tinggal di dorong dikiit aja lagi, gak jadi anak dehh….”. Entah berapa ratus komentar nakal lainnya yang meluncur dari mulut para caddie ini selama 5 jam itu. Mungkin bagi yang senang dengan celoteh itu merasa terhibur, tapi bagi mereka yang tidak menjadi risih dan geli dan terpaksa tersenyum dalam hati saja. Anehnya hampir di setiap lapangan golf bunyi celotehannnya hampir sama saja.
Apakah dari suasana seperti inikah banyak yang memanfaatkan dengan melanjutkan komunikasi dengan sang caddie. Sulit di tebak dan itu kembali ke masing-masing pemain. Ada beberapa rekan yang berhasil merekrut sang caddie menjadi pegawai di kantornya, ada pula yang melakukan sama dengan almarhum Nasruddin itu menikahi sang caddie pujaannya.
Sebagai profesi sementera mungkin menjadi caddie adalah pekerjaan halal yang bisa dilakukan oleh wanita muda, tapi untuk jangka panjang ini tidak bisa diharapkan. Apalagi bagi wanita yang ingin menjaga dirinya dengan baik saya sarankan sebaiknya tidak usahlah mengambil pekerjaan ini karena tidaklah pantas bagi seorang wanita muda solehah berdampingan sebegitu dekatnya dengan seorang laki-laki yang bukan muhrimnya setiap hari. Alasan lain, karena setiap hari sang wanita menghabiskan waktu di lapangan golf sehingga tidak sempat mengembangkan keahlian lain yang sangat diperlukan untuk kemajuan dirinya. Jadi saran saya, kalau bukan karena terpaksa janganlah biarkan anak, adik atau saudara perempuan anda menjadi caddie!
Informasi ini dipersembahkan oleh:
0 comments:
Post a Comment