Kamis 2 Juni 2011 lalu alhamdulillah saya kembali menginjakkan kaki saya di pasar Chow Kit, Kuala Lumpur. Sebelumnya saya sudah 2 kali berkunjungan ke sana. Pertama sekali tahun 1993 dan yang kedua tahun 2002. Nama Chow Kit sudah lama saya dengar sejak tahun 80an. Menurut informasi di sini tempat berkumpulnya teman-teman saya waktu kecil yang mengadu nasib di Malaysia. Da In kakak saya sewaktu berkunjung ke sini pada pertengahan tahun 80an sempat bertemu dengan rekan beliau wan Fahmi teman beliau waktu kecil. Tapi saya tidak sempat bertemu dengan teman-teman saya walau sudah sempat tiga kali berkunjung kesana.
Chow kit adalah sebuah pasar di tengah-tengah kota metropolitan Kuala Lumpur, Disana ada pasar tradisional dan pasar moderen. Di pasar tradisional di jual kebutuhan sehar-hari, toko pecah belah dan kedai makanan. Suasanaya sama persis dengan pasar tradisional di Indonesia. Cara menata barang dagangan dan menata makanan yang dijual tidak ada bedanya dengan cara pasar di Indonesia. Ketika saya tiba di pasar ini pekan lalu saya disambut alunan lagu-lagu Pambers tahun 70an dari sebuah kedai CD. Semakin saya masuk ke dalam pasar saya melewati sebuah kedai makanan tempat menjual pecel lele, rawon, bakso, mie ayam khas Indonesia. Saya melanjutkan lagi perjalanan ke los di dalam saya disambut lagi oleh nyanyian merdu dari group band asal Indonesia Leto. Tak jauh dari situ ada sebuah warung pakaian yang memutar lagu dangdut. Pokoknya suasananya sangat Indoensia sekali. Saya juga menyimak percakapan antar pembeli dan pedagang dan celotehan orang di dalam pasar, saya manangkap logat Minang yang begitu kental.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari luar suasana Indonesia juga sangat terasa. Di sepanjangan jalan kita melihat toko-toko di tata seperti di pasar Tanah Abang di Jakarta. Yang paling menarik adalah adanya kantor bank-bank asal Indonesia disana. Ada BCA, BNI, BRI dan Bank Mandiri. Tapi jangan mengira fungsinya sama dengan kantor bank di Jakarta. Kantor bank itu hanya berfungsi untuk mengirimkan uang ke tanah air. Hanya dalam beberapa detik uang sudah sampai di tanah air. Miliaran rupiah mengalir ke tanah air setiap minggunya dari Chow Kit ini. Mungkin puluhan ribu bahkan ratusan ribuan orang Indonesia menjadikan Chow Kit sebagai tempat berkumpul. Menurut Jet Li tour guide kami, di Kuala Lumpur saat ini ada sekitar 400 ribu orang Indonesia bermukim atau sekitar 20% dari total penduduk kota itu.
Pada saat saya berjalan-jalan di tratoar bersama-sama 2 orang rekan, saya melihat ada model sepeda motor unik yang tidak ada di Jakarta. Model motor bebek tapi ukurannya besar. Saya tanya kepada kepemiliknya jenis motor apa ini,yang punya menjawab "ini khas motor buatan Malaysia, dibuat oleh NAZA perusahaan otomotif Malaysia". Nah pada saat berdiskusi dengan pemilik dalam bahasa Melayu Malaysia, tiba-tiba yang punya motor nyambar "wah bapak ini dari Indonesia ya" Saya kaget. "Nama saya Purwanto asal Pati " jawabnya. Langsung si Pur begaya untuk berfoto, sementara pak leknya cengengesan duduk di sebelahnya. Usai ngoobrol dengan Pur dalam bahasa Jawa saya melanjutnya perjalanan dengan teman-teman. Eh tiba-tiba kami mendangar ada suara wanita menimpali kami dari balakang "pak kalau mau cari barang bagus di toko sebelah sono tuh" kata mereka. Kami menoleh ke belakang tampak ada dua wanita berkulit putih berjalan persis di belakang. " Eh mbak orang Indonesia juga yah" kata saya. "Lha iya pak aku dari Malang" wah podho mbe aku mba, aku juga dari Malang jawab saya sambil bercanda."Malang ne ndi pak...." balasnya, saya jawab "Pokok e, Malang, aku iki AREMA tulen lho mbak" he..he..he..
Di sekitar Chow Kit banyak sekali toko grosir atau dalam bahasa Malaysia disebut pasar Borong. Hampir di setiap toko ada pekerja Indonesia yang cekatan melayani pembeli.
Bagaimana untuk mencapai Chow Kit? Gampang. Chow Kit dilewati oleh jalur Mono Rail jurusan dari KL Central ke Titiwangsa. Chow kit juga dilewati oleh banyak bas (bus) dari berbagai jurusan. Kalau naik teksi (taxi) lebih mudah lagi dan pasti tidak mahal. Sewa teksi Kuala Lumpur relatif lebih terjangkau. Chow Kit berjarak sekitar 2 km dari Menara Petronas dan Kuala Lumpur City Center (KLCC). Demikian juga dari kawasan Bukit Bintang (Orchard Roadnya Singapore) jaraknya sekitar 2 km bisa dicapai naik Mono Rail dengan harga tiket sekitar 2 Ringgit je.. Dari bandara KLIA ataupun LCCT Sepang bisa capai dalam waktu 1 jam turun di KL Central kemudian diteruskan naik Mono Reil. Ongkosnya dari KLIA 8 ringgit ditambah tiket mono reil sektar 3 ringgit.
Jika anda kangen Indonesia ketika berada di Kuala Lumpur datanglah ke Chow Kit, dijamin anda puas......
Informasi ini dipersambahkan oleh:
Informasi ini dipersambahkan oleh:
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika
anda memerlukan jaminan Pengiriman barang atau Pengangkutan Barang
dengan biaya ringan. Hubungi L&G Insurance Broker. Broker dan
konsultan
asuransi khusus bank garansi terbaik di Indonesia. Segera call/WA segera
ke 081283987016 sekarang juga
atau klik L&G Insurance Broker
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 comments:
Ada kaos khas malaysia tidak kak di dias fashion? Kebetulan saya ada di chow kit sekarang dan saya ingin cari kaos khas malay, tetapi toko semua buka pukul 10 sesangkan saya pulang jam setengah 9 :( mohon sarannya terimakasih
Post a Comment