Pertemuan keluarga
selalu menyenangkan. Banyak hal yang bisa didapatkan. Melepas rindu,
bercengkarama, belajar mengaji, berdiskusi serta menikmati makan bersama
dengan menu-menu kesukaan keluarga.
Ahad tanggal 20
November 2016 kemarin kembali Pengajian Bintaro mengadakan pertemuannya yang ketujuh di tahun ini. Meski jumlah yang hadir
tidak sebanyakdari pada pertemuan sebelumnya akan tetapi tidak mengurangi
kenikmatan makna silaturahmi. Materi pengajinan disampaikan oleh ustazah
Rafika mahasiswi yang sedang mengikuti program S3 di UIN Jakarta yang juga sahabat
dari dari salah seorang anggota.Beliau membahas mengenai kepemimpinan di dalam
Islam.
Di waktu senggang saya
sempat berdiskusi dengan salah seorang saudara yang menjadi role model
saya. Kini diusianya yang sudah diatas enampuluhan beliau terlihat sehat dan
sejahtera. 25 tahun lalu beliau bersama beberapa orang rekan-rekannya
mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi alat berat.
Kini perusahaan tersebut mempunyai asset triliunan rupiah dengan ribuan orang karyawan. Tapi kini mereka tidak lagi berada di dalam perusahaan itu.
Ada fakta yang menggelitik saya, karena ternyata tidak semua nasib para pendiri
perusahaan itu sama pada akhirnya. Bahkan
dua diantaranya tragis. Kehidupannya sangat memprihatinkan baik secara
kesehatan maupun dari segi kesejahteraan. Yang satu sudah hampir satu tahun
terbaring tidur di rumah dengan perawatan kesehatan seadanya. Yang satu lagi
masih sibuk dengan bisnis kecil-kecilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ini sangat kontras dengan kehidupan mereka ketika sedang berjaya sekitar 15
tahun lalu. Rumah besar, mobil Toyota Land Cruiser, BMW Serie 5 dan perjalanan ke
luar negeri kapanpun mereka mau.
Lalu dimana
perbedaanya? Ternyata sikap konsisten alias istiqomah untuk selalu berjalan di jalan yang lurus di dalam kondisi apapun. Ketika bisnis sukses dan mendatangkan
keuntungan besar, tetaplah bersikap istiqomah. Rendah hati dan jangan silau
dengan kehidupan duniawi. Apalagi sampai berbuat maksiat dan melupakan Allah.
Jangan bersikap aji mumpung. Mumpung sedang punya uang banyak maka bebas
memperturutkan hawa nafsu. Mumpung sedang punya uang, membeli barang yang
sebenarnya tidak diperlukan. Lupa dengan prioritas dalam hidup. Lupa dengan
keluarga, lupa Tuhan dan lupa bahwa kekayaan hanyalah titipan.
You get whatever you
plant, demikian nasihat guru saya Doug Wead di N21 dulu. Anda akan memanen apa
yang anda tanam. Jika anda menanam kebaikan, nanti anda akan memetik buahnya
yang manis. Anda menanam keburukan, nanti anda akan memanen buah yang busuk.
Tidak akan pernah tertukar. Allah sangat adil.
Meski sudah sukses dan
kaya, tetaplah berada di jalan yang lurus, jalan yang di redhai oleh Allah SWT,
jalan yang sudah pernah dilalui oleh orang yang bertakwa. Tidak ada waktu
untuk melakukan koreksi karena waktu berlari sangat kencang. Tidak ada orang yang akan
melarang karena andalah yang mengatur diri anda sendiri. Jalankan hidup sesuai dengan prioratas yang
benar. Tuhan adalah prioritas nomor satu, keluarga nomor 2 dan bisnis nomor 3.
Jangan dibolak-balik. Insya Allah anda akan mempunyai
hari tua yang menyenangkan. Sehat, bahagia bersama keluarga dan sejahtera.
Meninggal masuk syurga Aamiin.
0 comments:
Post a Comment