Pengalaman para Haji-Haji baru

Tahun ini cukup banyak kerabat dan teman kami yang berangkat haji. Pertama kakakku uda Kudi alias kkd Rusydy S. Arifin dan uni Deti, berikutnya rekan baik kami bapak Siswantoro dari Hexindo, teman SMP dan SMA saya Arzad dari Jambi. Kemudian 3 orang tetangga dekat kami bapak Ayat dan ibu Silvi, bapak Pri (Petir) dan ibu Ugi serta pak Choli dan nyona (dokter).
Alhamdullilah mereka semua sudah kembali dengan selamat di tanah air. Semoga mereka menjadi haji yang mabrur, mendapat ampunan dari Allah dan semoga pula do'a-do'a mereka diijabah oleh Allah SWT.
Hampir setiap orang yang pergi berhaji mempunyai pengalaman yang tak terlupakan selama menjalankan rukun Islama ke lima ini.
Pak Ayat bercerita dari sekian banyak pengalaman yang beliau rasakan, yang paling berkesan adalah ketika beliau wukuf di Arofah, di sana beliau berdo'a bersama di bawah pimpinan seorang ulama dari Saudi. Sang ulama mengingatkan agar kita umat Islam untuk senantiasa menjaga kemurnian agama Islam. Salah satunya yang terkesan oleh pak Ayat adalah persyaratan seorang wanita untuk pergi berhaji yang mewajibkan setiap wanita pergi berhaji bersama dengan muhrim mereka. Seorang wanita yang tidak ada muhrimnya tidak wajib pergi haji. Disinilah pak Ayat merasa terkaget karena banyak wanita dari Indonesia yang pergi tanpa muhrim. Setelah beliau pikir lebih lanjut beliau memahami betapa pentingnya seorang muhrim laki-laki bagi seorang wanita. Ibadah haji adalah ibadah fisik sehingga berat bagi seorang wanita sendirian untuk menjalankan semua ibadah itu. Selanjutnya tanpa disengaja wanita tersebut juga bisa membuat jemaah laki-laki menjadi tergoda syahwatnya sehingga merusak ibadah.
Pak Choli lain lagi pengalamannya. Sejak berangkat dari Jakarta ada seorang wanita berumur yang pergi sendirian tanpa muhrim meminta pak Choli tidak jauh-jauh darinya. Sebagai pria yang baik sekaligus ingin beribadah pak Choli menamani wanita itu disamping tentunya isterinya. Sejak dari bandara di Cengkareng, urus paspor dan dokumen, pindah kendaraan, check ini dipenginapan semua tas dan barang sang ibu pak Choli yang mengangkatnya. Saking sudah terlalu lelah mengangkat barang-barang milik wanita ini pak Choli menawarkan agar sang ibu membayar kuli angkat saja, tapi sang wanita menolak "wah saya ngga punya uang pak" katanya.
Satu siang sang ibu minta diantar ke toko emas sambil pak Choli mengangkat tasnya, di toko itu sang ibu membeli begitu banyak emas, dia belanja emas sekitar lima ribu dollar! belum lagi duit riyalnya yang segepok. Pak Choli langsung komplain kepada wanita itu, "wah ibu ini ngerjain saya nih, katanya ibu nggak punya duit" sambil meninggalkan semua tas-tas wanita itu. Sesampai di Jakarta pak Choli kamplain kepada keluarganya mereka cengar-cengir saja. Pengalaman pak Choli ini ada hubungan dengan pengalaman pak Ayat. Ternyata wanita memang harus berangkat dengan muhrimnya biar tidak merepotkan orang lain.
Pak Pri pengalamannya lain lagi. Sebagai arek Ngalam alis orang Malang pak Petir adalah orang yang senang bicara dan suka memberi komentar dan ngebanyol. Oleh karena itu selama di sana pak Petir berusaha sekuat-kuatnya untuk tidak "latah" dan tampaknya ia berhasil. Sama dengan pak Choli pak Petir berangkat melalui ONH Plus sehingga penginapan dan transportasi semua terasa mudah. Pengalaman yang berkesan adalah beliau mengalami dua kali "burungnya" dipegang wanita tanpa sengaja untuk menghindari kejatuhan. Pak Petir tak habis pikir kenapa hal itu terjadi. Ibu Ugi sang isteri geli sekali mendengar pengalaman pak Petir ini.
Pengalaman lain adalah adanya teman satu regu beliau yang senantiasa komplain dan tidak menikmati perjalanan haji. Orang ini selalu saja berkomentar yang tidak-tidak selama perjalanan bahkan berkata "ngapain kita capek-capek kemari, kita benar-benar dikerjain orang Arab neh". Ahlasil orang ini benar tidak mendapat apa-apa selama perjalanan suci ini. Tidak terlihat perubahan dari dirinya.
Semoga pengalaman saudara-saudara kita ini menjadi ilham bagi kita. Bagi yang belum pergi berhaji segeralah berangkat, paling tidak pasanglah niat Insya Allah jalannya akan dimudahkan.
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: