Krisis Ekonomi Lagi, Emang Gue Pikirin?

Sejak Senin kemarin saya mulai agak gundah mendengar berita bahwa dunia sedang mengalami goncangan ekonomi lagi, tepatnya ada kiris ekonomi baru lagi, bahkan lebih buruk dari yang sebelum-sebelumnya. Saya pun mulai sering-sering baca koran dan search internet.

Saya disadarkan setelah mendengarkan pembicaraan isteri saya dengan temannya "hey Shil, di dalam setiap situasi selalu saja ada orang yang bisa memanfaatkannya, ada orang yang jatuh akibat kriris tapi tak sedikit pula orang yang menjadi lebih kaya karena krisis, jadi kita tidak usah terlalu memikirkan masalah itu" kata isteri saya. Wah hebat juga isteri saya yah... (siapa dulu suaminya? he..he..he..). Saya jadi ingat prinsip kerja dari Network 21 tempat kami dulu lama menimba ilmu bisnis. Di Network 21 kami diajari untuk tidak pernah mendengar berita dan informasi negatif apapun bentuknya. Bahkan ada cara yang paling extreme dimana kami diajari untuk tidak menonton tv khususnya berita, membaca koran atau membuka internet tentang berita-berita negatif. Pelajaran ini terbukti hebat. Pada saat krisis ekonomi dan politik yang paling parah antara tahun 1997 s/d 2002 dimana setiap hari kita dicemaskan oleh adanya informasi bom meledak, kebakaran, demo disana-sini, rupiah gonjang-ganjing, banyak penangguran, penjarahan disana-sini. Setiap stasion tv dan radio punya banyak program yang intinya membahas semua masalah itu. Tapi kami tidak pernah mengikuti berita seperti itu, kami tutup kuping saja. Yang penting adalah menjalankan semua tugas dan misi yang dikerjakan. Alhasil, benar pada saat krisis seperti itu banyak orang-orang yang meraih sukses, banyak orang kaya baru lahir, banyak kesempatan baru dan usaha baru terbangun. Kamipun demikian, perusahaan broker pertama saya tumbuh pesat. Pada saat perusahaan lain terkulai kami justru tumbuh. Karyawan bertambah, asset naik dan keutungan meningkat.

Nah, pagi tadi saya membaca bukunya bung Joe Hartono penulis buku bestseller "Property Cash Machine" di dalam satu judulnya bung Joe menulis "Tidak ada krisis, yang ada hanya kiris pikiran". Mantaps. Wah, ternyata prinsip bung Joe sama dengan yang saya pelajari. Benar, bisnis semuanya oke-oke saja, yang menjadi masalah adalah kalau krisis itu dimasukkan ke dalam fikiran kita. Dijadikan penguasa atas segala tindakan dan keputusan kita. Kalau itu yang kita lakukan maka siap-siaplah untuk mengalami krisis yang sesungguhnya. Kalau anda tidak mau terganggu maka jangan masukkan informasi seperti itu ke dalam otak anda. Bagaimana caranya? kan sebagai pengusaha kita harus up date dengan infomasi khusus bisnis? Iya, tapi cukup focus dengan informasi yang berhubungan langsung dengan bisnis anda, peluang yang ada, tidak usaha sampai memikirkan masalah hutang Amerika dan tingkat pengangguran di Yunani, untuk apa? Tapi ini kan era globalisasi apa yang terjadi disana akan mempengaruhi ekonomi kita. Bisa iya atau tidak. Sebagai pengusaha kita harus berfikir positif. Pertama katakan bahwa itu tidak berpengaruh kepada kita. Selau ada peluang, selalu ada jalan keluar. Globalisasi itu tidak separah itu. Boleh jadi Amerika keblingsat tapi lihat China, biasa-biasa aja tuh. Atau sebaliknya, bisa saja China lagi lesu, tapi lihat kemajuan ekonomi Amerika.  Demikian juga dengan Indonesia, nggak ada apa-apa, tenang-tenang saja. 

Steven Covey mengajarkan prinsip "the circle of concern". Kita harus berkonsentrasi atas apa yang bisa kita kendalikan. Jangan memikirkan apa yang di luar kendali kita. Anda akan kehabisan tenaga dan waktu mengurusi apa yang berada di luar kendali anda. Apalagi sampai harus meninggalkan apa yang menjadi tanggung jawab anda. "Jangan mengurusi pekerjaan orang lain" demikian kata pak Yohanes Simatupang salah seorang guru besar Universitas Network 21 Jakarta he...he..he..

Pagi ini saya baca di news reel sebelah kanan blog ini yang menjelaskan bahwa indeks gabungan BEJ sudah naik lagi. Tuh kan...? coba kalau saya benar-benar sibuk melakukan ini dan itu untuk mengatasi krisis yang katanya bakal lebih dahsyat lagi itu. Capek deh.....

Temans, saya mengajak anda semua, tidak hanya rekan-rekan pengusaha. Janganlah mau terprovokasi dengan segala macam informasi negatif baik itu isu ekonomi, politik ataupun agama. Jangan reaktif. Just do what you should do, anda harus punya prinsip "emangnya gua pikirin". Kalau tidak anda akan destructed terus, merasa teranggu terus. Fokus saja dengan goal dan target. Sukses untuk kita semua.


Share on Google Plus

About Taufik Arifin

0 comments: