Pengarahan Dari Komisaris Utama

Pagi ini  L&G mengadakan rapat pertama di tahun baru 2011 ini. Rapat seharusnya diadakan dihari Senin tanggal 3 Januari tapi karena hari pertama kesibukan Alhamdulillah langsung tingggi karena ada beberapa permintaan yang harus diselesaikan segera.




Penundaan ini ternyata memberi berkah karena hari ini rapat kami bisa dihadiri oleh Komisarisnya komisaris L&G. Yang saya maksud adalah ayah kami H. M Arifin yang tinggal di Padang yang saat ini sedang berada di Jakarta. Ayah kami tidak hanya sekedar hadir tapi juga memberikan masukan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya bagi kami.
Kami baru menyadari betapa beruntungnya kami mempunyai seorang ayah (komisaris...) yang mempunyai kemampuan, visi, pengalaman dan ilmu yang begitu luas. Semua itu sangat bermanfaat bagi kemajuan bisnis kami. Kadang kami sering menganggap "take it for granted" alias tidak begitu memperhatikan betapa besar nilai dari pengarahan dari orang yang sudah lebih dari 60 tahun makan asam-garam dunia bisnis.

Ayah saya yang sekarang berusia 78 tahun termasuk dari sedikit orang yang mempunyai latar pendidikan yang begitu luas di bidang bisnis. Selepas SMA 1 Budi Utomo Jakarta pada tahun 1948 ayah meneruskan kuliahnya di Universitas Indonesia (UI) jurusan Sastra dan Falsafat. Di tahun ke tiga ayah mendapatkan tugas dari pemerintah untuk menjadi guru, beliau ditugaskan di Sumatera. Pertama kali di Air Bangis Sumatera Barat dan terakhir di Padang Sidempuan Sumuatera Utara. Karena ayah tidak berminat lagi kembali ke UI di Jakarta ayah melanjutkan pendidikannya di Medan di High Commisoner School sekolah bisnis yang paling bermutu pada saat itu. Menurut ayah, hanya dua orang keturunan Melayu selainnya adalah anak-anak pengusaha keturunan Cina yang kuliah disana. Selain kuliah ayah juga banyak belajar dari  almarhum Prof. Sumitro Djoyohadikusumo, begawan ekonomi Indonesia. Prof. Sumitro adalah salah seorang rekan dari almarhum Leon Salim paman ayah yang menjadi salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia.

Selepas kuliah dagang ayah langsung bekerja di firma terbesar di Medan pada waktu itu namanya Atjeh Kongsi. Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan komiditi hasil bumi seperti kopi, karet, damar, pinang dan lain-lain untuk dieksport. Selama bekerja disana ayah mempunyai pengalaman yang begitu banyak termasuk dalam hubungan luar negeri.

Dari pengarahaan selama lebih kurang 1 jam tadi, berikut beberapa hal masukan yang bermutu dari beliau.

  1. 2 Jenis Bisnis. Jenis pertama adalah dagang (trade) yang kedua adalah commerce. Trade berhubungan dengan komoditas barang sedangkan commerce adalah masalah jasa. Asuransi termasuk ke dalam jenis jasa (commerce). Islam sangat menghargai para pedagang karena mereka sangat berjasa di dalam membantu kesejahteraan ekonomi umat. Para pedaganglah yang besusah payah mengantarkan barang dari produsen sampai ke para pembeli atau komsumen. Tanpa kontribusi pedagang sangatlah sulit masyarakat untuk mendapatkan barang-barang kebutuhannya. Begitu pula bagi produsen, tanpa adanya peranan pedagang maka hasil produksi terbuang percuma.Untuk sukses seorang pedagang harus mempunyai sifat bisa dipercaya atau bisa diandalkan. Dia juga harus mempunyai akhlak yang baik sehingga dia disenangi oleh pelanggannya. Kunci sukses seorang pedagang adalah kwalitas akhlaknya sementara kemampuan tekniknya tidaklah begitu penting. Ayah mengingatkan agar kami benar-benar memperhatikan sikap dan tingkah laku kami agar terus berkembang usahanya. Ayah memberikan contoh yang baik tentang seorang pengusaha yang beakhlak tinggi yaitu Chairul Tanjung (CT). Kita semua paham bahwa CT adalah seorang pengusaha nasional yang sangat sukses dan termasuk salah seorang terkaya di Indonesia saat ini. CT tidak pernah mempunyai masalah dengan bisnsinya. CT juga tidak perlu publikasi dan dukungan dari orang-orang tertentu karena CT seorang professional sejati. Bandingakan dengan pengusaha pribumi lainnya yang juga dikenal sebagai orang terkaya di Indonesia. Orangnya penuh publikasi dan menjadi bahan omongan dan kadang penuh kontraversial. Menurut ayah, Islamlah yang pertama sekali mengembangkan perdagangan dengan cara professional. Hal itu dimulai oleh Khalifah Umar bin Khatab ketika beliau berniaga sampai ke Syam. Karena Umar berdagang dengan cara yang sangat baik itu, umar berhasil menarik orang masuk ke dalam Islam.
  2. Ayah juga meminta kami untuk terus memperbaiki diri masing-masing. Kami harus terus memperbaiki cara berfikir kami. Untuk sukses kami harus mempunyai karakter yang kuat dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain Jangan "bondong aia, bondong dadak" ikut-ikutan orang lain. Di dalam bisnis ambillah keutungan yang wajar dan hindari spekulasi. Beliau mengingatkan bahwa satu saat yang kuat akan lemah, yang kaya akan miskin demikian pula sebaliknya. Beliau juga mengingatkan bahwa waktu adalah pedang "khasef" bahasa Arab. Artinya waktu seperti pedang tajam. Sekali dia berlalu tidak dapat kembali lagi, jadi hargailah waktu. Beliau juga mengingatkan agar kami menghitung-hitung diri sendiri sebelum menghitung orang lain "hasibu an tu qobla anta hasibu"
Demikian dua pesan penting dari sang Komisaris utama kami. Insya Allah dengan pesan ini kami pesan ini kami akan mengharungi tahun 2011 dengan sebaik-baiknya.
Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: