Tulisan ini sebenarnya lanjutan dari tulisan sebelumnya mengenai perjalanan ke Lombok. Selepas 3 hari 2 malam di Lombok perjalanan liburan yang menyenangkan itu dilanjutkan lagi ke Bali. Karena nama paketnya AUM Bali-Lombok. Bagi yang qualified mereka mereka dapat Bali dan Lombok, tapi yang tidak mereka cuma dapat Bali saja. Peluang ini terbuka bagi semua agent baru Pru.
Saya pertama kali menginjakkan kaki di pulau Bali tahun 1984, lebih kurang 28 tahun lalu. Setelah itu saya sudah berkali-kali mendatangi pulau wisata itu. Setiap kali datang, setiap kali pula saya mendapatkan kesan yang tak terlupakan. Demikian juga dengan kunjungan saya pada awal Oktober 2010 lalu. Saya begitu takjub dengan perubahan yang terjadi di Bali. Begitu ramai dan begitu meriah. Tempat hiburan dan tempat wisata penuh sesak dengan para turis. Jalan-jalan di sekitar pantai Kuta seringkali macet karena begitu banyak kendaraan yang hilir-mudik. Turis manca-negera tampaknya mendominasi keramaian sambil mengumbal aurat. Yah inilah tantangan buat saya sudah tobat ini. Menjauhi pandangan dari menatap aurat yang begitu saja dipajang disepanjang jalan.
Untuk mengetahui seberapa semarakanya perjalanan wisata saya ke Bali 1,5 tahun silam silakan melihat liputan berikut ini:
Makan malam sambil menunggu matahari tenggelam di pantai Jimbaran. Hampir setiap lima menit terlihat pesawat turun dan mendarat di bandara Ngurah Rai sekitar 5 km dari Jimbaran |
Turis asing berjalan di pasar sekitar Kuta. Lumayan tidak terlalu vulgar |
Sajian tari Bali di Jimbaran |
Di pantai Ulu Watu. Wah, saya sempat dibuat cemas luar biasa oleh ulah saudaranya Charles Darwin. Di kawasan ini begitu banyak monyet konon katanya para penghuni pura. Tiba-tiba kaca mata saya di tilep si nyemot lalu dibawanya ke atas pohon. Lalu dia turun berdiri di pinggir pantai seolah mau membuang kaca mata ke laut... waduh.. bisa-bisa saya gak bisa lihat apa-apa. Untung ada seorang ibu-ibu yang sedang membersihkan pura. Dia membujuk anak keturunan Charles Darwin itu dan akhirnya dia mau mengembalikan alat penting bagi saya itu. Saya beri tip kepada ibu itu atas jasa yang begitu besar mengatasi kejahatan turunan si Charles Darwin itu.
Suasana malam hari di sekitar pantai Kuta. Gemerlap dan bau aroma keju dan alkohol. Sejujurnya saya tidak begitu menikmati suasa ini. Yah, saya sudah tidak menyukai dunia DUGEM seperti ini. Di bar-bar sepanjang jalan tampak para turis bercengkarama dengan gelas dan botol di bir ditangan. Ada begitu banyak tempat yang menawarkan sarana "mesum"di sekitar jalan ini |
Wah, maaaf sekali, saya dengan berat hati memasang foto ini. Ini adalah pegelaran tari Samba Brazil di acara kumpul para agent. Saya tak hendak mememarkan kemaksiatan ini, tapi saya ingin menunjukkan betapa sebagian manusia suka sekali dengan hal-hal seperti ini. Coba lihat foto di bawah ini. Begitu para penari mulai beraksi puluhan tukang foto amatir berebut mengambil gambar ke depan panggung. Kalau yang kayak gini aja dikejar..... tapi kalau diajak ibadah entar-entar melulu....
Sebagai penutup inilah hasil survey saya di Bali. Rostaran padang Singgalang terletak di depan Bandara Ngurah Rai. Ada begitu banyak restoran padang di Bali sini. Salah satunya tentunya Natrabu milik keluarga pak Rahimy Sutan sahabat ayah saya yang merupakan perintis di Bali. Restoran Singgalang Jaya ini ternyata spesialis restoran padang di bandara. Restoran ini ada di Juanda Surabaya, A Yani Semarang, Sutan Syarif Kasim Pekanbaru dan di bandara Banjarmasin.
So, pegimane? kapan mo ke Bali lagi?
Informasi ini dipersembahkan oleh:
0 comments:
Post a Comment