Pengajian Masjid Sunda Kelapa 1 Maret 2010

Mulai minggu lalu saya dan isteri kembali  mengikuti pengajian di Mesjid Agung Sunda Kelapa(MASK), Menteng Jakarta Pusat. Setahun lalu kami sebenarnya sudah ikut pengajian di MSAK setiap hari Senin sembari menunggu waktu buka puasa. Setelah magrib kami langsung berangkan ke Jl. Purwakarta di tak jauh dari situ untuk mengikuti pengjian mingguan bersama teman-teman BBG dengan ustad Abdurrahman Al Bhagdady. Karena tempat pengajiannya pindah ke Tebet, kami tidak ikut lagi.

Program kegiatan MASK sangat menarik dan berkwalitas sesuai benar dengan kondisi bangunan mesjidnya yang kokoh, besar, bersih, moderen dan nyaman. Setiap Senin ada tadarus di mulai jam 5 sore sampai azan magrib. Setelah itu ada jemaah buka puasa Senin. Sholat isya, membaca almaul husna dan dilanjutkan dengan pengajian. Penceramah pengajian adalah ulama-ulama berkwalitas, mereka rata-rata berpendidikan doktor dan sederajadnya. 
Berikut catatan mengajian hari Senin tanggal 1 Maret 2010 lalu dengan pembicara Prof. Dr. Ahmad (maaf nama lengkap beliau saya tak sempat catat dengan lengkap)

Judul ceramah: Usaha-Usaha untuk Mendapatkan Khusnul Khotimah

Ada 12 hal yang perlu dilakukan agar bisa mencapai Khusnul Khotimah (KK) (akhir yang menyenangkan)
  1. Ilmu Pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan kunci di dalam mencapai KK. Dengan ilmu kita bisa mengenal Allah. Dengan berilmu kita bisa mengetahui apa yang kita imani. Dengan berilmu kita dapat mengetahui semua larangan dan perintah Allah. Di hadapan Allah seseorang yang berilmu mendapat tempat yang lebih tinggi di bandingkan dengan mereka yang awam. Banyak ulama berpendapat bahwa alasan Allah menurunkan ayat Al Quran kepada Muhammad yang pada saat itu tidak bisa membaca dan menulis adalah untuk membuktikan kepada kaum kafir quraish bahwa ayat-ayat yang diturunkan benar-benar berasal dari Allah. Kalau saat itu Muhammad seorang yang berilmu tentulah akan kecurigaan dari kaum quraisy bahwa Muhammad yang membuat-buat ayat-ayat itu. Pertama, kata Rasululllah "siapa yang menempuh jalan pergi menuntut ilmu, maka Allah akan membukan jalan baginya menuju syurga. Kedua, malaikat akan membentangkan sayapnya melindungi mereka yang sedang mencari ilmu. Ketiga, para malaikat yang ada di langit mendo'akan para pencari ilmu sama seperti malaikat yang ada di bumi. Bahkan ikan-ikan besar di lautan pun ikut memintakan ampun bagi pencari ilmu. Di lain pihak orang yang berilmu memikul tanggung jawab yang besar. Jika seseroang yang berilmu melakukan kesalahan maka dosanya jauh lebih besar dari mereka yang awam. Malaikat tidak mencatat dosa yang dilakukan oleh orang-orang, gila, lupa dan tidak berilmu.
  2.  Bekerja dan Beramal. Dengan bekerja, seseorang akan mendapatkan hasil yang digunakannya untuk beribadah. Seorang hamba harus bisa menyeimbangkan antara kegiatan bekerja dengan beribadah. Tidak boleh, karena mementingkan akhirat meninggalkan kegiatan duniawi. Sebaliknya karena sibuk mementingkan duniawi lupa dengan ibadah untuk akhirat. Dalam surat Al Qhasas ayat 77 Allah SWT berfirman yang artinya "carilah akhiratmu dengan sarana yang Allah berikan di dunia". Ketika mencari dunia, jangan lupa akhirat dan ketika mencari akhirat jangan lupa dunia. Sebenarnya, untuk urusan akhirat itu sangat sedikit waktu yang dibutuhkan. Untuk sholat 5 waktu sehari semalam cuma diperlukan waktu 50 menit! Sisanya silakan digunakan untuk urusan dunia. Tapi sayangnya walau waktu untuk akhirat cuma sedikit, tapi masih banyak orang yang tidak menyediakan waktunya untuk itu.
  3. Beribadah Kepada Allah. Khusus amalan untuk akhirat, begitu sedikit yang ditugaskan oleh Allah SWT kepada kita. Puasa cuma 30 hari dari 360 hari setahun. Itupun cuma dijalankan sekitar 12 jam sehari bukan sehari penuh. Pergi haji sekali seumur hidup, itupun diwajibkan kepada mereka yang mampu. Kehidupan ini tujuan akhirnya adalah beribadah kepada Allah. Kalau seseorang tidak menjalankan ibadah, dia sebenarnya menentang kehendak Allah.Dalam beribadah hendaklah berlaku jujur, kejujuran itu menuju kepada kebajikan. Bohong itu adalah dosa besar. Bohong itu memiliki dampak yang sangat besar. Jauhilah oleh kamu dusta, dusta itu mengantarkan kamu ke dalam neraka, mengantarkan kita pepada kesengsaraan. 
  4. Ikhlas Dalam Beribadah. Sebesar apapun alaman seseorang, tapi kalau tidak ikhlas tidak diterima oleh Allah SWT. Ibadah tanpa niat tidak syah. Sholat tampa niat tidak syah, sholat tanpa niat tidak syah. Amalan-amalan lain selain ibadah pahalanya masih mungkin diterima meski tidak diniatkan secara khusus.
  5. Menjaga Hubugan dengan Sesama. Kalau seseorang tidak menjaga hubungan dengan saudara dan kerabatnya, mungkin saja diantara mereka terdapat dosa-dosa. Kalau salah seorang di antara mereka meninggal dunia maka dosa-dosanya belum diampuni oleh Allah. Jalinlah persaudaraan dengan bersedekah, suka memberi hadiah kepada saudara karena itu sangat menyenangkan hati. Orang yang menyayangi saudaranya dia di sayang oleh Allah SWT.
  6. Menjaga Hubungan Dengan Lingkungan. Dengan menjaga lingkungan, keselestarian alam maka secara langsung atapun tidak telah ikut menjaga kemaslahatan umum.
  7. Berdo'a Kepada Allah. Ada orang yang berpendapat bahwa berdo'a itu tidak penting. Orang yang tidak mau berdo'a adalah orang yang sombong. Karena dia merasa sudah sangat sempurna dan tidak perlu pertolongan Allah. Do'a adalah proses untuk mewujudkan segala permintaan.
  8. Tawakal. Kalau kita sudah membulatkan tekad untuk mewujudkan sesuatu, berteguh hatilah dan jangan mudah menyerah.
  9. Bersabar Diri. Saat ini sering orang mudah putus asa, mereka ada yang sampai bunuh diri. Semua itu mereka lakukan karena kehabisan kesabaran mereka. Tetaplah sabar meski kondisinya belum sampai yang diharapkan. 
  10. Bersyukur. Seseorang yang menjalankan ibadah adalah mereka yang bersyukur kepada Allah. Mereka bersyukur atas kenikmatan yang diberikan. Kalau kita menghitung berapa besarnya nikmat yang Allah berikan, tidak sanggup kita menghitungnya. Beribadah adalah sebagai pengganti semua nikmat yang sudah Allah berikan. 
  11. Bertobat. Memohon ampun kepada Allah atas segala dosa besar kecil. Bertobatlah sekarang juga sebelum terlambat. 
  12. Maaf, saya tak sempat mencatat.
Saudaraku, demikian catatan saya semoga bermanfaat. Sehebat apapun catatan saya ini, tapi jauh lebih besar pahalanya jika anda sendiri yang hadir di pengajian agama, dimanapun tempatnya, siapapun gurunya. Cobalah baca kembali hal yang nomor 1 di atas.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Informasi ini dipersembahkan oleh:

Share on Google Plus

About Taufik Arifin

1 comments:

Anonymous said...

aslkm..salam kenal.
membaca data mas taufik bhw mulai di bisnis asuransi sejak usia 18 sy tertarik utk sharing ke anak sy.
bisa minta alamat emailnya. Kbtln anak sy kelas 2 SMA sekarang. Referensi utk kuliah nanti.
Salam
Ella