#1 " 13 NASIHAT
KEHIDUPAN "
Saudaraku...
1. Jika kita
memelihara 'Kebencian & Dendam', maka seluruh 'Waktu & Pikiran' yg kita
miliki akan Habis begitu saja & Kita tidak akan pernah menjadi 'Pribadi
yang Produktif'.
2.
Kekurangan orang lain adalah 'Ladang Pahala' bagi kita untuk :
»
Memaafkannya,
»
Mendoakannya,
»
Memperbaikinya, dan
» Menjaga
Aib-nya.
3. Bukan
'Gelar & Jabatan' yg menjadikan 'Orang Menjadi Mulia',
jika
Kualitas Pribadi kita Buruk,
Semua itu
hanyalah 'Topeng Tanpa Wajah'.
4. Ciri
Seorang 'Pemimpin yg Baik' akan tampak dari :
» Kematangan
Pribadi,
» Karya,
serta
»
Keselarasan antara 'Kata & Perbuatan'-nya.
5. Jika kita
belum bisa 'Membagikan Harta' atau Membagikan Kekayaan, maka
bagikanlah
'Contoh Kebaikan' karena hal itu akan 'Menjadi Tauladan'.
6. Jangan
pernah menyuruh orang lain utk Berbuat baik,
'Sebelum
menyuruh diri sendiri',
awali segala
kebaikan dari 'Diri Kita Sendiri'.
7. Pastikan
Kita sudah 'Beramal' hari ini, baik dengan :
» Materi,
» Ilmu,
» Tenaga,
atau dengan
» 'Senyuman
yg Tulus'...
8. Para
Pembohong akan
'Dipenjara
oleh Kebohongannya' sendiri.
Orang yg
Jujur akan 'Menikmati Kemerdekaan' dalam Hidupnya.
9. Bila
memiliki 'Banyak Harta', maka kita lah yg akan 'Menjaga Harta'.
Namun jika
memiliki 'Banyak Ilmu', maka Ilmu lah yg akan 'Menjaga Kita'.
10. Bila 'Hati
Kita Bersih', Tak ada
Waktu untuk
:
» Berpikir
kotor,
berprasangka buruk,
» Curang,
» Iri atau
Dengki,
terhadap
orang lain.
11. Bekerja
Keras adalah 'aktivitas Fisik', Bekerja Cerdas adalah 'aktivitas Akal', sedang
Bekerja Ikhlas adalah 'aktivitas Hati'.
12.
Jadikanlah setiap 'Kritik' bahkan 'Penghinaan' yg kita terima sebagai 'Jalan
untuk Memperbaiki Diri'.
13. Kita tdk
pernah tahu kapan
'Kematian'
akan 'Menjemput Kita',
tapi yg Kita
tahu persis adalah 'Seberapa Banyak Bekal yg Kita Miliki untuk
'Menghadapinya'...
*****
Selamat
berlibur bersama keluarga, saudara-riku tercinta...
😊❤💕"
#2 Jangan Berteriak Persatuan Sunni -
syi'ah!!!!
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ
HasbunAllahu
wa nikmal wakil. Kejadian pilu yang menimpa saudara-saudara kita di Aleppo Suriah kemarin, mengingatkanku
pada nasehat Ustadz Prof. Dr. Ali Musthofa Ya'qub -rahimahullah- dua tahun
silam. Saat beliau menyampaikan ceramah di hadapan para mahasiswa Universitas
Islam Madinah, 25 Desember 2014, di Wisma Haji Indonesia - Madinah..
Dan saya
harap setelah ini jangan ada lagi yang menyerukan persatuan Suni Syiah..!!
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
#3. Mari kita simak nasehat beliau :
"Tahun
87 kami pertama kali mengadakan seminar di Hotel Indonesia, yang diadakan
Yayasan Alumni Timur Tengah, menampilkan pak Prof. Ibrahim Husain, menampilkan
pak Prof. Dr. Muhammad Rasjidi, menampilkan Dr. Fuad Muhammad Fakhruddin, kami
waktu itu kan masih terlalu muda sekali, kami sebagai pembanding saja, tapi
ngobrol-ngobrol di luar, pak Prof. Ibrahim Husain mengatakan,
“Syiah itu lebih berbahaya daripada
komunis” tahun 87.
Kami terus
terang masih kaget waktu itu, kok bisa begitu pak Ibrahim Husain ya, sekarang
Duta Besar Irak bilang kepada saya 2 minggu yang lalu, di Iran masih ada 35%
orang Ahli Sunnah wal Jama’ah, tapi mereka sudah tidak punya hak politik sama
sekali, tidak ada satupun anggota parlemen dari Ahli Sunnah, tidak ada masjid
Ahli Sunnah satupun di Iran, kami datang, kami satu minggu disana, satu pekan,
nggak menemukan masjid Ahlus Sunnah, sementara Soviet atau Rusia sekarang, yang
komunis, yang katanya anti tuhan, masih ada ratusan masjid milik ahlis sunnah
wal jama’ah, maka baru saya mengatakan betul apa yang dikatakan pak Ibrahim
Husain, Syi’ah lebih berbahaya daripada komunis, kalau syi’ah meraih kekuasaan
politik, tidak ada cara lain, kecuali ikut syi’ah atau potong leher.
Saya
mengatakan hubungan umat Islam Indonesia dengan Timur Tengah, dengan Saudi
Arabia yang ada orang mengatakan Wahabi itu, kurang lebih dari 100 tahun,
pernah kah ada satu tetes darah yang tumpah gara-gara Saudi Arabia?
Tidak
pernah!!
Dengan
Mesir, dengan Maroko yang bermazhab Maliki dan lain sebagainya nggak ada sama
sekali.
Tapi dengan
Iran..!!
baru kemarin
sore, darah sudah tumpah dimana-mana, di Sampang, di Madura, dan sebagainya,
(*DAN YANG BARU SAJA TERJADI KEMAREN, DI ALEPPO SURIAH, anshori)
Saya nggak
membayangkan kalau hubungan itu sudah mencapai 100 tahun bagaimana Indonesia
itu. Makanya jangan heran ada sebuah disertasi yang ditulis oleh Dr. Abdul
Chair Ramadhan itu diujikan di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, beliau
jurusan Sosiologi Hukum Agama, apa judulnya disertasinya? Ini mau dibukukan,
sudah diterbitkan tapi masih percobaan aja, ada masukan-masukan dan kami sudah
diminta untuk menjadi pengantar, judulnya apa? “Syi’ah menurut sumber syi’ah,
ancaman bagi NKRI”, Ini segera kami terbitkan insya Allah, dan insya Allah kami
akan jadi pengantar.
Dan ketika
Shafawiyyah tampil, itu abad ke-17 kalau tidak salah, itu menurut seorang ulama
dari Irak, namanya Dr. Husain Syaikh as-Samra’i, orang Shafawiyyin bersumpah, hari
ini di Iran, besok di Irak, lusa di Syria, berikutnya di Bahrain, dan
berikutnya di negara-negara lain, itu yang mengatakan anggota majelis ulama
Irak. Mungkin itu sebuah ilusi atau isapan jempol, tapi apa yang terjadi di
Irak sekarang, apa yang terjadi di Syria sekarang, bahkan ada orang Indonesia
tokoh Syi’ah sudah menantang: “Apa harus saya pindahkan konflik di Irak ke
Indonesia?” udah nantang begitu.
Madinah An
Nabawiyah, 25 Rajab 1437 (ahmd ansr)
Catatan
(arifia) : sangat jelas tatapan memandang, namun begitu dekat di depan mata
kaum muslim Indonesia - alleppo (suriah). Begitu kejam dan RADIKAL bashar assad
(syi'ah) beserta sekutunya (yahudi dan nashara) dalam berlomba membantai kaum
muslim di negeri 1000 BOM (Suriah). Mereka tidak segan untuk menyiksa, membunuh
ataupun mengebom rakyat suriah yang tidak tahu apa-apa, bahkan sampaipun rumah
sakit dan fasilitas umum lainnya mereka hancurkan untuk kepuasan (kegilaan)
mereka... Allahul musta'an
Ya Allah
berikanlah kekuatan dan ketabahan kepada anak-anak kami di Suriah yang selalu
menjadi korban kebrutalan rezim ASSad dan Rusia.
Rek. Donasi
Bantuan Cerita Kehidupan Islami :
13-100-100-500-05
(Bank : Mandiri)
an : Yana
Caturarifia Hasto.
# 4. Berdakwah dan Berfatwa hanya
dengan modal satu ayat?
Banyak
ustadz dan da'i kagetan yang mendadak menjadi ahli fatwa yang menghukumi
halal-haram, bid'ah atau sunnah, dan mana yang sesat atau selamat. Mereka
merasa cukup paham satu ayat dan sudah bisa ber-istinbath mengeluarkan fatwa.
Alasan mereka adalah Hadis Nabi SAW yang gemar mereka kutip, ballighu 'anni
walau ayat, sampaikan dariku meski hanya satu ayat.
Bagaimana
sebenarnya maksud Hadis Nabi tersebut?
٣٢٠٢ - حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ أَخْبَرَنَا الْأَوْزَاعِيُّحَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي كَبْشَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً وَحَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Telah
bercerita kepada kami Abu 'Ashim adl-Dlahhak bin Makhlad telah mengabarkan
kepada kami Al Awza'iy telah bercerita kepada kami Hassan bin 'Athiyyah dari
Abi Kabsyah dari 'Abdullah bin 'Amru bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang
kalian dengar) dari Bani Isra'il dan itu tidak apa (dosa). Dan siapa yang
berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya
di neraka".
Hadis dari
kitab shahih bukhari (hadis nomor 3202) di atas biasanya dikutip tidak utuh,
makanya saya cantumkan lengkap di atas. Hadis tersebut juga tercantum dalam
Sunan Abi Dawud, Hadis Nomor 3177; Sunan al-Tirmidzi, Hadis Nomor 2593; dan
Musnad Ahmad, Hadis Nomor 6198.
Tiga kitab
Hadis yang pertama (Bukhari, Abu Dawud dan al-Tirmidzi) mencantumkannya dalam
bab Bani Israil. Kenapa? Nah di sini
clue penting yang menjadi hilang kalau Hadis di atas tidak dikutip secara
lengkap seperti yang dilakukan para da'i dan ustadz dadakan itu.
Pertama,
Hadis di atas bicara soal penyampaian informasi. Rasul menjelaskan ayat yang
beliau baru terima tidak selalu didepan semua sahabat. Adakalanya saat menerima
wahyu Rasul didampingi oleh 2-3 sahabat. Atau saat memberikan penjelasan di
masjid, ada sahabat yang tidak hadir. Ini sebabnya dalam riwayat lain Nabi
bersabda "Hendaklah yang hadir menyampaikan pada yang tidak hadir” ((HR
Bukhari-Muslim).
Inilah
konteks Hadis 'sampaikan dariku meski satu ayat'. Sahabat diminta menyampaikan
penjelasan Rasul kepada yang tidak hadir atau tidak mendengar langsung dari
Rasul agar mereka juga tahu apa penjelasan dari Rasul. Jadi, meski seorang
sahabat hanya mendengar satu ayat, tapi kalau satu ayat itu tidak diketahui
oleh yang lain, sampaikanlah. Begitulah penjelasan Ibn Hajar dalam Fathul Bari
yang men-syarah-i Hadis di atas.
Kedua, Hadis
di atas juga mengabarkan bahwa info yang disebar itu bukan hanya dari Rasul
tapi juga dari bani israil. Mungkin ini sebabnya hadis ini suka dipangkas
karena sudah menyebut soal bani israel. Kalau konsisten mau berdalil dengan
Hadis ini maka jelas kita harus sampaikan juga info lainnya termasuk dari bani
israil. Jangan menyembunyikan info untuk kepentingan tertentu.
Hadis di
atas sesungguhnya tengah mengajarkan kita tentang pentingnya memberikan
keseimbangan info. Mentang-mentang tidak suka dengan kelompok tertentu maka
dalil bantahan mereka disembunyikan. Ini tidak benar karena info dari bani
israel saja kata Nabi tidak mengapa diceritakan, sebagaimana para sahabat
menceritakan penjelasan ayat dari Nabi. Di sinilah tingginya muatan moral dari
Nabi masalah penyebaran informasi ini.
Ketiga, ada
satu larangan dalam Hadis di atas, yaitu kita jangan bohong atas nama Rasul
atau mengada-ngadakan cerita bahwa Rasul bilang begini dan begitu padahal itu
tidak benar. Melakukan dusta atas nama Rasul ini akan dijamin masuk neraka
seperti disebutkan dalam bagian akhir Hadis di atas.
Walhasil,
dengan membaca teks lengkap dan memahami konteks serta membaca syarh Hadis
tersebut, maka kita akan memperoleh pemahaman yang menyeluruh bahwa Hadis di
atas bukan bermakna boleh berdakwah apalagi mengeluarkan fatwa cuma dengan
modal satu ayat. Menyampaikan berita/info itu tidak sama dengan menyampaikan
kandungan atau tafsir ayat al-Qur'an. Ibaratnya, Bagian Humas dengan Bagian
Litbang itu jelas berbeda. Yang satu cuma meneruskan info yang ada, dan yang
satu lagi mengkaji dan meneliti info tersebut.
Jelas Hadis
tersebut kalau dibaca secara lengkap tidak bicara dalam konteks berdakwah
apalagi memutus perkara halal-haram, atau dipakai untuk menyalah-nyalahkan
orang lain yang berbeda pemahaman. Hadis di atas sejatinya bicara soal
penyampaian, penyeimbangan dan akurasi informasi. Wa allahu a'lam bi al-shawab
Tabik,
Nadirsyah
Hosen
Rais Syuriah
PCI Nahdlatul Ulama
Australia-New
Zealand
#5. TUJUH RAHASIA ISTIGHFAR 🌴
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Istighfar
adalah memohon ampun pada Allah SWT dengan kalimat
"Astaghfirullohal
adhiim" atau kalimat lain yang semakna.
Permohonan
ampun ini dilakukan dengan hati yang tulus, dan dibarengi dengan penyesalan
atas kesalahan serta bertekad untuk tidak mengulanginya.
7 rahasia
istighfar:
1.
Mendatangkan ampunan dari Allah
"Maka
aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Rabbmu,
sesungguhnya
Dia adalah Maha Pengampun".
(QS Nuh:
10-12)
2. Mengatasi
kesulitan dan terbukanya pintu rizki
"Barang
siapa beristighfar secara rutin, pasti Allah memberinya jalan keluar dalam
mengatasi setiap kesulitan, setiap kesempitan
dan memberi
rizki yang tiada terhingga kepadanya".
(HR. Abu
Daud)
3. Menambah
kekuatan
"Dan
(Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu taubatlah
kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu…"
(QS Hud: 52)
4.
Memperoleh banyak kenikmatan
"Dan
hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat
kepada-Nya,
niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai kepada waktu yang
telah ditentukan”
(QS Hud:3)
5. Turunnya
rahmat
"Hendaklah
kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat"
(QS
An-Naml:46)
6. Sebagai
kafaratul majlis
"Barangsiapa
yang duduk dalam satu majlis (perkumpulan orang)
lalu di
dalamnya banyak perkataan sia-sianya, kemudian sebelum ia
bangkit dari
majlis membaca (istighfar): "subhaanakallaahumma wa
bihamdika
asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubuilaik" maka ia
akan diampuni kesalahan-kesalahan yang
diperbuatnya selama di majlis itu"
(HR.
Turmudzi)
7. Terhindar
dari azab Allah
"Dan
tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun"
(QS Al
Anfal:33)
Wassalam 🙏
#6. Buah Bakti pada Ibu
Hari itu
Sabtu, usai makan siang, ibu berkata kepadaku, “Nak besok kamu kan tidak kerja,
ibu ingin kamu belikan seekor ikan kakap yang besar di tempat pelelangan ikan.
Ibu mau menjamu beberapa anak yatim di RT kita. Lagi pula besok genap 11 tahun
bapakmu wafat. Ibu baru baca di surat Annisa’ ayat 134, salah satu ciri orang
bertaqwa adalah berinfaq di saat lapang dan di saat susah”. Aku
terkesima, dan tak mampu menjawab ucapan ibuku itu, manakala isteriku dengan
ucapan lugas justru menyetujui ucapan ibu.
Di kamar
kami, sambil tersenyum halus, isteriku menyodorkan cincin kawin mahar
pernikahanku dulu. “Jual cincin ini bang. Inikan beratnya 7 gram, abang beli
lagi lagi cincin yang sama modelnya seberat 5 gram, ibu pasti tidak akan tahu”
ujar isteriku. Kembali aku terkesima. Saat itu, aku benar-benar tidak punya uang.
“Inikan cincin kawin kita, mahar dariku untukmu, sayang”, ujarku tersendat.
“Apalah artinya sedikit pengorbanan kita, dibandingkan dengan upah yang
dijanjikan Allah jika kita bakti pada ibu?” jawab isteriku lagi. Kupeluk dia,
air mata kami jatuh berderai di pipi.
Keesokan
harinya, pagi-pagi sekali, ku beli ikan kakap seberat 10 kg. Sesampainya di
rumah, dengan sigap isteriku membersihkan sisik ikan itu di lantai selasar
belakang rumah kami, sementara aku memegang parang besar yang sudah ku asah
kemarin sore. Aku yang akan membelah-belah ikan itu, pikirku. Saat isteriku
membelah perut ikan dan mengeluarkan isinya, tiba-tiba, sebuah benda jatuh ke
lantai. Dia memungut benda itu dan mencucinya di ember di dekat kakinya.
Sejurus kemudian mata kami terbelalak. Benda itu sebuah cincin berlian besar.
Cahayanya berkilau memantulkan cahaya surya pagi itu.
Ringkas
cerita, siang itu anak-anak yatim berkumpul di ruang tengah rumah kami. Mereka
tertawa-tawa kecil, setelah menyantap gulai kakap buatan ibu dan isteriku. Kami
ini orang Melayu, memang piawai menggulai ikan dan lahap pula memakannya.
Lepas sholat
zhuhur, aku bergegas ke pasar batu cincin di kota ku. Ku tawarkan cincin
berlian dari perut ikan itu pada toke Liem, pemilik toko berlian paling besar
di pasar itu. Dan, hampir-hampir aku tidak percaya dengan ucapan toke Lim yang
aku dengar. Limapuluh juta rupiah! Dengan tangan gemetar ku raih telepon
genggam, “Sayang, cincin itu harganya 50 juta rupiah!” Aku menjerit
memberitahukannya pada isteriku lewat HP tuaku.
Saat aku
pulang ke rumah, ibu sedang duduk bersama isteriku di atas tikar di ruang tamu
rumah kami. Wajahnya tersenyum puas menyambutku. Aku menangis dan menubruk
tubuh ibuku. Ku letakkan wajahku kepangkuannya dengan airmata yang bercucuran.
Lidahku terasa kelu dan tak sanggup mengeluarkan sepatah katapun. Dengan
bergetar tanganku menyodorkan pelastik keresek, dan mengeluarkan lima ikat uang
pecahan seratus ribu rupiah, hasil penjualan cincin dari perut ikan itu.
Ya Allah
sungguh hari ini aku meraih ‘ainul yaqin’, bahwa bakti pada ibu akan
berbuah manis, bahkan selagi masih hidup di dunia yang fana
ini.Robbanaghfirlana, wali walidina, warhamhum kama robbauna shighara, Ya
Allah, ampunkanlah dosa kami, dan dosa ibu bapak kami, sayangilah mereka
sebagaimana mereka sayang kepada kami saat kami masih kecil. AAMIIN....!
#7. DAHSYATNYA DO'A DUDUK DIANTARA
DUA SUJUD
Assalamu'alaikum.
Wr. Wb
Ketika orang
ditanya 'do'a apakah yang sering dibaca........?'
Banyak yang
menjawab dengan salah.
Begitu
seringnya do'a itu dibaca, sehingga ketika sedang membaca do'a banyak yang
tidak merasa berdo'a. Padahal do'a itu "sangat dahsyat", mencakup
kebutuhan kita di dunia dan akhirat, serta dibaca minimal 17 kali setiap hari.
Do'a itu
adalah " DO'A DUDUK DIANTARA DUA SUJUD."
Mari kita
kaji maknanya :
🌻 ROBIGHFIRLII
"Wahai
Tuhan ampunilah dosa ku...."
Dosa adalah
beban yang dapat menyebabkan kita berat melangkah menuju Ridha Allah SWT.
Dosa adalah
kotoran kita yang membuat hati kelam sehingga hati kita merasa berat untuk
melakukan kebaikan.
🌻 WARHAMNII
"Sayangilah
aku........"
Kalau kita
disayang Allah SWT, hidup akan terasa nyaman, , karena dengan kasih sayang
Allah SWT, akan dapat dicapai semua cita-cita.
Dengan kasih
sayang nafsu kita akan terbimbing.
🌻 WAJBURNII
"Tutuplah
kekuranganmu........"
Banyak
sekali kekurangan kita, kurang bersyukur, kurang sabar, kurang bisa menerima,
mudah marah, pendendam dan lain-lain.
Kalau
kekurangan kita ditutupi / diperbaiki Allah SWT, maka kita akan menjadi manusia
bermartabat
(Al insan
Kamil)
🌻 WARFA'NII
"Tinggikanlah
derajatku........"
Kalau Allah
sudah meninggikan derajat kita, maka pasti tidak ada manusia yang bisa
menghinakan kita.
🌻 WARZUQNII
"Berilah
aku rezeki......."
Sebagai
hamba, kita membutuhkan rezeki, Allah mampuendatangkan rezeki dari arah yang
tak terduga dan tanpa perhitungan.
🌻WAHDINII
"Betilah
aku petunjuk / bimbinglah aku ke jalan kebahagiaan......"
Kita tidak
hanya minta petunjuk / hidayah yang berkaitan dengan agama, tetapi kita juga
minta petunjuk agar terhindar dari mengambil keputusan yang keliru.
🌻 WA'AAFINII
"Berilah
aku kesehatan......."
Apabila kita
sehat, kita bisa menambah kebaikan dan manfaatnya serta tidak menjadi beban
orang lain.
"Health
is not everything', but without health everything' ia nothing."
🌻 WA'FUANNI
"Aku
mohon agar kesalahanku dihapus dari catatan......."
Kita awali
do'a ini dengan mohon ampun, dan kita akhiri dengan permohonan agar catatan
dosa kita dihapus. Sehingga kita benar-benar bersih dan bisa seperti bayi yang
baru lahir.
🌻 Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Memerintahkan
kita untuk mbaca do'a itu.
Rasulullah
Shalallahu'alaihi wasalam, menceritakan kepada kita bahwa do'a tersebut pasti
terkabul.
Tapi
masalahnya :"DIMANA HATI DAN PIKIRAN KITA KETIKA KITA MEMBACA DO'A
ITU.......?
Jadi bacalah
dan brrdo'alah dengan khusuk / paham artinya.
Wallahu
a'lam bish showab
Salam
ukhuwah
#8. BIARKAN SEJARAH BICARA
Suatu Masa,
Ketika Islam Menjadi Adidaya.
Penyerahan
kunci Istana Al-Hambra oleh Sultan Muhammad As-Shaghir kepada Raja Ferdinand
dan Ratu Isabella pada 2 January 1492 M menandai berakhirnya kekuasaan Islam di
Spanyol.
Itu artinya,
secara politik Islam sama sekali tidak memiliki hak terhadap Spanyol.
Namun
berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol tidak serta merta mengakhiri kisah kaum
muslimin di negeri itu, penyerahan kekuasaan justru merupakan awal dari sejarah
kelam kaum muslimin di sana. Piagam Granada yang menjanjikan kebebasan beragama
bagi kaum muslimin rupanya tidak berumur panjang. Pada tahun 1502 umat Islam
diberi dua opsi, mameluk Kristen atau pergi meninggalkan bumi Spanyol. Artinya,
menetap di Spanyol dengan tetap memeluk agama Islam sama artinya dengan bunuh
diri. Banyak kaum muslimin yang memilih meninggalkan Spanyol, namun tidak
sedikit yang memilih pindah agama secara dzohir, namun tetap beribadah secara
Islami dengan sembunyi-sembunyi. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai
kaum Moriscos.
Seiring
dengan berjalannya waktu, keberadaan kaum Moriscos dianggap sebagai sebuah
ancaman. Sehingga antara tahun 1508-1567 keluar sejumlah peraturan yang
melarang segala hal yang bernuansa Islam, baik pakaian maupun nama. Penggunaan
bahasa Arab juga dilarang. Anak-anak kaum muslimin dipaksa untuk menerima
pendidikan dari para pendeta Kristen. Puncaknya pada tahun 1609-1614 sebanyak
300.000 Moriscos diusir dari Spanyol oleh Raja Philip III. Benar-benar sebuah
kenyataan sejarah yang pahit dan menyedihkan.
Dari Spanyol
mari kita pindah ke belahan bumi yang lain, tepatnya ke Turky tempat dimana
kekhalifahan Ottoman berpusat. Setelah mendengar penyiksaan yang dilakukan
penguasa Spanyol terhadap kaum muslimin, Sultan Salim I marah besar, dia
mengeluarkan Dekrit yang berisi perintah kepada seluruh penganut Yahudi dan
Nasrani yang berada di bawah kekuasaannya untuk memilih satu dari dua opsi,
tinggal menetap dengan catatan memeluk agama Islam atau pergi meninggalkan
Tanah Kekhalifahan. Mendengar Dekrit tersebut, Syaikh Ali Afandi At-Tirnabily
selaku Mufti Ottoman saat itu menyampaikan penolakannya terhadap Dekrit Sultan.
Mufti menjelaskan bahwa Dekrit tersebut tidak boleh dilaksanakan sekalipun kaum
muslimin disembelih di negeri-negeri Salib. Mufti juga menjelaskan bahwa
selamanya tidak ada paksaan dalam beragama.
Akhirnya
Sultan Salim menarik keputusannya dan membiarkan penganut Yahudi dan Nashrani
tinggal dengan aman dan damai di bawah pemerintahannya. Iya, mereka semua
tinggal dengan aman dan damai disaat pemerintah Spanyol menyembelih ratusan
ribu kaum muslimin di negaranya.
Allahu
Akbar.. Betapa agungnya Islam..
Batapa
agungnya peradaban Islam…
Sikap Sultan
Salim yang tunduk pada rambu-rambu ke Islaman sudah cukup sebagai jawaban bahwa
Islam bukan teroris, namun sebagai rahmatan lil 'aalamin. Dimana bila Islam
berkuasa, dia akan menjadi pengayom bagi semua.
Andai Islam
intoleran seperti yang mereka tuduhkan, tentu tidak akan satu Yahudi atau satu
Kristen pun yang tersisa di tanah Andalus, Turky, Mesir, Lebanon, Jordan dan
sejumlah negara lainnya saat Islam berkuasa di sana.
Inilah
sejarah kami…
Jadi tak
usah mengajari kami soal toleransi.
Sumber
bacaan:
1. Tarikh
Al-Muslimiin Fi Al-Andalus. DR. Muhammad Suhail Thaqus. Penerbit: Daar A-Nafais
2. Udzama’
Al Mi’ah. Jihad At-Turbany. Penerbit : Daar At-Taqwa
_________
Madinah
02-08-1436 H
Mari kita
share tentang sejarah ini
Mutiara
Hadits : Hilangnya Ilmu dengan Wafatnya Ulama'
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيْدٍ حَدَّثَنَا جَرِيْرٌ عَنْ هِشَامَ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيْهِ سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ عِلْمًا إِنْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ النَّاسِ وَ لَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اتَّخَذَ النَاسُ رُؤُسًا جُهَالاً فَسُئِلُوْا فّأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَ أَضَلُّوْا. (رواه مسلم)
Artinya :
Qutaibah bin
Said berkata kepada kami: Jarir berkata kepada kami: dari Hisyam bin ‘Urwah
dari bapaknya : saya mendengar Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash berkata : saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya Allah SWT tidak mencabut ilmu
dari manusia dengan sekali cabutan, akan tetapi Ia mencabut ilmu tersebut
dengan cara mencabut (nyawa) para Ulama, sehingga apabila tidak tersisa lagi
seorang yang pandai (di dunia ini), maka orang – orang akan menunjuk seorang
yang bodoh menjadi pemimpin (panutan) mereka. Kemudian mereka ditanya (tentang
sesuatu perkara) kemudian mereka memberikan putusan tanpa menggunakan ilmu
sehingga mereka menjadi tersesat dan menyesatkan orang lain. (HR. Muslim)
#9. 7 Indikator Kebahagiaan Dunia
Menurut Sahabat Ibnu Abbas
Siapa yang
tidak kenal dengan Ibnu Abbas. Sahabat senior yang selalu menyertai baginda
Rosulullah sallallahu alaihi wasallam. Dikalangan para mufassir, beliaulah
terunggul di antara yang lain. pada umur 9 tahun saja ibnu Abbas kecil telah
hafal Al-Qur’an dan menjadi imam masjid. Sampai Nabi pun pernah berdo’a khusus
untuk beliau.
“Allahumma
faqqohhu fiidaini,wa a’llamhutta’wiila”
artinya:“ya
Allah,berilah kepadanya pemahaman tentang agama dan ajarilah dia tentang
takwil”
Suatu hari
ia pernah ditanya oleh para tabi’in tentang mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan
dunia.
Ibnu Abbas
menjawab, ada 7 indikator mengenai kebahagiaan dunia:
Pertama,
Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Memiliki
jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada
ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu
bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat
Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan
pemberian dan keputusan Allah.
Bila sedang
kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
“Kalau kita
sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi
kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun
akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel”
dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang
lebih besar lagi.
Maka
berbahagialah orang yang pandai bersyukur!
Kedua. Al
azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
Pasangan
hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula.
Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta
pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan.
Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti
akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh.
Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan
yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan
suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri
yang sholeh.
Ketiga, al
auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
Saat
Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda
yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya
kepada anak muda itu : “Kenapa pundakmu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya
Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya
sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu
saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu
sisanya saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya
Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada
orang tua ?”
Nabi SAW
sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah ridho kepadamu,
kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta
orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”. Dari hadist tersebut kita mendapat
gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan
kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak
yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan
Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.
Keempat,
albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.
Yang
dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun
tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang
yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya,
Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang
sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan
mengingatkan kita bila kita berbuat salah.
Orang-orang
sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang
selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut
menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.
Berbahagialah
orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
Kelima, al
malul halal, atau harta yang halal.
Paradigma
dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak
berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.
Dalam
riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan
seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdoa sudah bagus”, kata
Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya
didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang
yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang
halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih,
suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah
orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
Keenam,
Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.
Se mangat
memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam.
Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi
ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.
Allah
menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin
cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya.
Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
Semangat
memahami agama akan meng “hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati
yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah
orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.
Ketujuh,
yaitu umur yang baroqah.
Umur yang
baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya
diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan
dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia
(berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya
(post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya
menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan
dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu
menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya
dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka
semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya
diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya
untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan
keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah
semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah
orang-orang yang umurnya baroqah.
Demikianlah
pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Bagaimana
caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia
tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada
Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu’ mungkin membaca doa `sapu jagat’ ,
yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama
doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw” (yang artinya “Ya Allah
karuniakanlah aku kebahagiaan dunia “), mempunyai makna bahwa kita sedang
meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu
Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang
soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk
memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.
Walaupun
kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita,
setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.
Sedangkan
mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu “wa fil aakhirati hasanaw”
(yang artinya “dan juga kebahagiaan akhirat”), untuk memperolehnya hanyalah
dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah,
kasih
[21:35,
4/23/2016] Hamdi Sl: sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil
dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena
rahmat Allah.
Amal soleh
yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat
malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh
sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan
nikmat surga yang dijanjikan Allah.
Kata Nabi
SAW, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga”.
Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab
Rasulullah SAW : “Amal soleh saya pun juga tidak cukup”. Lalu para sahabat
kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?”. Nabi SAW
kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan
Allah semata”.
Jadi sholat
kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi
untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan
surga Allah (Insya Allah, Amiin).
Rohmat
saputra
Mahasiswa
STID M.Natsir, Jakarta pusat
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
0 comments:
Post a Comment