Ingat Mati, Meningkatkan Etos Kerja dan Keimanan

Banyak orang ketika diajak bicara mengenai mati langsung tidak tertarik. "Ah itu kan urusan nanti, masih hidup koq sudah mikiran mati" cetus mereka.
Kebanyakan orang menghindar ketika diajak bicara mengenai kematian, padahal kematian itu adalah sesuatu yang pasti terjadi cuma waktunya saja yang belum tahu pasti, sebentar lagi, besok, lusa, bulan depan, tahun depan tidak ada yang tahu. Tapi tiap yang hidup pasti mati. Kullu nafsin za ika tul maut. Atau setiap yang bernyawa pasti mati kata Allah dalam Alquran. Allah sang pencipta sudah mengatur kapan seseorang untuk mati.
Cobalah ingat-ingat, dalam satu tahun ini berapa kali kita melayat ke tempat orang yang meninggal, teman, tetangga, saudara dan lain-lain. Atau paling tidak berapa kali kita mendengar adanya kerabat dan teman kita yang meninggal. Sangat sering kan? Itulah peringatan dan isyarata dari Allah SWT agar kita bersiap-siap menemui kematian kita.
Menurut nabi Muhammad SAW orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mengingat mati. Mungkin banyak orang yang tidak bisa memahami hadis ini. Aneh kan? kok orang yang sering mengingat mati dikatakan cerdas. Bukankah itu artinya penakut, kalau sebentar-sebentar ingat mati jadi kapan bekerjanya?
Pernyataan rosul itu sangat benar adanya. Jika kita takut mati maka kita akan bekerja sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil yang terbaik setiap hari karena besok mungkin kita tidak bisa lagi meneruskannya karena mungkin saja kita sudah mati! Kalau kita mati siapakah yang akan meneruskan pekerjaan kita yang tidak selesai itu. Atau kalau kita benar-benar mati apa yang akan ditinggalkan untuk keluarga. Bagaimana pendidikan anak, siapa yang akan membayar hutang-hutang, siapa yang akan meneruskan usaha dan bisnis yang sudah dibangun dengan susah payah?
Bagi orang yang ingat mati dia akan berusaha menyiapkan semuanya itu dengan baik setiap hari, kalau dia punya usaha maka dia sudah mempersiapkan penerusnya. Jika dia seorang kepala rumah tangga maka dia telah mempersiapkan segala keperluan isteri dan anaknya setelah dia meninggal. Meninggalkan wasiat, asuransi, harta waris sehingga keluarga yang ditinggalkan dapat meneruskan kehidupan dan tidak bertengkar. Orang yang ingat mati akan menjaga dirinya untuk tidak berhutang atau paling tidak menghindari berhutang terlalu banyak karena khawatir kalau tiba-tiba dia mati ada yang akan membayar hutang-hutanganya.
Dia akan manfaatkan setiap detik yang tersedia untuk peningkatan produktifitas. Tidak ada waktu untuk berleha-leha dan hura-hura karena mungkin besok tidak ada kesempatan lagi.
Orang yang ingat mati tidak akan menyia-nyiakan waktunya, dia akan terus meningkatkan ilmu pengetahuannya sehingga dia bisa bekerja lebih produktif.
Orang yang takut mati akan senantiasa menjadi dirinya bersih dari segala macam dosa dan memperbanyak amalannya.
Karena dia takut mati dan kalau mati dia tidak akan bisa kembali lagi. Dia tahu bahwa dia hanya punya dua pilihan, surga atau neraka. Kalau memilih surga maka dia akan memperbanyak amalan untuk bekal untuk masuk ke surga. Dia akan senantiasa menjaga ibadahnya wajibnya agar tidak ada yang tertinggal. Memberbanyak sedekah dan amal-amalan lain. Menjauhi setiap larangan Allah SWT dan menjaga dirinya dari kekotoran dari segala macam dosa.
Mereka tidak akan menyia-nyiakan waktu yang sedikit ini dengan memperbanyak sholat tahajud, membaca Alquran setiap hari, ringan tangan menolong orang dan tidak mau menyakiti hati orang.
Dengan menjaga sikap demikian maka secara langsung atau tidak akan meningkatkan produktifikas seseorang tanpa harus ada penekanan dan paksaan dari orang lain. Dia akan bekerja keras untuk meningkatkan harta dan karirnya di sisi lain dia juga sibuk memperbanyak amalan untuk akhiratnya. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: