Ahli Pialang Asuransi Dari Desa - Juara Nasional Enterprise 50 2002




Jabatan saya sebagai VP alias vice president nasibnya hampir sama dengan jabatan wakil presiden negara kita di masa lalu. Hanya jabatan politis, jadi pajangan dan tidak punya otoritas yang jelas. Bagi saya itu tidak apa-apa, justru ini kesempatan yang baik bagi saya untuk melakukan hal-hal yang lain untuk mempersiapan pensiun.

Saya mengikuti program pendidikan profesi tenaga ahli broker asuransi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Broker Asuransi Indonesia (ABAI). Pendidikan ini dalam bentuk crash program yang diperuntukan khusus bagi para direksi perusahaan broker asuransi. Pendidikan ini berlangsung selama lebih kurang tiga bulan. Alhamdulillah saya berhasil menyelesaikannya dan berhak menyandang gelar Ahli Pialang Asuransi Indonesia (APAI) sekaligus menyandang gelar Certified Indonesian Insurance Broker (CIIB).

Selain itu saya juga mengikuti seminar dan konferensi mengenai pemanfaatan Information Technology di industri asuransi di Kuala Lumpur. 


Sebagai seorang ekonom saya sangat menyukai bacaan mengenai berita tentang bisnis baik koran maupun majalah. Satu hari saya membaca iklan di majalah SWA majalah informasi bisnis terkenal bahwa ada lomba yang akan diadakan oleh Accenture Consulting bekerjasama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan majalah SWA untuk memilih lima puluh perusahaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbaik dari seluruh Indonesia. Accenture adalah perusahaan management dan business consultant terbesar di dunia yang berasal dari Amerika Serikat. Di setiap negara tempat mereka beroperasi mereka mengadakan penelitian mengenai perkembangan bisnis negara itu. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan perlombaan diantara pengusaha khusus pengusaha kecil dan menengah (UKM). 


Karena sudah berpengalaman mengikuti kegiatan serupa ini sebelumnya saya mendaftarkan perusahaan kami untuk ikut perpartisiapasi. Kalau dalam lomba yang saya ikuti sebelumnya bersama IBM kompetisi masih berupa simulasi, tapi kalau lomba yang ini adalah dari hasil real dan nyata. Kami diminta untuk menyampaikan laporan keuangan perusahaan hasil usaha tahun sebelumnya. Kemudian mengikuti beberapa interview dengan direksi dan beberapa orang manager. Mereka juga meminta nomor telepon dari beberapa nasabah kami. Setelah itu kami diminta menunggu hasil evaluasi dari team mereka.

Setelah beberapa waktu kami menunggu akhirnya kami menerima surat undangan khusus untuk penyerahan penghargaan bertempat sebuah hotel bintang lima di Jakarta. Alhamdulillah perusahaan kami masuk peringkat dua puluh perusahaan UKM terbaik di Indonesia tahun 2001. 


Tahun 2002 kami kembali mengikuti lomba yang sama. Kali ini kami mencapai peringkat nomor dua perusahaan UKM terbaik di Indonesia. Syukur alhamdulillah. Ternyata menurut pantia perusahaan kami tidak hanya mampu memberikan kinerja yang sangat baik tapi juga mempunyai prospek jangka panjang yang bagus karena telah menggunakan sistem komputerisasi yang sangat baik.

Bagi saya kemenangan ini sebagai bukti konfirmasi atas keberhasilan saya dan rekan-rekan saya sebagai juara nasional dan juga juara Asia Pacific Bizgame IBM 95. Bahwa semua ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan dari kompetisi itu benar-benar berhasil saya buktikan di dalam kehidupan nyata. Jadi saya bukan hanya bisa secara teori. Kadang saya tidak percaya bahwa saya yang berlatar belakang anak desa ini sudah empat kali meraih prestasi terbaik di tingkat nasional dan kawasan Asia Pacific. Saya yakin sayalah satu-satunya alumni Sekolah Dasar (SD) 1 Desa Sariek Laweh, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota, propinsi Sumatera Barat yang mampu mencapai prestasi seperti ini.


Diantara pemenang Enterprise 50 Indonesia adalah rekan dan sekaligus klien kami saat ini yaitu Cipaganti Group yang dipimpin oleh bapak Andianto. Salah satu perusahaan transportasi dan rental alat berat terbesar di Indonesia saat ini. Dengan kemenangan ini reputasi perusahaan kami membumbung tinggi di bumi pertiwi karena dipublikasikan di media masa nasional. Saya pun sempat diwawancarai oleh beberapa wartawan, menjadi narasumber di stasiun radio. Jadilah nama perusahaan yang dulu kedengaran aneh itu menjadi buah bibir. Para klien sangat menghargai, rekan-rekan asuransi ikut bangga serta rekan-rekan kompetitor banyak yang angkat topi. Sejak saat itu kamipun boleh menggunakan logo Enterprise 50 di dalam setiap dokumen kami. Selain itu saya pun secara otomatis menjadi anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Tak disangka akhirnya saya jadi juga menjadi anggota HIPMI. Pada tahun 1977 ketika saya kelas satu SMP bersama teman sekaligus saudara saya Anharmen kami pernah membangun cita-cita atau dream building menjadi anggota HIPMI. Hari itu kami mendengar berita bahwa presiden Suharto meresmikan Musyawarah Nasional HIPMI. Tiba-tiba sahabat saya ini bilang “entar kalau kita besar kita jadi pengusaha ya, terus kita masuk HIPMI” katanya. Alhamdulillah 25 tahun kemudian impian itu  menjadi kenyataan.

Sejak itu saya mulai aktif mengikuti kegiatan HIPMI. Saya masuk menjadi anggota HIPMI Jaya untuk wilayah DKI. Hampir semua rapat, seminar, pertemuan sesama anggota saya ikuti. Pada saat itu ketua umum HIPMI adalah Muhammad Luthfi yang sekarang menjadi Duta Besar RI untuk Jepang. Saya suka dengan suasana di HIPMI, mereka berfikir positif terbuka dan selalu melihat peluang. Mereka menunjukkan semangat kerjasama diantara anggota. Yang kuat membuka kesempatan yang lemah, yang senior dengan suka rela membantu memberi pengarahan kepada yang muda.

Karena load pekerjaan saya di kantor tidak lagi terlalu tingi saya manfaat waktu dengan menjadi pengurus Asosiasi Broker Asuransi Indonesia ABAI. Saya diangkat sebagai wakil sekretaris jendral. Menjadi pengurus organisasi itu ternyata mengasikkan juga. Kita bisa punya banyak teman, memperluas ilmu karena bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama pelaku industri asuransi. 


Kegiatan saya semakin bertambah di ABAI sehubungan dengan diterbitkannya majalah Broker Asuransi yang khusus diedarkan di kalangan komunitas asuransi. Saya menjadi salah satu redakturnya. Ketua umumnya adalah bapak Kapler Marpaung. Sementara rekan redaktur yang lain adalah Freddy Pieloor dan Chriastuti Lucy. Kami membangun majalah itu dari nol hingga akhirnya terbit selama beberapa bulan sebelum akhirnya dihentikan karena ABAI menjadi pemilik saham dari majalah Info Proreksi yang dikelola bersama oleh federasi Asosiasi asuransi di Indonesia. Di majalah ini saya pernah menjadi perwakilan ABAI di
sebagai redaktur. Saya banyak sekali belajar dari menjadi redaktur majalah. Terutama dalam hal tulis-tulis menulis. Sekarang saya sadari bahwa sebenarnya kelebihan saya adalah dalam tulis-menulis ini. Saya mendapat nilai delapan untuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di dalam nilai rapor SMA saya. Sementara untuk kimia, fisika 5,5 cuma biologi yang 6. Jadi jurusan yang cocok buat saya sewaktu SMA adalah  jurusan bahasa bukan jurusan IPA. Saya banyak belajar dari rekan-rekan saya tentang teknik menulis, mengedit naskah, menyiapkan topik dan kain-lainnya. Saya banyak belajar dari sahabat saya pak Kapler A Marpaung dalam hal memilih judul, topik bahasan, gaya bahasa dan segala yang terkait dengan itu. Maklumlah bang Kapler ini adalah kolumnis dan narasumber masalah asuransi yang sudah kawakan. Ide dan pemikirannya sudah banyak yang menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pelaku industri asuransi maupun dari pihak otoritas. 


lngrisk.co.id


Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: