Sudah menjadi masalah umum bahwa sampah perlu dikendalikan agar tidak terjadi polusi dan banjir. Tapi tampaknya hingga saat ini belum ada solusi yang tepat mengatasi masalah sampah ini. Menurut berita pengadaan mesin berteknologi tinggi dari Inggris yang akan dipasang di TPA Sampah DKI di Bantar Gebang Bekasi yang seharusnya mulai dipasang awal tahun 2009 tapi kedengarannya ada masalah baru lagi.
Pagi tadi ketika saya dan my son berjalan ke warung ketupat sayur langganan, kami melewati jalan yang dikiri-kanannya ada got penuh dengan sampah. Pada sebuah pertigaan di depan sebuah gang kami melihat baru saja ada seseorang yang selesai membersihkan got yang sudah mampet, tapi sayangnya orang itu hanya mengeluarkan sampah dari got kemudian meletakkannya di dipinggir got, sudah barang tentu sebentar lagi sampah-sampah itu akan terjun dan masuk kembali ke dalam got.
Di daerah kami di Jurangmangu Pd Aren Tangerang tidak ada peraturan ataupun sarana penampung sampah, setiap orang bisa saja membuang sampah di tempat yang mereka mau. Kecuali di dalam komplek kami, setiap rumah mempunyai bak sampah dan setiap hari ada tukang sampah yang memungut dan membuanya.
Di luar, sampah ada dimana-mana ada yang dibuang di samping rumah, di halaman, di pinggir jalan. Ada yang lebih agak sopan, sampah dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian begitu melihat ada tanah konsong lalu dilemparkan ke tanah itu, hal hasil lama-kelamaan tanah itu menjadi penuh dengan sampah.
Sekarang kita adalah para produsen sampah, banyangkan setiap hari kita mengkoleksi plastik, kardus dan kertas pembungkus yang tidak kita perlukan, setelah dipakai langsung dibuang. Di rumah kami paling tidak kami menghasilkan 2 kerangjang sampah setiap hari bahkan lebih.
Perlu ada cara lain untuk mengurangi sampah mungkin dengan mengurangi penggunaan tas dan kantong plastik pada saat berbelanja barang kebutuhan sehari-hari. Atau menggunakan tas yang tidak bisa di buang, jadi setiap ingin berbelanja maka pembeli harus membawa sendiri tas belanjanya bukan warung atau toko yang menyediakan. Cara lain adalah dengan memberikan pajak yang tinggi untuk tas dan kantong plastik yang mudah dibuang. Atau juga barang kali dengan membuat peraturan agar setiap toko, mall dan supermarket tidak lagi menyediakan tas plastik untuk penjualan barang-barang mereka.
Pengendalian sampah tampaknya juga tidak menjadi prioritas bagi pemerintah pusat maupun daerah, tapi kalau rencana untuk mengendalikan sampah sudah pernah kita dengar tapi pelaksanaanya tidak ada. Di Tangerang misalnya 5 tahun lalu sudah ada rencana untuk membangun fasilitas pengelohan sampai dengan menggunakan teknologi tinggi dalam incinary bahkan rencananya akan ada 2 fasilitas, tapi hingga saat ini tidak ada wajudnya.
Kalau tidak ada tindakannya nyata dalam pengelolaan sampah maka sebentar lagi negeri ini akan penuh dengan sampah sehingga polusi dan segala macam penyakit akan berkembang pesat dan akhirnya bangsa ini rentan terkena penyakit.
Untuk mengatasi ini mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk mengurangi penggunaan bahan yang akhirnya menjadi sampah dan menyimpannya dengan cara yang baik dan tidak membuangnya di sembarang tempat.
0 comments:
Post a Comment