Naik Sepeda Motor, Cool man!


Jum'at lalu ketika saya datang ke kantor salah satu rekanan kami, dan saya cerita bahwa saya datang naik motor, dia kaget "ah masa bapak naik motor!" tanya ya. Lalu kemudian dia tambahkan "wah pasti bapak naik MOGE (motor gede)". Begitu mungkin tanggapan orang-orang yang mengenal saya ketika mereka tahu saya naik motor. Sejak Juni lalu saya punya motor Suzuki Skywave 125 CC. Awalnya saya tidak berniat mau membeli motor namun ketika saya mampir ke salah satu mall saya melihat ada sepeda motor matic yang bodynya besar. Saya langsung berfikir "wah ini bagus nih buat antar jemput anak ke sekolah karena joknya lebih panjang dari motor sejenis. Matic, jenis motor yang saya suka karena kalau yang manual saya capek tukar gigi dan sepatu jadi kotor karena gonta-ganti gigi. Saat itu saya langsung pesan. Selain untuk antar anak ke sekolah motor juga bisa dipakai oleh driver kami yang tinggalnya nun jauh di Cilangkap yang kalau tanpa naik motor dia harus berangkat jam 5.00 subuh ke tempat kami.



Awalnya saya tidak nyaman mengendarai motor karena belum pas, bantingannya terasa keras, kalau lama-lama badan terasa panas dingin, kulit muka dan tangan berminyak dan kotor. Tapi setelah 1 bulan semua menjadi biasa, ternyata tubuh bisa menyesuaikan diri. Sekarang kalau pergi jauhpun saya merasa biasa-biasa saja. Untuk menghilangkan kotoran saya senantiasa cuci muka dan tangan dulu sebelum masuk ke kantor klien.


Sekarang naik motor bagi saya suatu yang menyenangkan, asyik atau kata anak muda sekarang "cool, man!" Semenjak saya mempelajari teori mengenda sepeda motor yang aman saya merasa enjoy sekali. Mengendalikan motor yang aman adalah dengan mengandalkan pinggang, paha dan berat badan pada saat membelokkan motor, bukan dengan menggerakkan setangnya.


Dengan mengendarai motor saya merasa lebih bebas dan menantang. Kalau mengendarai mobil saya harus ikut jalur dan antri di setiap ada kemacetan. Dengan motor selalu saja ada jalan untuk terus maju dan melaju. Dari kiri, dari kanan atau ditengah-tengah barisan mobil. Dalam beberapa detik saja saya sudah melewati puluhan bahkan ratusan mobil yang bergerak pelan.

Saya sekarang punya "dream" untuk naik motor ke luar kota, pasti lebih cool lagi. Saya membayangkan bagaimana rasanya menelusuri jalan raya Bogor, Puncak, Cianjur, Cimahi dan Bandung dengan Skywave. Atau mungkin ke Anyer sampai ke Pandegelang bersama-sama dengan motor club. Achmad Yani teman saya menceritakan betapa asyiknya dia dan kawan-kawannya bermotor ria setiap akhir minggu ke luar kota. Walau Yani dan gang mereka naik MOGE tapi saya rasa suasananya tidak akan jauh berbeda.


Para pengguna motor sekarang hampir dari semua kalangan, para artis juga banyak yang menggunakan motor untuk melaksanakan kegiatan mereka yang padat. Biasanya di sela-sela berita infotainment siang ada cuplikan artis yang menggunakan motor untuk menjalankan kegiatannya. Mungkin salah satunya yang orang kenal adalah Tukul presenter Bukan Empat Mata yang kemana-mana selalu naik motor karena ke praktisannya itu. Jadi penggunaan motor bukan tergantung kaya atau tidak tapi karena kebutuhan. Bagi Tukul misalnya dari setiap kali dia menjadi host acara Bukan Empat Mata dia bisa beli 4 atau 5 motor!

Sebagai "salesman" sekaligus "businessman" saya sangat mengandalkan transportasi. Dengan motor untuk di Jakarta ini jauh lebih cepat dan irit. Jum'at lalu ketika saya ke kantor teman saya itu di jalan Pemuda, dekat kampus UNJ yang berjarak kira-kira 25 km dari kantor kami di Bintaro bisa tempuh dalam waktu sekitar 45 menit! Padahal 30 menit setelah itu saya ada janji lagi bertemu teman di hotel Sultan di Senayan. Kalau naik mobil dengan waktu yang sama saya baru sampai di Senayan atau di Simprug dan perwaktu 45 menit lagi untuk sampai ditujuan. Demikian pula dari segi biaya, untuk Suzuki Skywave konsumsi bensin standarnya adalah 1 : 30 atau 1 liter untuk 30 km, jadi bensin yang habis lebih kurang 1 liter saja atau Rp.5,000 saja.


Memang dari segi resiko naik motor mempunyai resiko yang lebih tinggi. Isteri saya selalu wanti-wanti saya untuk berhati-hati. Dari beberapa orang yang saya kenal mereka menggunakan motor hampir separohnya sudah pernah jatuh penyebabnya bisa terperosok ke dalam lobang, menghindari tabrakan, ditabrak orang dan lain-lain. Akibatnya rata-rata adalah luka-luka di kaki dan tangan. Untuk keamanan selalulah menggunakan semua alat pengamanan yang diperlukan. Mulai dari helm yang berkwalitas, sarungtangan, jaket berlapis penahan gesekan, sepatu yang tidak bisa lepas pada saat anda jatuh. Dan tentunya meningkatkan terus kemampuan mengendara dan senantiasa berhati-hati terutama pada saat mendahului kendaraan lain, karena sering tiba-tiba dari sebelah kiri ada saja kendaraan atau orang yang tiba-tiba muncul dan anda sulit untuk menghindarinya. Juga jangan terlalu ngebut karena jalan sekarang banyak berlobang.



Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: