Pilihan Tausyah dari Whatsapp #7




#1 " 13 NASIHAT KEHIDUPAN "

Saudaraku... 

1. Jika kita memelihara 'Kebencian & Dendam', maka seluruh 'Waktu & Pikiran' yg kita miliki akan Habis begitu saja & Kita tidak akan pernah menjadi 'Pribadi yang Produktif'.

2. Kekurangan orang lain adalah 'Ladang Pahala' bagi kita untuk :
» Memaafkannya,
» Mendoakannya,
» Memperbaikinya, dan 
» Menjaga Aib-nya.

3. Bukan 'Gelar & Jabatan' yg menjadikan 'Orang Menjadi Mulia', 

jika Kualitas Pribadi kita Buruk,
Semua itu hanyalah 'Topeng Tanpa Wajah'.

4. Ciri Seorang 'Pemimpin yg Baik' akan tampak dari :
» Kematangan Pribadi,
» Karya, serta 
» Keselarasan antara 'Kata & Perbuatan'-nya.

5. Jika kita belum bisa 'Membagikan Harta' atau Membagikan Kekayaan, maka
bagikanlah 'Contoh Kebaikan' karena hal itu akan 'Menjadi Tauladan'.

6. Jangan pernah menyuruh orang lain utk Berbuat baik,
'Sebelum menyuruh diri sendiri',
awali segala kebaikan dari 'Diri Kita Sendiri'.

7. Pastikan Kita sudah 'Beramal' hari ini, baik dengan :
» Materi,
» Ilmu,
» Tenaga, atau dengan 
» 'Senyuman yg Tulus'...

8. Para Pembohong akan
'Dipenjara oleh Kebohongannya' sendiri.
Orang yg Jujur akan 'Menikmati Kemerdekaan' dalam Hidupnya.

9. Bila memiliki 'Banyak Harta', maka kita lah yg akan 'Menjaga Harta'.
Namun jika memiliki 'Banyak Ilmu', maka Ilmu lah yg akan 'Menjaga Kita'.

10. Bila 'Hati Kita Bersih', Tak ada
Waktu untuk :
» Berpikir kotor,
   berprasangka buruk, 
» Curang,
» Iri atau Dengki,
terhadap orang lain.

11. Bekerja Keras adalah 'aktivitas Fisik', Bekerja Cerdas adalah 'aktivitas Akal', sedang Bekerja Ikhlas adalah 'aktivitas Hati'.

12. Jadikanlah setiap 'Kritik' bahkan 'Penghinaan' yg kita terima sebagai 'Jalan untuk Memperbaiki Diri'.

13. Kita tdk pernah tahu kapan
'Kematian' akan 'Menjemput Kita',
tapi yg Kita tahu persis adalah 'Seberapa Banyak Bekal yg Kita Miliki untuk 'Menghadapinya'... 

*****
Selamat berlibur bersama keluarga, saudara-riku tercinta... 
😊💕"

#2 Jangan Berteriak Persatuan Sunni - syi'ah!!!!

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ

HasbunAllahu wa nikmal wakil. Kejadian pilu yang menimpa saudara-saudara  kita di Aleppo Suriah kemarin, mengingatkanku pada nasehat Ustadz Prof. Dr. Ali Musthofa Ya'qub -rahimahullah- dua tahun silam. Saat beliau menyampaikan ceramah di hadapan para mahasiswa Universitas Islam Madinah, 25 Desember 2014, di Wisma Haji Indonesia - Madinah..

Dan saya harap setelah ini jangan ada lagi yang menyerukan persatuan Suni Syiah..!!

 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang dengan biaya ringan.   Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan konsultan asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera ke 081283987016 sekarang juga
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


#3. Mari kita simak nasehat beliau :

"Tahun 87 kami pertama kali mengadakan seminar di Hotel Indonesia, yang diadakan Yayasan Alumni Timur Tengah, menampilkan pak Prof. Ibrahim Husain, menampilkan pak Prof. Dr. Muhammad Rasjidi, menampilkan Dr. Fuad Muhammad Fakhruddin, kami waktu itu kan masih terlalu muda sekali, kami sebagai pembanding saja, tapi ngobrol-ngobrol di luar, pak Prof. Ibrahim Husain mengatakan,

Syiah itu lebih berbahaya daripada komunis” tahun 87.

Kami terus terang masih kaget waktu itu, kok bisa begitu pak Ibrahim Husain ya, sekarang Duta Besar Irak bilang kepada saya 2 minggu yang lalu, di Iran masih ada 35% orang Ahli Sunnah wal Jama’ah, tapi mereka sudah tidak punya hak politik sama sekali, tidak ada satupun anggota parlemen dari Ahli Sunnah, tidak ada masjid Ahli Sunnah satupun di Iran, kami datang, kami satu minggu disana, satu pekan, nggak menemukan masjid Ahlus Sunnah, sementara Soviet atau Rusia sekarang, yang komunis, yang katanya anti tuhan, masih ada ratusan masjid milik ahlis sunnah wal jama’ah, maka baru saya mengatakan betul apa yang dikatakan pak Ibrahim Husain, Syi’ah lebih berbahaya daripada komunis, kalau syi’ah meraih kekuasaan politik, tidak ada cara lain, kecuali ikut syi’ah atau potong leher.

Saya mengatakan hubungan umat Islam Indonesia dengan Timur Tengah, dengan Saudi Arabia yang ada orang mengatakan Wahabi itu, kurang lebih dari 100 tahun, pernah kah ada satu tetes darah yang tumpah gara-gara Saudi Arabia?

Tidak pernah!!

Dengan Mesir, dengan Maroko yang bermazhab Maliki dan lain sebagainya nggak ada sama sekali.

Tapi dengan Iran..!!

baru kemarin sore, darah sudah tumpah dimana-mana, di Sampang, di Madura, dan sebagainya, (*DAN YANG BARU SAJA TERJADI KEMAREN, DI ALEPPO SURIAH, anshori)

Saya nggak membayangkan kalau hubungan itu sudah mencapai 100 tahun bagaimana Indonesia itu. Makanya jangan heran ada sebuah disertasi yang ditulis oleh Dr. Abdul Chair Ramadhan itu diujikan di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, beliau jurusan Sosiologi Hukum Agama, apa judulnya disertasinya? Ini mau dibukukan, sudah diterbitkan tapi masih percobaan aja, ada masukan-masukan dan kami sudah diminta untuk menjadi pengantar, judulnya apa? “Syi’ah menurut sumber syi’ah, ancaman bagi NKRI”, Ini segera kami terbitkan insya Allah, dan insya Allah kami akan jadi pengantar.

Dan ketika Shafawiyyah tampil, itu abad ke-17 kalau tidak salah, itu menurut seorang ulama dari Irak, namanya Dr. Husain Syaikh as-Samra’i, orang Shafawiyyin bersumpah, hari ini di Iran, besok di Irak, lusa di Syria, berikutnya di Bahrain, dan berikutnya di negara-negara lain, itu yang mengatakan anggota majelis ulama Irak. Mungkin itu sebuah ilusi atau isapan jempol, tapi apa yang terjadi di Irak sekarang, apa yang terjadi di Syria sekarang, bahkan ada orang Indonesia tokoh Syi’ah sudah menantang: “Apa harus saya pindahkan konflik di Irak ke Indonesia?” udah nantang begitu.

Madinah An Nabawiyah, 25 Rajab 1437 (ahmd ansr)

 
Catatan (arifia) : sangat jelas tatapan memandang, namun begitu dekat di depan mata kaum muslim Indonesia - alleppo (suriah). Begitu kejam dan RADIKAL bashar assad (syi'ah) beserta sekutunya (yahudi dan nashara) dalam berlomba membantai kaum muslim di negeri 1000 BOM (Suriah). Mereka tidak segan untuk menyiksa, membunuh ataupun mengebom rakyat suriah yang tidak tahu apa-apa, bahkan sampaipun rumah sakit dan fasilitas umum lainnya mereka hancurkan untuk kepuasan (kegilaan) mereka... Allahul musta'an

Ya Allah berikanlah kekuatan dan ketabahan kepada anak-anak kami di Suriah yang selalu menjadi korban kebrutalan rezim ASSad dan Rusia.
 

Rek. Donasi Bantuan Cerita Kehidupan Islami :
13-100-100-500-05 (Bank : Mandiri)
an : Yana Caturarifia Hasto.

# 4. Berdakwah dan Berfatwa hanya dengan modal satu ayat?
Banyak ustadz dan da'i kagetan yang mendadak menjadi ahli fatwa yang menghukumi halal-haram, bid'ah atau sunnah, dan mana yang sesat atau selamat. Mereka merasa cukup paham satu ayat dan sudah bisa ber-istinbath mengeluarkan fatwa. Alasan mereka adalah Hadis Nabi SAW yang gemar mereka kutip, ballighu 'anni walau ayat, sampaikan dariku meski hanya satu ayat.

Bagaimana sebenarnya maksud Hadis Nabi tersebut?

٣٢٠٢ - حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ أَخْبَرَنَا الْأَوْزَاعِيُّحَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي كَبْشَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً وَحَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

Telah bercerita kepada kami Abu 'Ashim adl-Dlahhak bin Makhlad telah mengabarkan kepada kami Al Awza'iy telah bercerita kepada kami Hassan bin 'Athiyyah dari Abi Kabsyah dari 'Abdullah bin 'Amru bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Isra'il dan itu tidak apa (dosa). Dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di neraka".

Hadis dari kitab shahih bukhari (hadis nomor 3202) di atas biasanya dikutip tidak utuh, makanya saya cantumkan lengkap di atas. Hadis tersebut juga tercantum dalam Sunan Abi Dawud, Hadis Nomor 3177; Sunan al-Tirmidzi, Hadis Nomor 2593; dan Musnad Ahmad, Hadis Nomor 6198.

Tiga kitab Hadis yang pertama (Bukhari, Abu Dawud dan al-Tirmidzi) mencantumkannya dalam bab Bani Israil.  Kenapa? Nah di sini clue penting yang menjadi hilang kalau Hadis di atas tidak dikutip secara lengkap seperti yang dilakukan para da'i dan ustadz dadakan itu.

Pertama, Hadis di atas bicara soal penyampaian informasi. Rasul menjelaskan ayat yang beliau baru terima tidak selalu didepan semua sahabat. Adakalanya saat menerima wahyu Rasul didampingi oleh 2-3 sahabat. Atau saat memberikan penjelasan di masjid, ada sahabat yang tidak hadir. Ini sebabnya dalam riwayat lain Nabi bersabda "Hendaklah yang hadir menyampaikan pada yang tidak hadir” ((HR Bukhari-Muslim).

Inilah konteks Hadis 'sampaikan dariku meski satu ayat'. Sahabat diminta menyampaikan penjelasan Rasul kepada yang tidak hadir atau tidak mendengar langsung dari Rasul agar mereka juga tahu apa penjelasan dari Rasul. Jadi, meski seorang sahabat hanya mendengar satu ayat, tapi kalau satu ayat itu tidak diketahui oleh yang lain, sampaikanlah. Begitulah penjelasan Ibn Hajar dalam Fathul Bari yang men-syarah-i Hadis di atas. 

Kedua, Hadis di atas juga mengabarkan bahwa info yang disebar itu bukan hanya dari Rasul tapi juga dari bani israil. Mungkin ini sebabnya hadis ini suka dipangkas karena sudah menyebut soal bani israel. Kalau konsisten mau berdalil dengan Hadis ini maka jelas kita harus sampaikan juga info lainnya termasuk dari bani israil. Jangan menyembunyikan info untuk kepentingan tertentu.

Hadis di atas sesungguhnya tengah mengajarkan kita tentang pentingnya memberikan keseimbangan info. Mentang-mentang tidak suka dengan kelompok tertentu maka dalil bantahan mereka disembunyikan. Ini tidak benar karena info dari bani israel saja kata Nabi tidak mengapa diceritakan, sebagaimana para sahabat menceritakan penjelasan ayat dari Nabi. Di sinilah tingginya muatan moral dari Nabi masalah penyebaran informasi ini.

Ketiga, ada satu larangan dalam Hadis di atas, yaitu kita jangan bohong atas nama Rasul atau mengada-ngadakan cerita bahwa Rasul bilang begini dan begitu padahal itu tidak benar. Melakukan dusta atas nama Rasul ini akan dijamin masuk neraka seperti disebutkan dalam bagian akhir Hadis di atas.

Walhasil, dengan membaca teks lengkap dan memahami konteks serta membaca syarh Hadis tersebut, maka kita akan memperoleh pemahaman yang menyeluruh bahwa Hadis di atas bukan bermakna boleh berdakwah apalagi mengeluarkan fatwa cuma dengan modal satu ayat. Menyampaikan berita/info itu tidak sama dengan menyampaikan kandungan atau tafsir ayat al-Qur'an. Ibaratnya, Bagian Humas dengan Bagian Litbang itu jelas berbeda. Yang satu cuma meneruskan info yang ada, dan yang satu lagi mengkaji dan meneliti info tersebut.

Jelas Hadis tersebut kalau dibaca secara lengkap tidak bicara dalam konteks berdakwah apalagi memutus perkara halal-haram, atau dipakai untuk menyalah-nyalahkan orang lain yang berbeda pemahaman. Hadis di atas sejatinya bicara soal penyampaian, penyeimbangan dan akurasi informasi. Wa allahu a'lam bi al-shawab

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama
Australia-New Zealand

#5. TUJUH RAHASIA ISTIGHFAR 🌴

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Istighfar adalah memohon ampun pada Allah SWT dengan kalimat
"Astaghfirullohal adhiim" atau kalimat lain yang semakna.
Permohonan ampun ini dilakukan dengan hati yang tulus, dan dibarengi dengan penyesalan atas kesalahan serta bertekad untuk tidak mengulanginya.

7 rahasia istighfar:

1. Mendatangkan ampunan dari Allah
"Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Rabbmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun".
(QS Nuh: 10-12)

2. Mengatasi kesulitan dan terbukanya pintu rizki
"Barang siapa beristighfar secara rutin, pasti Allah memberinya jalan keluar dalam mengatasi setiap kesulitan, setiap kesempitan
dan memberi rizki yang tiada terhingga kepadanya".
(HR. Abu Daud)

3. Menambah kekuatan
"Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu taubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu…"
(QS Hud: 52)

4. Memperoleh banyak kenikmatan
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat
kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan”
(QS Hud:3)

5. Turunnya rahmat
"Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat"
(QS An-Naml:46)

6. Sebagai kafaratul majlis
"Barangsiapa yang duduk dalam satu majlis (perkumpulan orang)
lalu di dalamnya banyak perkataan sia-sianya, kemudian sebelum ia
bangkit dari majlis membaca (istighfar): "subhaanakallaahumma wa
bihamdika asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubuilaik" maka ia akan  diampuni kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya selama di majlis itu"
(HR. Turmudzi)

7. Terhindar dari azab Allah
"Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun"
(QS Al Anfal:33)

Wassalam 🙏

#6. Buah Bakti pada Ibu

Hari itu Sabtu, usai makan siang, ibu berkata kepadaku, “Nak besok kamu kan tidak kerja, ibu ingin kamu belikan seekor ikan kakap yang besar di tempat pelelangan ikan. Ibu mau menjamu beberapa anak yatim di RT kita. Lagi pula besok genap 11 tahun bapakmu wafat. Ibu baru baca di surat Annisa’ ayat 134, salah satu ciri orang bertaqwa adalah berinfaq di saat lapang dan di  saat susah”. Aku terkesima, dan tak mampu menjawab ucapan ibuku itu, manakala isteriku dengan ucapan lugas justru menyetujui ucapan ibu.

Di kamar kami, sambil tersenyum halus, isteriku menyodorkan cincin kawin mahar pernikahanku dulu. “Jual cincin ini bang. Inikan beratnya 7 gram, abang beli lagi lagi cincin yang sama modelnya seberat 5 gram, ibu pasti tidak akan tahu” ujar isteriku. Kembali aku terkesima. Saat itu, aku benar-benar tidak punya uang. “Inikan cincin kawin kita, mahar dariku untukmu, sayang”, ujarku tersendat. “Apalah artinya sedikit pengorbanan kita, dibandingkan dengan upah yang dijanjikan Allah jika kita bakti pada ibu?” jawab isteriku lagi. Kupeluk dia, air mata kami jatuh berderai di pipi.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, ku beli ikan kakap seberat 10 kg. Sesampainya di rumah, dengan sigap isteriku membersihkan sisik ikan itu di lantai selasar belakang rumah kami, sementara aku memegang parang besar yang sudah ku asah kemarin sore. Aku yang akan membelah-belah ikan itu, pikirku. Saat isteriku membelah perut ikan dan mengeluarkan isinya, tiba-tiba, sebuah benda jatuh ke lantai. Dia memungut benda itu dan mencucinya di ember di dekat kakinya. Sejurus kemudian mata kami terbelalak. Benda itu sebuah cincin berlian besar. Cahayanya berkilau memantulkan cahaya surya pagi itu.

Ringkas cerita, siang itu anak-anak yatim berkumpul di ruang tengah rumah kami. Mereka tertawa-tawa kecil, setelah menyantap gulai kakap buatan ibu dan isteriku. Kami ini orang Melayu, memang piawai menggulai ikan dan lahap pula memakannya.

Lepas sholat zhuhur, aku bergegas ke pasar batu cincin di kota ku. Ku tawarkan cincin berlian dari perut ikan itu pada toke Liem, pemilik toko berlian paling besar di pasar itu. Dan, hampir-hampir aku tidak percaya dengan ucapan toke Lim yang aku dengar. Limapuluh juta rupiah! Dengan tangan gemetar ku raih telepon genggam, “Sayang, cincin itu harganya 50 juta rupiah!” Aku menjerit memberitahukannya pada isteriku lewat HP tuaku.

Saat aku pulang ke rumah, ibu sedang duduk bersama isteriku di atas tikar di ruang tamu rumah kami. Wajahnya tersenyum puas menyambutku. Aku menangis dan menubruk tubuh ibuku. Ku letakkan wajahku kepangkuannya dengan airmata yang bercucuran. Lidahku terasa kelu dan tak sanggup mengeluarkan sepatah katapun. Dengan bergetar tanganku menyodorkan pelastik keresek, dan mengeluarkan lima ikat uang pecahan seratus ribu rupiah, hasil penjualan cincin dari perut ikan itu.

Ya Allah sungguh hari ini aku meraih ‘ainul yaqin’, bahwa bakti pada ibu akan berbuah manis,  bahkan selagi masih hidup di dunia yang fana ini.Robbanaghfirlana, wali walidina, warhamhum kama robbauna shighara, Ya Allah, ampunkanlah dosa kami, dan dosa ibu bapak kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka sayang kepada kami saat kami masih kecil. AAMIIN....!

#7. DAHSYATNYA DO'A DUDUK DIANTARA DUA SUJUD

Assalamu'alaikum. Wr. Wb

Ketika orang ditanya 'do'a apakah yang sering dibaca........?'

Banyak yang menjawab dengan salah.

Begitu seringnya do'a itu dibaca, sehingga ketika sedang membaca do'a banyak yang tidak merasa berdo'a. Padahal do'a itu "sangat dahsyat", mencakup kebutuhan kita di dunia dan akhirat, serta dibaca minimal 17 kali setiap hari.

Do'a itu adalah " DO'A DUDUK DIANTARA DUA SUJUD."

Mari kita kaji maknanya :

🌻 ROBIGHFIRLII
"Wahai Tuhan ampunilah dosa ku...."

Dosa adalah beban yang dapat menyebabkan kita berat melangkah menuju Ridha Allah SWT.
Dosa adalah kotoran kita yang membuat hati kelam sehingga hati kita merasa berat untuk melakukan kebaikan.

🌻 WARHAMNII
"Sayangilah aku........"

Kalau kita disayang Allah SWT, hidup akan terasa nyaman, , karena dengan kasih sayang Allah SWT, akan dapat dicapai semua cita-cita.
Dengan kasih sayang nafsu kita akan terbimbing.

🌻 WAJBURNII
"Tutuplah kekuranganmu........"

Banyak sekali kekurangan kita, kurang bersyukur, kurang sabar, kurang bisa menerima, mudah marah, pendendam dan lain-lain.
Kalau kekurangan kita ditutupi / diperbaiki Allah SWT, maka kita akan menjadi manusia bermartabat
(Al insan Kamil)

🌻 WARFA'NII
"Tinggikanlah derajatku........"

Kalau Allah sudah meninggikan derajat kita, maka pasti tidak ada manusia yang bisa menghinakan kita.

🌻 WARZUQNII
"Berilah aku rezeki......."

Sebagai hamba, kita membutuhkan rezeki, Allah mampuendatangkan rezeki dari arah yang tak terduga dan tanpa perhitungan.

🌻WAHDINII
"Betilah aku petunjuk / bimbinglah aku ke jalan kebahagiaan......"

Kita tidak hanya minta petunjuk / hidayah yang berkaitan dengan agama, tetapi kita juga minta petunjuk agar terhindar dari mengambil keputusan yang keliru.

🌻 WA'AAFINII
"Berilah aku kesehatan......."

Apabila kita sehat, kita bisa menambah kebaikan dan manfaatnya serta tidak menjadi beban orang lain.
"Health is not everything', but without health everything' ia nothing."

🌻 WA'FUANNI
"Aku mohon agar kesalahanku dihapus dari catatan......."

Kita awali do'a ini dengan mohon ampun, dan kita akhiri dengan permohonan agar catatan dosa kita dihapus. Sehingga kita benar-benar bersih dan bisa seperti bayi yang baru lahir.

🌻 Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Memerintahkan kita untuk mbaca do'a itu.
Rasulullah Shalallahu'alaihi wasalam, menceritakan kepada kita bahwa do'a tersebut pasti terkabul.
Tapi masalahnya :"DIMANA HATI DAN PIKIRAN KITA KETIKA KITA MEMBACA DO'A ITU.......?

Jadi bacalah dan brrdo'alah dengan khusuk / paham artinya.

Wallahu a'lam bish showab

Salam ukhuwah

#8. BIARKAN SEJARAH BICARA
Suatu Masa, Ketika Islam Menjadi Adidaya.

Penyerahan kunci Istana Al-Hambra oleh Sultan Muhammad As-Shaghir kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pada 2 January 1492 M menandai berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol.
Itu artinya, secara politik Islam sama sekali tidak memiliki hak terhadap Spanyol. 

Namun berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol tidak serta merta mengakhiri kisah kaum muslimin di negeri itu, penyerahan kekuasaan justru merupakan awal dari sejarah kelam kaum muslimin di sana. Piagam Granada yang menjanjikan kebebasan beragama bagi kaum muslimin rupanya tidak berumur panjang. Pada tahun 1502 umat Islam diberi dua opsi, mameluk Kristen atau pergi meninggalkan bumi Spanyol. Artinya, menetap di Spanyol dengan tetap memeluk agama Islam sama artinya dengan bunuh diri. Banyak kaum muslimin yang memilih meninggalkan Spanyol, namun tidak sedikit yang memilih pindah agama secara dzohir, namun tetap beribadah secara Islami dengan sembunyi-sembunyi. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai kaum Moriscos.

Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan kaum Moriscos dianggap sebagai sebuah ancaman. Sehingga antara tahun 1508-1567 keluar sejumlah peraturan yang melarang segala hal yang bernuansa Islam, baik pakaian maupun nama. Penggunaan bahasa Arab juga dilarang. Anak-anak kaum muslimin dipaksa untuk menerima pendidikan dari para pendeta Kristen. Puncaknya pada tahun 1609-1614 sebanyak 300.000 Moriscos diusir dari Spanyol oleh Raja Philip III. Benar-benar sebuah kenyataan sejarah yang pahit dan menyedihkan.

Dari Spanyol mari kita pindah ke belahan bumi yang lain, tepatnya ke Turky tempat dimana kekhalifahan Ottoman berpusat. Setelah mendengar penyiksaan yang dilakukan penguasa Spanyol terhadap kaum muslimin, Sultan Salim I marah besar, dia mengeluarkan Dekrit yang berisi perintah kepada seluruh penganut Yahudi dan Nasrani yang berada di bawah kekuasaannya untuk memilih satu dari dua opsi, tinggal menetap dengan catatan memeluk agama Islam atau pergi meninggalkan Tanah Kekhalifahan. Mendengar Dekrit tersebut, Syaikh Ali Afandi At-Tirnabily selaku Mufti Ottoman saat itu menyampaikan penolakannya terhadap Dekrit Sultan. Mufti menjelaskan bahwa Dekrit tersebut tidak boleh dilaksanakan sekalipun kaum muslimin disembelih di negeri-negeri Salib. Mufti juga menjelaskan bahwa selamanya tidak ada paksaan dalam beragama. 

Akhirnya Sultan Salim menarik keputusannya dan membiarkan penganut Yahudi dan Nashrani tinggal dengan aman dan damai di bawah pemerintahannya. Iya, mereka semua tinggal dengan aman dan damai disaat pemerintah Spanyol menyembelih ratusan ribu kaum muslimin di negaranya.

Allahu Akbar.. Betapa agungnya Islam.. 

Batapa agungnya peradaban Islam… 

Sikap Sultan Salim yang tunduk pada rambu-rambu ke Islaman sudah cukup sebagai jawaban bahwa Islam bukan teroris, namun sebagai rahmatan lil 'aalamin. Dimana bila Islam berkuasa, dia akan menjadi pengayom bagi semua.

Andai Islam intoleran seperti yang mereka tuduhkan, tentu tidak akan satu Yahudi atau satu Kristen pun yang tersisa di tanah Andalus, Turky, Mesir, Lebanon, Jordan dan sejumlah negara lainnya saat Islam berkuasa di sana.
Inilah sejarah kami… 

Jadi tak usah mengajari kami soal toleransi.

Sumber bacaan:
1. Tarikh Al-Muslimiin Fi Al-Andalus. DR. Muhammad Suhail Thaqus. Penerbit: Daar A-Nafais
2. Udzama’ Al Mi’ah. Jihad At-Turbany. Penerbit : Daar At-Taqwa
_________
Madinah 02-08-1436 H
Mari kita share tentang sejarah ini

Mutiara Hadits : Hilangnya Ilmu dengan Wafatnya Ulama'


حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيْدٍ حَدَّثَنَا جَرِيْرٌ عَنْ هِشَامَ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيْهِ سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ عِلْمًا إِنْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ النَّاسِ وَ لَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اتَّخَذَ النَاسُ رُؤُسًا جُهَالاً فَسُئِلُوْا فّأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَ أَضَلُّوْا. (رواه مسلم)

Artinya :

Qutaibah bin Said berkata kepada kami: Jarir berkata kepada kami: dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya : saya mendengar Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash berkata : saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya Allah SWT tidak mencabut ilmu dari manusia dengan sekali cabutan, akan tetapi Ia mencabut ilmu tersebut dengan cara mencabut (nyawa) para Ulama, sehingga apabila tidak tersisa lagi seorang yang pandai (di dunia ini), maka orang – orang akan menunjuk seorang yang bodoh menjadi pemimpin (panutan) mereka. Kemudian mereka ditanya (tentang sesuatu perkara) kemudian mereka memberikan putusan tanpa menggunakan ilmu sehingga mereka menjadi tersesat dan menyesatkan orang lain. (HR. Muslim)

#9. 7 Indikator Kebahagiaan Dunia Menurut Sahabat Ibnu Abbas

Siapa yang tidak kenal dengan Ibnu Abbas. Sahabat senior yang selalu menyertai baginda Rosulullah sallallahu alaihi wasallam. Dikalangan para mufassir, beliaulah terunggul di antara yang lain. pada umur 9 tahun saja ibnu Abbas kecil telah hafal Al-Qur’an dan menjadi imam masjid. Sampai Nabi pun pernah berdo’a khusus untuk beliau.

“Allahumma faqqohhu fiidaini,wa a’llamhutta’wiila”
artinya:“ya Allah,berilah kepadanya pemahaman tentang agama dan ajarilah dia tentang takwil”

Suatu hari ia pernah ditanya oleh para tabi’in tentang mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia.

Ibnu Abbas menjawab, ada 7 indikator mengenai kebahagiaan dunia:

Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.

Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi.

Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.

Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : “Kenapa pundakmu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?”
Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”. Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.

Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.

Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.

Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.

Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.

Se mangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.

Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.

Semangat memahami agama akan meng “hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.

Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu’ mungkin membaca doa `sapu jagat’ , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw” (yang artinya “Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia “), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.

Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu “wa fil aakhirati hasanaw” (yang artinya “dan juga kebahagiaan akhirat”), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih
[21:35, 4/23/2016] Hamdi Sl: sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Nabi SAW, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah SAW : “Amal soleh saya pun juga tidak cukup”. Lalu para sahabat kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?”. Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata”.

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).

Rohmat saputra

Mahasiswa STID M.Natsir, Jakarta pusat

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang dengan biaya ringan.   Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan konsultan asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera ke 081283987016 sekarang juga
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: