“You can
come back from heart attacked, you can come back from
bankruptcy, you can come back! Nelson Mandela was knocked down, Susi Susanti was knocked
down, my boss Ronald Reagan was knocked down, and everybody was knocked down. Get up and fight! get up and fight! get up and fight!”.
Itulah sepenggalan isi dari ceramah Douglas Wead atau yang dikenal dengan
panggilan Doug Wead salah seorang pembicara terkenal di kalangan distributor
MLM yang tergabung dengan Network 21. Doug Wead mantan penasihat gedung putih
dan menjadi asisten presiden Amerika Serikat Ronald Reagen. Ceramah Doug Wead ini yang selalu memotivasi
saya untuk segera bangkit dan berjuang untuk kembali meraih sukses. Saya bisa
dan saya pasti bisa kembali meraih sukses. Kondisi saya saat
itu hanyalah untuk sementara waktu. Saya begitu yakin
bahwa akan kembali meraih sukses bahkan dengan sukses yang jauh lebih besar
lagi.
Untuk
memperkuat mental dalam menghadapi cobaan berat ini, kami berusaha meningkatkan
intensitas dan kwalitas keimanan. Kami
banyak mengikuti pengajian, membaca Al Quran, memperbanyak
zikir, memperbanyak sholat sunah dan tahajjud. Kami memperbanyak hafalan Al
Quran, surat Yasin, Arrahman, Al Waqiah dan surat Tabarok serat Al
Kahfi. Salah satu guru yang hampir selalu kami ikuti
ceramahnya adalah ustad Yusul Mansyur. Ustad muda yang sarat pengalaman hidup
tentang pahit-getirnya menjalankan bisnis. Ilmu agamanya luas,
penturuan ceramah sangat sederhana untuk menjelaskan hal-hal yang sangat rumit.
Salah satu ajaran yang beliau tekankan adalah pentingnya amalan
sedekah. Amalan ini yang menjadi nasihat handal beliau kepada semua jemaah yang
mengalami kesulitan ekonomi. Awalnya banyak jemaah yang tidak bisa menerima metode pengajaran beliau. “Bagaimana mungkin
kami bersedakah padahal kami sedang tidak ada uang, justru tujuan kami
menghadiri ceramah ini karena kami ingin segera punya uang” kata jemaah. Ustad
Yusuf Mansyur selalu meyakinkan agar jemaah bersedakah dan memperbanyak
sedekah. Karena setiap sedekah yang kita berikan akan diganti oleh Allah dengan
berlibat ganda. Beliau menjelaskan lengkap dengan ayat-ayat Al Quran dan hadis-hadisnya.
Kami juga mengikuti nasehat beliau. Kami membiasakan bersedakah lebih banyak dan lebih sering. Bahkan banyak
para penerima sedekah kami yang kaget ketika kami bersedekah dalam jumlah yang
mereka tidak pernah duga. Hasilnya Alhamdulillah kami benar-benar mendapatkan imbalan
dari amalan sedekah kami. Ada permintaan order, ada solusi, rekan
bisnis baru, banyak ide yang bagus dan luarbiasa setelah kami bersedekah.
Kami sangat
suka dengan kisah dari
salah seorang jamaah ustad Yusuf Mansyur yang sangat mengharukan.
Masalah yang dihadapi oleh orang ini jauh lebih berat dari yang kami hadapi,
tapi semuanya berhasil ia atasi dengan memperbaiki ibadah dan melaksanakan
amalan sedekah. Namanya Malik. Kondisi ekonomi dan
kehidupan Malik sudah benar-benar diujung tanduk. Hanya tinggal menghitung jam
saja untuk segera berakhir dengan tragis. Bisnis hancur, keluarga berantakan karena harus bercerai
dengan isteri serta hidup terpisah dengan anak-anak tercinta. Malik
seorang pengusaha yang sedang bangkrut. Hutangnya ada dimana-mana, rumah dan
harta lainnya sudah terjual. Isteri dan anak-anaknya sudah pergi dan tinggal di
rumah mertuanya. Uang sekolah anak sudah tertunggak beberapa bulan sehingga si
anak tidak boleh lagi bersekolah. Bahkan sang isteri sudah mengajukan
gugatan cerai kepada pengadilan agama, tinggal menunggu panggilan untuk sidang.
Malam itu Malik pulang ke rumahnya yang sudah kosong. Dia ingin beristirahat
menjelang saat-saat terakhir dari kehidupan keluarganya. Entah dari mana
datangnya, tiba-tiba malam itu ada kengingan Malik untuk sholat isya di
Mesjid dekat rumahnya. Padahal sudah bertahun-tahun ia tidak pernah menginjak
lantai mesjid itu. Awalnya dia malu, tapi yah karena ini mungkin jalan terbaik yang
belum pernah ia lalui maka dia buangnya rasa malunya itu. Setelah selesai
sholat ia lanjutkan dengan membaca Al Quran dengan terjemahaannya. Sampailah ia
pada surat Ibrahim yang mengatakan mengenai “ bagi orang-orang yang takwa
kepada Allah, maka Allah akan membukan pintu rezki baginya dari pintu-pintu yang ia tidak pernah
ia duga” Malik kaget dan takjub dengan ayat itu. Ternyata ada jaminan dari
Allah untuk mendapat rezki, tapi syaratnya ia harus bertakwa.
Kemudian ia memperbanyak sholat dan zikir sebelum pulang ke rumahnya. Sampai di
rumah dengan perasaan begitu masygul dia memasak me rebus yang
masih tersisa di dapur. Sambil merebus mie dia terus menghayati isi ayat
tadi. Dia sadar selema ini dia begitu jauh berseberangan dengan jalan Allah.
Jangankan sholat dan beribadah, justru perbuatan maksiat yang sering ia
lakukan. Kini dia sudah memutuskan untuk bertakwa sepenuhnya
kepada Allah, dia tidak akan lagi menyianyiakan waktunya dengan kegiatan lain.
Untuk kehidupan selanjutnya ia berpasrah diri kepada Allah. “Jika engkau memang
mengingingkan hamba berpisah dengan isteri dan anak-anak, hamba
terima ya Allah, jika engkau menghendaki semua harta
ku yang tersisa untuk anak-anak dan isteriku ambillah ya Allah, hamba ikhlas,
hamba redho…” kata Malik sambil menghapus air matanya. Setelah
mengucapkan kata-kata itu hati Malik menjadi lega dan plong dia tidak lagi
takut dengan apapun yang akan terjadi. Dia berpasrah diri kepada kehendak
Allah.
Beberapa
saat kemudian tiba-tiba hp Malik berdering, dia tidak kenal dengan
nomor hp yang masuk, awalnya ia tidak ingin menjawab, itu tapi akhirnya dia angkat juga. Ternyata
yang menelpon adalah teman lamanya, sahabat berbisnis yang sudah bertahun-tahun
tidak bertemu. Sahabatnya ini menawarkan kerjasama. “Malik, gua ada pekerjaan
pembelian dan perbaikan alat berat di Riau, lu kan orang yang paling paham
soal ini. Lu bisa bantuin gua pergi ke Pekanbaru besok pagi, gue nggak
bisa pergi karena ada kerjaan lain. “Jangan khawatir soal uang
bagian lu, pasti ada”. Dengan
bersemangat Malik menjawab dan mengambil kesempatan itu, tapi karena dia tidak
punya uang sama sekali dia minta pembayaran di
depan dulu dalam jumlah tertentu. Sahabatnya itu menyanggupi. Subhanallah….
Malik begitu bersyukur betapa Allah benar-benar mendengar setiap doa hambaNya.
Sesuai pembicaraan Malik harus berangkat ke Pekanbaru besok pagi, dia sudah
bersiap-siap namun masih ada keraguan di dalam hatinya apakah temannya ini akan
benar-benar akan memberikan uang muka besok pagi. Malik sudah menghitung, dengan uang yang akan
diterimanya itu dia bisa melunasi uang sekolah anaknya, melunasi
kontrakan dan membeli kebutuhan lainnya. Subuh besoknya Malik
kembali menjalankan sholat di mesjid. Dia melakukan sholat sunat, berzikir
dan membaca Al Quran. Dalam perjalanan pulang di suasana subuh
yang masih remang-remang dia melihat ada sesosok bayang orang sedang menuju ke
rumahnya. Darahnya tersirap, ia takut jangan-jangan orang itu
akan menagih hutang di subuh itu.”sambil meringis Marik berdesis, “aduh kalau nagih jangan
pagi-pagi kayak gini kenapa”. Tapi alangkah kagetnya Malik ketika yang datang itu adalah
temannya untuk mengantarkan uang muka DP pembayaran untuk pekerjaan yang di Pekanbaru.
Alangkah girangnya hati si Malik. Ia langsung menelpon ke isterinya
meminta agar anaknya segera datang ke rumah untuk mengambil uang
sekolahnya,sekaligus membayar semua kontrakan setelah berbulan-bulan tertunggak.
Ia juga menitipkan uang untuk sang isteri yang sebenarnya hari itu ia akan
pergi ke kantor pengadilan agama untuk menindak lanjuti permintaan cerainya.
Alhamdulillah semua masalah keluarga Malik pagi itu mulai terselesaikan.
Anaknya bisa sekolah, kontrakannya sudah dibayar dan isterinya setelah menerima
uang belanja. Setelah mengetahui bahwa Malik sudah mendapat pekerjaan ia membatalkan
niatnya untuk bercerai. Pagi itu Malik berangkat ke Pekanbaru dengan hati penuh
bahagia, anak dan isterinya kembali pulang ke rumah. Subhanallah.
Selain
rajin mengikuti pengajian ustad Yusuf Mansyur, kami juga
aktif mengikuti pengajian di berbagai majlis taklim. Kadang
kami ikut majlis taklim di mesjid Al Azhar BSD, Mesjid Raya Pondok Indah dan
beberapa majlis taklim yang lain. Dengan mengikuti pengajian ini kami semakin
kuat menghadapi cobaan ini. Kami tahu bagaimana cara memempercepat mendapatkan
pertolongan dari Allah. Banyak ilmu dan amalan yang kami dapatkan, hampir
semuanya kami jalankan. Antara lain dengan merutinkan membaca Al Quran setiap
hari, sholat wajib di mushola, sholat shunah rawatib,
sholat sunat dhuha, tahajjud dan menghapal beberapa surat Al Quran. Ternyata
musibah kami ini adalah cara Allah untuk menggiring
kami agar semakin mendekat kepada Allah.
Secara
perlahan masalah kami mulai teratasi. Bisnis saya sudah mulai menunjukkan
pertumbuhan yang bagus sejalan dengan kebangkitan ekonomi Indonesia. Hutang-hutang
yang kecil-kecil lunas. Dalam waktu enam bulan hampir semua hutang-hutang yang
banyak ancaman dapat teratasi. Kemudian hutang yang lebih besar juga bisa
terkurangi setelah saya mendapatkan komisi lumayan besar dari salah satu klien
lama. Dalam tahun pertama sudah sepertiga hutang-hutang itu terlunasi. Semua
pembayaran itu berasal dari hasil bisnis kami. Pada tahun kedua sudah lebih
dari setengah hutang-hutang itu terbayar. Semua hutang-hutang yang besar dan
berat baru bisa terlunasi pada tahun ke empat. Tinggal hutang dalam bentuk
“soft loan” kepada orang-orang yang berhati mulia yang kami lunasi pada tahap
terakhir. Disamping jumlahnya tidak sebesar yang lain.
Jika saya
melihat kondisi ini, saya beryukur betapa maha kuasanya Allah. Bahwa benar kata
Allah, bagi mereka yang bertakwa Allah akan bukankan rezki dari pintu-pintu
yang tak terduga”’. Hanya dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah maka Allah
mengganti semuanya dengan yang lebih baik. Hutang-hutang kami yang sekeliling
pinggang milyaran rupiah Allah ganti hanya dalam waktu sekitar lima tahun.
Padalah kami sudah tidak punya apa-apa lagi. Kami semuanya mulai dari minus,
dari negatif. Sekarang kami sudah tinggal di rumah kami sendiri kembali, kami
masing-masing memiliki kendaraan. Anak bisa bersekolah di sekolah
swasta yang bagus. Dalam masa empat tahun itu kami juga masih sempat
berjalan-jalan ke luar negeri hampir tiap tahun. Semua perjalanan itu biayai
oleh kantor dan rekanan bisnis kami.
0 comments:
Post a Comment