Bang (Ustad) Gofur


Bang Gofur begitulah anak-anak di komplek kami memanggilnya. Beberapa orang juga memanggilnya dengan panggilan ustad walau masih agak canggung. Saya dan rekan-rekan lain hanya memanggil namanya saja Gofur. Maklum Gofur adalah anak muda yang sejak dari remaja hidup dan tinggal di lingkungan komplek kami. Tepatnya Gofur tinggal dengan kami mulai sebagai marbot penjaga musola. Dia yang menunggui dan merawat musola kami selama hampir 10 tahun. Pada saat pertama kali datang Gofur seorang pemuda lugu dan penurut dan pengetahuan agamanya masih sangat rendah. Sebelumnya ia adalah seorang pedagang keliling, terakhir dia menjadi pedagang balon dari kampung ke kampung termasuk ke komplek kami, makanya anak-anak sangat mengenalnya sebagai tukang balon. Untuk profesinya ini Gofur menyebutnya sebagai pengusaha perkaretan atau Rubber Business.

Gofur berasal dari Brebes Jawa Tengah, sedari kecil Allah telah mengujinya dengan banyak kesusahan, ibunya hanya seorang wanita desa biasa yang kemampuannya sangat terbatas sementara sang ayah telah lama meninggalkannya. Oleh sebab itu Gofur tak sempat menyelesaikan pendidikan SD. Setelah itu anak sekecil itu mulai berjaung menjalani hidupnya sendiri. Mula-mula dia merantau tidak jauh dari Brebes, ke Purwokerto, Tegal, Kebumen dan daerah sekitarnya. Beberapa tahun kemudian dia dan beberapa orang teman senasibnya pindah dan mengadu nasib di Jakarta. Terdamparlah ia di daerah Pondok Kopi dekat Bintaro. Diantara teman-temannya ada yang menjadi pedagang kue putu, pedagang mainan anak-anak dan Gofur sendiri menjadi pedagang balon masuk kampung ke luar kampung. Menurut Gofur ke dua temannya itu sekarang sudah sukses, yang pedagang mainan sudah mempunyai toko sendiri demikian pula dengan pedagang kue putu.
Ketika tinggal di Pondok Kopi Gofur berkenalan dengan ustad Abu Luay seorang ustad yang baik hati lulusan Madinah. Ustad Abu Luay mengajarinya mengaji dan menadalami Al-Quran dan alhamdullilah dari tidak bisa apa-apa akhirnya Gufur lancar membaca Al-Quran bahkan mampu menghafal banyak surat-surat Al-quran beserta terjemahaannya. Kemudian ketika musola kami memerlukan seorang marbot untuk menjaga dan mengisi musola maka ustad Abu Luay merekomendasikan Gofur dan pengurus menyetujuinya.

Selama bekerja Gofur menunjukkan ketekunan yang luar biasa mendalami agama, meski dia masih nyambi menjalankan Rubber Businessnya, tapi di waktu luang dia terus menghafal ayat-ayat dan mentadaburi isinya. Bacaan Al-Qurannyapun semakin lancar dan bagus hingga akhirnya dia ditunjuk menjadi imam tetap. Gofur semakin gemar membaca-baca buku terutama buka agama, setiap hari dia membaca hingga dia mempunyai koleksi buku banyak sekali. Sekali-sekali ketika pada saat tausiah singkat Gofur tambil membawakan beberapa topik yang sangat menarik bahkan di bulan Ramadhan Gofur tampil menjadi salah seorang penceramah.

Ketika Gofur sudah merasa siap untuk menikah, ada yang menawarinya untuk menikah dengan seorang janda (kaya) tetangga komplek kami dan Gofurpun sudah hampir mau namun ada beberapa jemaah menasehatinya untuk memikirkannya dan ternyata dia memutuskan untuk membatalkannya.
Ternyata Allah sangat sayang kepada Gofur yang senantiasa membaca Al-Quran ini. Tak lama kemudian Gofur menemukan jodoh dari sisiNya, seorang wanita muda (perawan tentunya) berpendidikan D3 berkulit putih dan cantik. Kami jemaah hampir tidak percaya, tapi begitulah jodohnya Gofur. Selain itu sang gadis adalah anak orang berada pula sehingga Gofur tidak perlu memikirkan tempat tinggalnya nanti setelah menikah. Singkat cerita Gofur menikah dengan sang gadis pujaannya. Pesta pernikahannya luar biasa, hampir semua jemaah hadir dipestanya sehingga gang di rumah isterinya menjadi macet total penuh sesak dengan mobil jemaah. Hiburan dan semua pesta hampir semuanya disponsori oleh jemaah, musik oleh pak Pras musisi kondang dari group Audensi Band yang terkenal itu.

Setelah setahun lebih berlalu, 3 bulan lalu Gofur diberkahi dengan seorang bayi laki-laki yang ganteng yang diberinya nama Fachry nama tokoh di dalam novel Ayat-Ayat Cinta, novel yang telah dibacanya berulang-ulang sebelum difilmkan. Karena Gufur sudah mempunyai anak sang mertua menghadiahnya uang untuk membeli rumah!

Saat ini Gofur dan isteri sibuk dengan mengajar mengaji anak-anak di sekitar komplek kami dan daerah Bintaro. Dari kegiatannya itu Gofur mendapatkan penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarganya bahkan bisa mencicil sepeda motor. "pak haji, Insya Allah 3 bulan lagi motor ini sudah lunas" katanya suatu sore.

Apa hikmah dari kisah bang Gofur ini? Banyak sekali. Singkatnya begini, Allah akan memberikan yang terbaik bagi setiap hambanya yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, menjalankan perintahnya perbanyak sholat, mendalami Al-Quran dan senantiasa berdo'a dan meminta pertolongaNya. Sama seperti nabi Musa ketika berteduh di bahwa pohon beliau berdo'a "ya Allah berikanlah aku sebuah kebaikan". Tak lama kemudian beliau bertemu dengan dua orang wanita cantik yang ternyata puteri dari nabi Syuaib yang kemudian salah satunya menjadi isteri nabi Musa.
Marilah kita meminta pertolongan kepada Allah semata bukan kepada yang lain. Tetaplah menjaga kesolehan karena hanya dengan itulah Allah semakin sayang dan mencintai kita.
Semoga kita semua juga mendapat pertolongan Allah seperti Allah telah menolong hambaNya Gofur.
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: