Pasar Tanah Abang |
Pagi ini Ahad 14
Januari 2018 selepas mengikuti pengajian di Mesjid Pondok indah dan sarapan
enak di Bofet Mini Pasar Bendungan Hilir, isteri saya nagih bonus, minta
diantar ke Pasar Tanah Abang. Ini tidak biasanya, tapi yah sudahlah, karena ini permintaan dari isteri saya
satu-satunya sayapun dengan rela mengantar. He he he....
Hari masih pagi, belum
sampai jam 9, tapi kehidupan di pasar Tanah Abang sudah menggeliat. Ada
pemandangan yang berbeda, pasar kini terlihat bersih, rapi dan berkelas seperti
mall. Saya langsung masuk ke parkir Blok B di lantai 6.
Bus transjakarta Tanah Abang Explorer di Blok B |
Sementara isteri saya
bergerilya membeli benda kesukaannya, saya melakukan survey kecil-kecilan.
Maklum ini kebiasaan sebagai seorang tukang asuransi. Walau tidak secara
intensif, saya masih mengikuti issue-issue terakhir mengenai rencana Pemda DKI
untuk penertiban. Tapi saya tidak update dengan posisi terakhirnya. Memang,
Tanah Abang adalah salah satu sasaran empuk untuk dijadikan komoditas politik
antara pemangku jabatan (incumbent) dengan yang gagal.
Sebagai pasar eceren
terbesar di Asia Tenggara dan menjadi pusat pedagangan kelas dunia, Tanah Abang
telah menjadi icon penting dari kota Jakarta. Hampir setiap orang yang datang ke Jakarta menjadikan pasar ini
sebagai tujuan utama tempat berbelanja. Hal ini bisa dibuktikan ketika anda
masuk ke dalam pasar. Hampir di setiap lantai, lorong, blok, celah-celah anda akan
menemui wajah tipikal asal dari berbagai daerah di Indonesia, Asean dan Afrika.
Saya berkeliaran sampai
turun ke lantai dasar dan ke luar ke jalan raya. Suasananya terlihat rapi dan
bersih. Sekilas saya seperti berada di salah satu sudut kota Bukit Bintang dan jalan
Alor di Kuala Lumpur. Jauh berbeda dengan pemandangan beberapa waktu
sebelumnya.
Mata saya tertegun
melihat sebuah bus mewah, seperti Transjakarta tapi modelnya agak berbeda.
Terlihat lebih rendah dan catnya juga lain. Banyak penumpang turun dan naik.
Awalnya saya kira ini adalah Transjakarta jurusan pasar Tanah Abang.
Saya berjalan arah ke
kanan mengarah ke stasion kerata api. Tarlihat pemandangan yang semakin rapi.
Jalan-jalan dengan marka berwarna kuning pertanda ini mengarah ke stasiun.
Setelah berbelok ke kanan mata saya tertuju pada sederetan tenda berwana biru
dan merah. Berdiri memanjang sekitar 500 meter hampir mendekati pintu masuk ke
stasiun.
Ternyata tenda yang rapi
itu adalah tempat berjualan bagi para pedagang yang selama ini berjualan secara
illegal di sekitar pasar. Jumlahnya mencapai ribuan. Saya memperhatikan
sebagian dari mereka. Dagangan mereka banyak dan beragam, hampir sama dengan
yang dijual di dalam pasar. Wajah mereka tampak sumringah penuh semangat karena
meski masih pagi ternyata sudah banyak pelanggan yang mengadakan transaksi.
Pemda DKI telah membagi
dua jalan di depan stasiun itu. Sebelah untuk jalur bus khusus pengunjung pasar
Tanah Abang satu jalur lagi diperuntukkan untuk pedangan yang bertenda itu. Dari
pintu keluar stasiun bus mengarah ke kanan dan terus berputar dan antri kembali
di depan stasiun.
Saya adalah pengguna
setia kereta commuter dan sering sekali transit di stasiun Tanah Abang untuk
melanjutkan perjalanan ke sekitar jalan Thamrin dan sekitarnya. Terakhir saya kesini sebulan lalu. Betapa semrawutnya jalan
ke luar masuk stasiun ketika itu. Saya kapok memesan taxi online disini karena
sebagian besar driver ogah menjemput dan kalaupun ada datangnya akan sangat
lama dan tidak ada tahu tempat nenunggu. Akhirnya saya memutuskan untuk naik
ojek pangkalan, meski jauh lebih mahal. Tapi sejak “si putih” saya hadir akhir
tahun lalu, mungkin saya tidak banyak lagi menikmati suasana baru di sini.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saya kagum dengan
solusi dan kebijaksanaan Pemda DKI atas permasalah pasar Tanah Abang yang tak
kunjung tuntas selama ini. Dengan cara ini, membuat alur barang dan orang
mengalir sangat lancar. Pengunjung yang menggunakan kereta api akan langsung
disambut dengan bus way Transjakarta yang mewah secara gratis. Ada sekitar
sepuluh bus mengantri, sementara sekitar jumlah itu pula yang sedang berjalan
mengitari pasar.
Hanya dalam waktu lima
menit seluruh penumpang sudah sampai di depan pintu masuk blok B, Blok A dan C
tampa harus berpayah-payah ber keringat berjalan kaki atau beradu mulut dengan
tokang ojek. Demikian sebaliknya, ketika mereka selesai berbelanja, mereka
tinggal berdiri di depan halte, sudah ada busway yang akan membawa mereka
kembali ke stasiun.
Tidak ada kekhawiran
lagi tertabrak angkot dan motor. Tidak ada lagi kekhawatiran dicopet dan
dibegal. Karena semua pengunjung duduk manis di dalam bus mewah yang dingin
dengan kondektur seorang wanita muda.
Saya yakin, dengan
kondisi seperti ini Pasar Tanah Abang segera akan kembali menjadi pasar dengan
transaksi terbesar di Asean. Menjadi tempat berbelanjan yang menyenangkan.
Menjadi lahan berusaha bagi puluhan ribu pedagang, supplier dan bekerja. Menjadi
icon kebanggaan ibu kota.
Meski pasar tradisional
sekarang ini sedang menghadapi tekanan dari pedagang online, namun jika
pasarnya dibuat menjadi lebih indah, nyaman, teratur, kwalitas barangnya bagus
dan hargnya murah. Pasar Tanah Abang akan semakin exist. In sya Allah.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
0 comments:
Post a Comment