Dahsyatnya sebuah keikhlasan



Oleh Dr RusliHabsi LC MA
Pengajian Mesjid Pondok Indah Jakarta, Ahad pagi  22 Desember  2013.

Belum ada dalam sejarah umat Islam menjelaskan kedahsyatan Ikhlas. Orang-orang yang ikhlas selalu menjaga waktunya agar tidak terbuang-buang percuma. Dia lebih memilih hartanya terbuang dari pada waktunya yang terbuang. Mereka berprinsip bahwa “saya tidak mau keluarga mengatakan bahwa aku orang baik tapi Allah mengatakan yang sebaliknya”.

Ya Allah tunjuki aku amalan yang aku lakukan walau sedikit tapi benar. Bukan amalan yang aku kejar tapi ilmu. Bukan amalan, tapi ilmu yang diamalkan yang jauh lebih penting. Jangan coba-coba memperbanyak amalan  tampa ilmu.

Bebicara jujur. Kapan lagi mau berbicara jujur?  Setelah mati? Yang disebut mahmum qolb. Ketakwaanya yang mantap kepada Allah.  Hatinya bersih kepada Allah dan sesama manusia. Hatinya taqwa kemudian dia tidak pernah benci dan sakit hati kepada orang lain.
Dalam hadis shahih Bukhari " kata imam Nafiq. Ada kisah yang disampaikan oleh Rasullullah mengenai Dahsyatnya Ikhlas. Kata Rasulullah "ada tiga orang berjalan di padang pasir selama berhari-hari. Tiba-tiba turun hujan lebat yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Mereka mencari perlindungan dan akhirnya mereka masuk ke dalam gua. Pada saat mereka berlindung di dalam gua, tiba-tiba terdengar suara keras seperti ada letusan api yang berasal dari puncak bukit. Dan tiba-tiba bukit itu pecah dan pecahaannya jatuh menutup pintu gua. Ketiga orang itu terkurung di dalam gua dan tidak bisa berbuat apa-apa karena batu yang menutup sangat besar. Selama beberapa hari mereka telah berusaha untuk mencoba keluar dengan mendorong batu-batu itu tapi tidak bernah  berhasil. Mereka dilanda kesedihan dan putus asa yang mendalam karena mereka tidak bisa lagi bertemu dengan keluarganya. Tidak bisa juga memberi tahu kondisi mereka. Mereka mulai kelaparan dan kehausan karena sudah berhari-hari mereka terkurung. Mereka telah siap-siap menunggu kematian.

Akhirnya setelah mereka mencapai puncak penderitaannya mereka saling mendekat untuk menguatkan hati antara satu sama yang lainnya. Tiba-tba salah seorang dari mereka berkata “sahabatku, mari kita evaluasi diri, mari kita ingat-ingat adakah amalan kita yang terbaik yang kita lakukan dengan ikhlas selama ini”. Semoga dengan kita mengingat amalan-amalan kita itu Allah akan membantu mengeluarkan kita dari gua ini. 

Salah seorang dari mereka mulai menceritakan tentang perbuatan baik yang ia lakukan dengan penuh ikhlas. “Saya mempunyai kedua orang tua yang masih hidup, saya sangat menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi saya sewaktu  kecil. Setiap hari saya mengurus keperluan mereka. Saya yang mencari dan menyiapkan makan untuk mereka. Mengurus keperluan mereka sehari-hari. Saya mendahulukan urusan mereka ketimbang urusan anak-anak dan isteriku. Anak-anak saya masih kecil dan sangat memerlukan bantuan saya, tapi selalu keperluan orang tua saya dulu yang saya berikan baru jika ada sisa baru saya berikan kepada anak-anak dan isteriku. Kadang anak-anakku menangis dan menjerit-jerit agar aku memberikan makanan kepada mereka tapi tidak aku indahkan. Susu yang setiap hari aku perah semuanya aku minumkan kepada orang tuaku. Pernah satu hari, aku terlambat memerah susu sehingga hari sudah malam. Anak-anak dan isteriku menunggu susu itu dari saya. Tapi saya tidak memberikan kepada mereka tapi saya berlari menuju ke rumah orang tua saya takut kalau-kalau mereka sudah tertidur sebelum meminum susu. Ternyata benar, mereka sudah tertidur begitu saya sampai. Saya tidak mau membangunkan mereka karena itu akan menggangu kenikmatan tidurnya. Aku duduk bersimpuh di samping mereka sampai mereka bangun di subuh hari, setelah itu baru aku minumkan susu itu kepada mereka”. Kemudian orang itu berdoa kepada Allah “ya Allah jika perbuatan baik saya kepada kedua orang tua saya itu bisa engkau catat sebagai amalan sholeh, mohon bukakanlah pintu gua ini” Tiba-tiba terdengar suara bergemuruh, terlibat beberapa batu besar jatuh dan terlihat celah di pintu gua sehingga terlihat sinar matahari. Tapi celah itu belum cukup untuk mereka bisa berjalan keluar. 

Kemudian orang kedua mulai bercerita dan berdoa kepada Allah SWT. “Ya Allah, ketika saya muda dahulu saya mempunyai nafsu birahi yang begitu besar. Saya tergoda untuk berbuat zina dengan salah seorang supupuku. Awalnya dia tidak mau akan tetapi setelah saya rayu dengan memberikan sejumlah uang akhirnya dia mau. Ketika aku sudah siap untuk melakukan zina itu, tiba-tiba ia mengingatkan aku bahwa apakah aku tidak takut kepada Allah. Tiba-tiba saya sadar dan langsung seketika itu juga saya menghentikan perbuatan itu. “Ya Allah semoga iktikad baik ku itu untuk meninggalkan dosa besar itu dapat Engkau catat sebagai amal sholeh”. Krrrak... tiba-tiba terdengar suara batu berjatuhan, tampak celah pintu gua semakin besar tapi masih belum bisa meloloskan mereka keluar. 

Orang ketiga kemudian juga bercerita dan berdo’a. "Dulu aku seorang saudagar. Banyak orang yang bekerja untuk aku, setiap orang yang bekerja aku bayar gajinya. Satu hari aku tidak punya uang sehingga aku tidak bisa membayar gaji salah seorang dari mereka. Karyawan ku itu pergi dengan perasaan kesal. Dia tidak pernah datang kembali. Setelah saya punya uang, gaji orang itu aku simpan dan aku kembangkan dalam bentuk investasi. Investasi itu telah berkembang pesat hingga menjadi ratusan domba dan hektaran kebun. Aku berharap satu saat dia kembali dan akan aku serahkan semua haknya termasuk hasil pengembangan investasinya. Beberapa waktu yang lalu dia datang. Dia sudah tua dan renta lagi miskin. Dia marah-marah dan meminta gajinya yang dulu belum sempat aku berikan. Aku berikan gajinya dan seluruh hasil investasinya berupa ternak dan kebun. Dia sangat senang dan begitu bersyukur. “Ya Allah semoga amalan aku kepada orang ini bisa Engkau catat sebagai amalan sholeh sebagai pembuka pintu gua ini” kata orang itu mengakhir doanya. Tiba-tiba seluruh batu yang menutupi pintu gua jatuh dan terbukalah gua itu seperti semula. Mereka bertiga akhirnya bisa keluar dan kembali kepada keluarganya.

Apa hikmah dari kisah ini? Amalan yang dilakukan dengan ilmu dan penuh Keikhlasan nilainya sangat tinggi di hadapan Allah. Setiap amal sholeh kita mempunyai harga yang sangat besar di hadapan Allah. Janganlah pernah ragu-ragu dalam melakukan amal sholeh. Lakukan saja dan semuanya itu tidak akan sia-sia. Anda akan mendapatkan ganti yang jauh lebih dahsyat dari Allah.
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: