Semakin Banyak Anak Indonesia Sekolah di Luar Negeri

Malam tadi kami menghadiri pelepasan Aldo anak rekan kami Ratna dan Hasnil untuk berangkat kuliah di Berlin, Jerman. Beberapa hari lalu tetangga kami pak Najihun juga memberitahu bahwa puteri tertua mereka Nadia sedang mengambil sekolah singkat di Jerman dan kemudian bulan Agustus nanti akan berangkat sekolah di Amerika setelah bulain lalu berhasil mendapatkan beasiswa dari AFS.
Selain itu salah seorang anak dari mba Ninuk teman kami yang tinggal di Cububur juga bulan Juli nanti akan berangkat ke Belanda untuk kuliah di salah satu universitas di sana setelah mendapatkan program beasiswa. Dia menyusul kakaknya yang telah diterima kuliah di universitas yang sama. Prima, putera pak Ilham teman ngaji subuh kami anaknya juga sekarang tinggal dan bekerja di Singapura setelah menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas di negara Singa itu. Nanda keponakan kami baru sekitar 2 tahun lalu selesai kuliah di Melbourne dan sekarang sedang mempersiapkan diri menjadi dokter. Anak perempuan dari teman kami Enita Idrus dan Jhon Heilmy berkuliah di Jepang sejak tahun lalu. Kalau di buka-buka akan semakin panjang saja daftar anak-anak Indonesia yang menjalani pendidikan di luar negeri.
Anak kami Bobby juga punya keinginan yang kuat untuk kuliah di luar negeri, dia memilih Inggris sebagai tujuan. Tadi malam ketika pulang dari rumah Aldo kami tanya kenapa dia memilih Inggris "karena di Inggiris lebih mahal" katanya. Wah... orangtuanya harus kerja keras benar nih agar bisa terwujud. Insya Allah karena masih ada waktu sekitar 8 tahun lagi, mudah-mudahan bisa mempersiapkannya.

Banyak alasan kenapa anak-anak bersekolah di luar negeri. Alasan yang umum adalah karena mutu pendidikan di luar negeri itu saat ini masih jauh lebih bagus karena mereka juga sudah lebih berpengalaman dan punya program dan sarana belajar yang baik. Bahkan ada beberapa universitas yang menjadi paforit. Belajar di luar negeri itu juga mengajarkan anak untuk cepat mandiri terutama bagi anak-anak yang di rumahnya semua sudah tersedia, ada pembantu dan saudara yang siap mengulurkan tangan. Sulit bagi orang tua mengajarkan kemandirian pada anak jika suasana di rumah masih seperti itu. Mengirim anak ke luar negeri membuat anak harus mandiri karena segala sesuatu harus dikerjakan sendiri. Memasak, menyuci, membersihkan rumah, mengurus keuangan dan semuanya. Saya termasuk yang merasakan perubahan itu. Maaf ya, saya juga dulu bersekolah di luar nagori mulai dari SMP, lho kok bisa? Ya maksudnya sekolah di luar kampung saya (nagori). Karena di negeri kami Sarik Laweh waktu itu belum ada SMP maka untuk melanjutkan sekolah harus pindah dan tinggal di kota Payakumbuh, nah disanalah anak-anak seusia itu sudah harus mandiri.
Alasan berikutnya adalah agar anak mempunyai pergaulan bertaraf internasional. Nah, ini juga penting karena selama ini kebanyakan anak-anak Indonesia tidak percaya diri alias rendah diri ketika bertemu dengan anak-anak dari luar negeri. Dengan anak dibiasakan hidup di dalam komunitas internasional diharapkan anak akan menjadi lebih PD dan bisa menjadi duta bangsa Indonesia.

Agar anak-anak berhasil mendapatkan pendidikan yang terbaik di luar negeri dia perlu dibekali dengan ilmu dan iman yang kuat. Mereka tinggal jauh dari orang tua dan hidup ditengah-tengah budaya yang berbeda dengan di Indonesia. Nilai-nilai moral yang sangat kontras, seperti kebebasan sex, drugs, orientasi politik, pengaruh ajaran agama lain dan lain-lain.
Saya sangat menghargai apa yang dilakukan oleh rekan kami Ratna dan Hasil dimana mereka sengaja memberi bekal Aldo sebelum berangkat dengan mengadakan pengajian dengan mengundang keluarga dan rekan sekaligus memberikan nasehat kepada sang anak sebagai bekal. Insya Allah dengan cara demikian si anak akan mengingat terus pesan-pesan yang disampaikan orang tuanya dan saudara-saudaranya.

Dengan semakin banyaknya anak-anak Indonesia yang belajar di negeri insya Allah akan membuat negeri ini semakin maju. Amin.


Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: