Alhamdullilah malam ini kembali saya mengikuti pengajian rutin di MASK. Malam ini yang memberi ceramah adalal Prof. Dr. Nasrudin Umar MA, saya yakin banyak diantara anda yang sudah mengenal beliau. Berikut ini catatan saya dari pengajian ini.
Topik Bahasan : Khusnul Khitimah - Lanjutan.
Seorang ulama terkenal Ibu Attailah mengingatkan sebagai berikut:
"Janganlah seseorang menjadi ragu tentang janji Allah, disebabkan karena belum terwujudnya janji tersebut meskipun di saat yang diperlukan. Karena dengan meragukan janji Allah akan menutup mata hati"
Seseorang harus yakin bahwa apa yang dijanjikan Allah pasti diberiNya. Bukan Allah tidak mau mengabulkan permintaan hambaNya. Seringkali karena kita tidak sabar, kita tidak berfikir jangka panjang. Kadang-kadang Allah sengaja tidak mengabulkan doa kita karena Allah mempunyai cara tersendiri untuk menolong kita. Kadang Allah sengaja membuat kita menderita terlebih dahulu sebelum Dia memberi yang kita minta. Akan tetapi kebanyakan orang tidak mengerti skenario Allah.
Kita harus yakin bahwa Allah pasti memberikan apa yang hambaNya minta, si hamba pasti menerima yang dimintakannya kepada Allah.
Seringkali kita mencurigai apakah benar Allah itu Maha Penolong, atau kita menuduh bahwa para ulama hanya sekedar untuk menghibur kita saja dengan segala macam dalil dan dakwah yang disampaikan. Kita justru sering mengecewakan Allah dengan tindak tanduk kita, tapi Allah sama sekali tidak kecewa dan Allah tetap dengan sifatnya yang istiqomah memberikan kasih sayangNya kepada kita. Nah, kita mencontoh sikap istoqomahnya Allah seperti itu maka kita tidak akan pernah kecewa walau seberat apapun ujian yang datang. Tapi bagi mereka yang jauh dari tuhan, mereka pasti merasa kecewa sekali dengan segala ujian, sebaliknya mereka yang sudah dekat dengan Allah mereka tidak akan kecewa.
Seringkali sebenarnya Allah telah memberikan rahmatkan kepada kita, tapi kita tidak dapat melihatnya, dan malah kita masih mencari yang lain. Sebagai contoh, di atas sajadah kita Allah telah memberikan kesempatan untuk bermunajad mendekatkan diri kepadaNya. Tapi justru kita tidak memanfaatkan rahmatNya itu. Setelah sholat kita tidak melakukan wirid tapi justru buru-buru pergi mengejar urusan dunia. Padahal dengan sholat kita memanggil Allah dan Allah benar-benar datang. Tapi ketika Dia datang justru kita pergi! Kita buru-buru pergi untuk urusan dunia tapi meninggalkan Allah. Kenapa demikian? karena kita tidak bercaya benar bahwa dengan mendekatkan diri kepada Allah justru semua urusan semakin mudah. Tapi justru yang benar adalah sempurnakanlah urusan kita dengan Allah terlebih dahulu baru mengerjakan urusan dunia. Hasilnya pasti jauh lebih baik karena jika anda bekerja dengan ridha Allah maka Allah akan lipat gandakan hasilnya. Oleh karena itu mulai dari sekarang jangan lagi meninggalkan sajadah anda sampai anda benar-benar selesai dengan membaca semua wirid. Yakinkan kepada diri sendiri bahwa percuma saja mengerjakan hal-hal yang lain jika wirid belum selesai, percuma saja. Sikap seperti mencermintkan bahwa selama ini lebih mementingkan mengejar hal-hal selain urusan dengan Allah. Bukan berarti bahwa tidak bergi melakukan sesuatu karena harus meneruskan wirid akan tetapi sempurnakanlah wirid anda berdo'alah kepada Allah sebelum melakukan urusan dunia. Mulai dari sekarang beristigfarlah, minta ampun kepada Allah "ya Allah hambaMu ini selama ini benar-benar tidak tahu diri, hamba meminta pertolonganMu setiap saat, akan tetapi ketika Engkah telah datang hamba pergi mengejar urusan dunia" Kita harus mulai menyadari bahwa kita harus memprioritaskan urusan dengan Allah sebelum mengerjakan urusan dunia. Urusan dunia itu sabda fikiran manusia sementara sholat dan ibadah lainnya adalah sabda Allah dan Nabinya, mana yang lebih utama? Tidak usah memohon untuk menjadi wali orang yang sangat dekat dengan Allah tapi cukuplah minta do'a agar Allah senantiasa dekat dengan kita.
Setiap orang sudah pernah mendapat petunjuk dari Allah berupa ilham dari Allah. Sayang jarang kita yang dapat memahami bahwa itu adalah itu datangnya dari Allah. Dia berupa pemikiran jernih, inspirasi cerdas tentang hal-hal yang kita butuhkan, jalan keluar dari masalah, informasi yang berguna untuk usaha, teman baru yang membantu, suansa dan lingkungan positif dan sebagainya. Tapi yang mungkin sangat tinggi nilainya adalah ilham dalam bentuk Inspirasi Cerdas, tapi sering kita tidak menyadarinya sehingga kita menyianyiakannya. Sering kali kita mendapat inspirasi cerdas, tapi kita biarkan ide itu pergi dan terbuang begitu saja.
Ilham itu ada beberapa tingkatan, ada yang berupa wahyu Ilhahi yang diturunkan Allah kepada para nabi melalui malaikat nanya ayat Al Quran. Ada ilham yang disampaikan secara langsung kepada nabi, namanya Hadis Qudsi. Adapun ilham yang diberikan secara langsung kepada umatnya yang disebut dengan Taklim dari Allah, tapi kita tidak sadar. Misalnya ketika sholat dengan sangat khusuk itu sebenarnya juga ilham dari Allah. Kadang Allah mengirimnya melalui mulut orang lain, mungkin berupa nasehat, informasi maupun tegoran.
Sepertinya olah raga, dimana puncak dari olah raga adalah menyucurnya keringat dengan deras dari tubuh kita. Sementara olah jiwa yang optimal adalah ke luarnya air mata dengan deras sebagai akibat penghambaan jiwa kepada Allah. Nah, sudahkan kita mencapai puncak olah jiwa? Tidak mudah air mata itu ke luar, dia harus melalui perasaan yang terdalam, rasa sedih, rasa haru atau rasa penyesalan yang paling dalam. Oleh karena itu sering-seringlah membaca Istigfar.
Kembangkanlah sifat tenang dan istiqomah agar kita bisa mendekatkan diri kepada Allah. Kalau kita mampu melakukannya maka kita akan mempunyai sifat-sifat Allah. Dia menjadi orang yang mulia, setiap bekerjaanya mendapat penghargaan yang tinggi, setiap pernyataannya menjadi panutan dan diikuti oleh orang lain. Mereka yang dekat dengan Allah mungkin pula mempunyai kemampuan Kun Fa Yakun, jika dia berkehendak maka jadilah, Allah yang membantunya. Do'anya mengandung keajaiban, apa yang dimintanya dikabulkan, tatapan matanya ada keajaiban.
Tidak ada kata terlambat untuk mendekatkan diri kepada Allah, semakin dekat seseorang kepada Allah semakin banyak keajaiban yang terjadi pada dirinya. Rasul mengajarkan jika kita mendapatkan ilham bahkan mimpi jangalah diceritakan kepada orang lain, kecuali kepada guru untuk dimintai pendapatnya.
0 comments:
Post a Comment