Pengeluaran itu pasti, Pemasukan Tidak Pasti

Bulan Desember ini saatnya sebagian besar para pemimpim perusahaan mempersiapakan Anggaran Pendapatan dan Rencana Kerja Tahun berikutnya.Mereka mengumpulkan semua transaksi selama satu tahun ini baik pendapatan maupun pengeluaran. Data dan informasi diolah menjadi laporan hasil evaluasi kerja selama tahun ini. Hasilnya bisa menyenangkan tapi tak sedikit pula yang mengecewakan karena tidak sesuai dengan rencana kerja. Selanjutnya hasil ini dikaji bersama untuk menentukan target tahun depan.

Bagian pemasaran dan marketing yang rata-rata terdiri dari orang-orang yang optimis dan ambisius mereka selalu melihat bahwa tahun berikutnya pendapatan akan meningkat bahkan jauh lebih baik besar dari tahun ini. Pandangan seperti adalah sikap yang wajar bagi seorang tenaga pemasaran karena pendapatan perusahaan “harus” meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Banyak alasan kenapa pendapatan harus terus meningkat antara lain biaya yang selalu meningkat seperti inflasi, harga barang, kenaikan gaji dan segala sesuatunya. Bahkan kalau pendapatan naiknya hanya 10% saja dianggap tidak naik karena tingkat inflasi saja sudah mendekati angka itu.

Biasanya team marketing setelah mereka menyusun anggaran pendapatan tahun depan yang akan meningkat sekian persen, mereka mengajukan beberapa permintaan dan persyaratan agar mereka bisa mencapai target. Mereka meminta tambahan sarana transportasi, karyawan, sarana telekomunikasi, biaya promosi, dana entertainment dan segala macam persyaratan lainnya. Yang kesemuanya itu jika dipenuhi akan membuat biaya membengkak tinggi.

Disinilah peran seorang ahli keuanganan untuk melihat proposal rencana kerja itu dari segi biaya dan dampaknya bagi kesehatan keuangan perusahaan. Kalau peningkatan penjualan/pendapatan tahun berikutnya memerlukan biaya yang tinggi, hal ini bisa dilihat dari berbagai sudut. Pertama, team marketing tidak ingin bekerja lebih keras lagi karena peningkatan pendapatan diharapkan dari penambahan-penambahan semua sarana yang diminta yang akhirnya menjadi biaya bagi perusahaan. Singkatnya peningkatan pendapatan itu disebabkan oleh peningkata biaya yang akan dikeluarkan. Kedua, rencana peningkatan itu baru berupa anggaran atau rencana yang masih di awang-awang bisa tercapai bisa tidak. Tapi kalau pengeluaran itu pasti, begitu anggaran disetujui maka sejak itulah perusahaan mulai menanggung semua biaya-biaya itu.
Kalau di dalam perusahaan tidak ada orang yang menjalankan fungsi keuangan dengan baik maka tak jarang proposol seperti ini lolos dan dapat diperkirakan perusahaan akan terseok-seok memikul biaya tinggi yang menyebabkan perusahaan tidak bisa memenuhi persyaratan yang diminta dan pada akhirnya pencapaian target melayang.

Cara lain untuk merangsang peningkatan pendapatan adalah incentive. Cara ini dengan memberikan bonus kepada karyawan setelah pencapaian target terealiasi. Perusahaan cukup menyediakan semua sarana yang wajar yang diperlukan untuk operasional dan latihan-latihan, informasi dan pengarahan. Cara incetive ini banyak dijalankan oleh perusahaan asuransi jiwa, farmasi, MLM dan banyak perusahaan lain. Hasilnya sangat mengagumkan, penjualan mereka meningkat tinggi dari tahun ke tahun. Karyawan pun puas karena dapat menikmati bonus besar secara terus menerus setiap tahun.
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: