May - Juni, bulan pusing uang sekolah anak!

Awal May lalu saya tiba-tiba menerima telepon dari salah seorang saudara. Minta dikirimkan uang untuk anaknya yang akan mengikuti less karena  baru saja selesai Ujian Nasional setingkat SLTA. Jumlah yang diperlukan sebenarnya tidak terlalu banyak, tapi kalau memang lagi tidak ada uang mau dikata apa? Hasil panen kebon kurang banyak karena musim kemarau, harga jual hasil panen juga sedang turun. Sementera gaji sudah habis untuk mencicil hutang.

Beranjak menuju ke akhir May, semakin banyak saja dana saya yang harus mengucur untuk keperluan sekolah. Atau saya yang memang saya harus ikut berpartisipasi untuk biaya sekolah anak dan kemenakan. Ada biaya ekskul ke lur negeri yang kenyataannya jauh di atas anggaran. Hadiah jalan-jalan untuk keponakan yang memang dari dulu sudah saya janjikan. Pelunasan seluruh uang sekolah dan kewajiban lainnya yang dirapel sampai Juli. 

Bagi orang tua yang anaknya  baru lulus SD, SMP, SMA ini masalah yang dihadapi jauh lebih besar lagi. Mencari sekolah baru, bolak-balik memerlukan ongkos. Membayar uang pendaftaran dan uang pembangunan dan SPP untuk satu tahun. Berapa besarnya? tergantung jenis sekolah yang dipilih. Mencari tempat tinggal dll. 
Dulu katanya sekolah negeri biayanya lebih murah makanya orang tua habis-habisan memaksa anak belajar agar nilai NEMnya tinggi dan dapat diterima di sekolah negeri. Tapi kenyataannya biaya di sekolah negeri juga tidak murah. Memang di beberapa daerah pemerintah membuat program sekolah gratis. Tapi, ya tetap saja masih banyak biaya ini dan itu yang harus di keluarkan. Nah, kalau sekolah swasta sudah jelas lebih mahal biaya masuknya karena memang fasilitasnya jauh lebih baik. Kalau dengan uang masuk yang sedemikian tinggi kan mestinya biaya lain-lain setiap bulannya tidak akan terlalu besar lagi. Tapi, kenyataannya tidak demikian. Ada saja biaya "tak terduga" yang hampir setiap bulan harus di keluarkan.

Hampir semua orang tua saat lagi pada pusing tujuh keliling. Segala macam cara harus ditempuh agar si buah hati yang manis-manis itu dapat bersekolah di tempat yang baik. Dengan harapan kelak akan menjadi orang sukses, berhasil dan "mudah-mudahan" berbakti kepada kedua orang tua. Saya sengaja memberi tanda kutip untuk kata mudah-mudahan ini karena memang kenyataannya kini sedikit sekali anak yang akan pandai membalas budi kepada orang tua. Tapi, karena sudah menjadi kewajiban dan berharap merasakan kebanggaan ketika melihat anaknya sukses, semua orang tua akan berusaha sekuat tenaga untuk pendidikan anak-anaknya.

Buat calon orang tua atau yang masih mempunyai anak kecil. Jangan lagi diwarisi penyakit pusing May-Juni ini. Caranya dengan membuat perencanaan biaya pendidikan anak-anak anda dari sekarang ini. Dari sejak mereka baru lahir. Menabung sejak dini secara teratur. Meski jumlahnya tidak terlalu besar lakukan saja.

Biaya pendidikan setiap tahun meningkat rata-rata 10%. Biaya untuk berkuliah di Universitas Indonesia saat ini sejak dari masuk sampai selesai sekitar Rp. 250 juta! Kalau kenaikan harganya seperti ini maka 10 tahun lagi akan menjadi Rp. 850 juta! Sangat besar bukan?

Cara menabung yang baik adalah dengan mengkombinasikan tabungan dengan proteksi asuransi. Jangan menabung di bank dan deposito karena nilai pertumbuhan tabungan anda tidak akan mengejar kenaikan biaya pendidikan. Tingkat bagi hasil deposito hanya sekitar 6%/tahun, sementara biaya pendidikan naik 10%/tahun,  uang anda kurang 4% pertahun. Nilai return yang lebih tinggi adalah di reksana tapi resikonya juga lebih tinggi. 

Cara  menabung yang paling mudah adalah dengan menabung dengan menggunakan instrumen asuransi yang dikombinasikan dengan unit link yaitu gabungan proteksi dengan tabungan yang bisa tumbuh lebih tinggi. Sebagai informasi di salah satu perusahaan asuransi nilai hasil investasi rata-rata selama 15 tahun terakhir adalah 22,5%. Tiga kali lebih tinggi daripada bunga deposito di bank. 
Anda harus mengambil proteksi juga, kenapa? Karena tidak ada yang menjamin bahwa kita akan bisa selamat dan sentosa menabung sampai anak-anak masuk kuliah. Kalau, maaf, kita meninggal sebelum itu perusahaan asuransi sudah menyediakan uang pendidikan anak anda sesuai dengan jumlah yang diperlukan dan tertera di dalam polis asuransi. Jika anda mencantumkan Rp. 500 juta maka anak anda tetap dapat masuk kuliah sesuai rencana walaupun anda sudah 1,5 m di bawah tanah. Kewajiban menabung pun bisa dialihkan kepada perusahaan asuransi. 

Jadi, jangan lagi mengulangi masalah yang dialami oleh sebagian besar orang tua sekarang sekarang ini. Segera buka rekening tabungan asuransi pendidikan. Hubungi orang-orang yang telah mencoba menawarkan kepada anda. Minta maaf kepada mereka karena selama ini anda telah menolak ide yang begitu bagus yang mereka tawarkan. Nah kalau anda tidak punya orang yang akan membantu anda, silakan hubungi saya yah... no hp dan e-mail saya ada di profile. 

Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: